21+

mature content singkat doang.

ini nyebutnya, hazel-sarah.. atau hazel-(solo)? WKWK

go find out! py reading jgn lupa dilike.


hazel memasuki rumahnya dengan kondisi hati berantakan. akan sangat bohong jika ia mengatakan bahwa hatinya baik-baik saja setelah kekasihnya, sarah adelaine, melakukan photoshoot dengan pakaian kurang bahan seperti itu.

tidak tidak.. berlebihan. hazel sendiri sebenarnya sangat paham bahwa pekerjaan sarah memang begitu sejak kuliah, namun entah kenapa makin kesini rasa posesifnya pada sarah semakin besar dan membuncah. apa lagi, agensi sarah kerap kali memberikan pakaian minim benang mentang-mentang badan kekasihnya sangat bagus dan proporsional.

“hah!”

yang benar saja?! punggung putih itu harusnya hanya hazel seorang yang melihat. bahkan.. tunggu dulu! hazel segera membuka ponselnya dan menggulir ruang obrolannya dengan sarah beberapa saat lalu..

nah, ketemu! apa-apaan dengan outfit ketiga yang dikirimkan sarah tadi? bahkan hazel sendiri kena sensor karena gadis itu sepertinya berpikir bahwa foto yang satu itu memang terlalu terbuka. apa lagi di bagian dada..

gila! hazel segera mengurai dasi kerjanya asal-asalan dan melempar ke kasur. ia lepas kaitan kancing kemejanya satu persatu hingga lepas seutuhnya akibat gerah bukan kepalang.

“javi sialan.. kenapa juga dia harus ikut ke rotterdam? bukannya udah resign?!” hazel masih mengumpat tiada henti sembari kini melepas jam tangan dan meletakkannya sembarangan di meja.

jangan salah paham, sebenarnya hazel termasuk lelaki yang menjunjung tinggi nilai kerapian. namun persetan dengan detik ini karena isi otaknya sudah kacau tak terselamatkan.

semuanya hanya karena sarah.

sarah adelaine. wanitanya.

“arh!” hazel mengerang, memasuki kamar mandinya guna menyegarkan pikiran. lelaki itu melucuti semua pakaiannya hingga kini tak menyisakan sehelai benangpun ketika masuk ke dalam bilik kaca kamar mandi.

lelaki itu menyempatkan diri menatap ruang obrolannya dengan sarah sebentar sebelum kemudian mulai menyalakan shower dan membiarkan kepalanya tersiram dinginnya air.

pertanyaanku, berhasil jadi dinginkah otak hazel saat ini?

“sarah.... bisa gila, aku.” lelaki itu menggumam serak ketika tanpa sadar mulai mencekali miliknya sendiri di bawah sana. otaknya berjalan kesana-kemari, mengingat kembali foto-foto hasil kiriman sarah tadi agar terpatri jelas dalam pikirannya.

tak banyak buang waktu, hazel segera mengurut miliknya sendiri naik turun sesuai irama. “nghhh, fuck sarah!” lelaki itu menggeram serak dan memejamkan matanya kala kenikmatan mulai melanda. ia kocok perlahan naik turun, membayangkan jika itu adalah tangan sarah yang tengah memberikannya servis saat ini.

“ahh, shit.. shit! kenapa nggak pernah nurut sama aku? aku gak minta kamu mundur dari kerjaanmu, adelaine... aku cuma minta kamu selektif dengan outfitnya! ahhh... yes, like that..”

mulut hazel berkicau tiada henti, kadang mengomel, kadang mendesah, kadang meracau tak jelas..

ia masih terus mengurut dan mengocok pusakanya sendiri dengan ritme stabil sampai-sampai otaknya kembali mengingat cumbuan panasnya dengan sarah 3 bulan lalu.

bagaimana mereka saling bertukar saliva di atas meja kantor, bagaimana kaki sarah yang mengitari pinggang hazel dengan erat untuk mengunci gerakan, bagaimana pula cara gadis itu memberikan jilat basah pada leher hazel... oh, hazel sungguh merindukan wanitanya.

“ahh, fuck adelaine.... ternyata kita memang gak punya banyak waktu untuk berduaan akhir-akhir ini.. nghhh, yes.. faster!” hazel kembali memejamkan mata dan menggerakkan tangannya cepat di bawah sana, otaknya kembali mengingat suara erangan sarah yang selalu menjadi favoritnya kala ia akhirnya menegang dan meledakkan cairannya di kaca kamar mandi.

“AHH, ADELAINE....” desahnya menguar lumayan kencang meski sudah teredam oleh suara gemericik air. lepas sudah hasratnya yang sudah bergejolak sejak berada di kantor tadi siang.

setidaknya, begini dulu untuk saat ini. entahlah apa yang akan terjadi nanti ketika hazel sudah menjemput sarah di bandara. mungkin, mungkin.. ia akan memberikan kicauan kepada sarah ketika di dalam mobil atau membiarkan sarah memberikan teriakan tepat di samping telinga hazel.

tak pelak, keduanya memang cukup liar jika sudah berurusan dengan kedewasaan.