🎊
Carissa sudah menyelesaikan proses makannya tanpa ada adegan garpu terbang seperti yang ia sebut sebelumnya.
Gadis itu terdiam dan hanya bisa menopang dagunya diatas meja demi memperhatikan pergerakan jemari Jaehyun yang tengah menari cepat di atas layar ponselnya.
Terkadang lelaki itu terlihat mengernyit dan sesekali menggaruk tengkuknya sendiri bukti sedang berpikir serius.
Baru saja Carissa hendak memanggil namanya, Jaehyun sudah buru-buru meletakkan ponselnya keras diatas meja dan menatap ke arahnya lengkap dengan membentuk tanda silang di depan dada, “Ini gue nggak lagi chatting sama cewek lain loh Car? Gue chatting sama anak grup FH doang. Sumpah deh.”
Hah?
Carissa langsung mengerutkan alis bingung mendengar penuturan Jaehyun yang cepat dan panjang tersebut, “Lah emangnya gue bilang apa kak?”
Jaehyun menggeleng, “Nggak bilang apa-apa, tapi kata Doyoung nanti lo salah paham.”
“Haaa?”
Carissa mangap lebar banget dan seperempat detik kemudian lanjut menarik gelasnya mendekat dan menyeruput minumannya yang masih tersisa separuh dengan tarikan kencang.
“Jangan cemburu ya Car.” Jaehyun tiba-tiba berucap dan seketika itu juga berhasil membuat Carissa keselek sampai batuk-batuk nggak jelas di posisinya.
Hidungnya bahkan sudah terasa perih akibat tersumbat soda yang barusan ia tegak.
“Heh astaga pelan-pelan dong kalo minum Car.” Jaehyun berucap panik seraya bangkit berdiri dan menepuk-nepuk punggung Carissa pelan.
“Sialan lo kak.” Gadis itu merapal rutukan seraya berusaha menarik oksigen sebanyak-banyaknya setelah selesai dengan acara keseleknya barusan.
“Kok gue?”
“Ya lo bikin kaget, lagian mau lo chat sama A B C juga gue mana bisa cemburu orang gue bukan apa-apa.”
Jaehyun seketika mengerucutkan bibirnya dan kembali duduk dikursinya, “Padahal kalo mau cemburu ya cemburu aja gapapa.”
“Apa?”
Hening.
Lelaki tersebut tidak menyaut, kedua tangannya yang bebas ia gunakan untuk menuangkan air putih ke dalam gelas kosong lain agar Carissa bisa meminumnya, “Minum dulu nih Car, perih kan abis keselek?”
“Hng.. Ya iya.” Gadis itu terpaksa setuju lalu menerima uluran gelas tersebut dan meneguknya cepat.
“Hm, Car..” Suara Jaehyun kembali terdengar memanggil namanya.
“Lo mau tau nggak, alesan gue ngajak lo ke tempat kayak gini alih-alih pergi jalan ke tempat lain?” Ia bertanya dengan pandangan mata yang mengawang lurus kedepan.
Carissa diam, lalu menggeleng. “Kenapa kak?” Tanyanya seraya menatap mata Jaehyun yang kini juga sudah kembali melihat ke arahnya.
“Dulu gue sering banget dateng ke restaurant ini bareng mama papa sama Sungchan Car.” Alih-alih menjawab, lelaki itu malah bercerita.
“Ya tentu aja pas semua keadaan masih baik-baik aja, terus setelah mereka cerai, gue sama sekali nggak pernah masuk kesini. Bahkan buat sekedar noleh ngelirik waktu mobil gue ketahan macet didepan sana aja gue nggak mau. Tempat ini beneran nyimpen sejuta kenangan manis dan pahit disaat yang bersamaan.” Tuturnya panjang seraya menghela nafas berat.
Kenangan-kenangan tentang keluarga kecilnya yang dahulu masih utuh itu kembali datang menghunjam pikirannya.
Carissa hanya bisa mendengarkan cerita Jaehyun tersebut dengan seksama tanpa berani menyela.
Sesekali gadis itu melihat pupil mata Jaehyun yang bergetar ketika berbicara tanda ia sedang menahan sesuatu yang berat di dasar lubuk hatinya.
“Hari ini gue ngajak lo kesini di hari penting keluarga gue bukannya tanpa alesan ataupun kebetulan semata Car. Tapi karena gue mau buktiin kalo saat ada lo, gue nggak bakalan kenapa-kenapa.”
Hening.
Carissa masih sibuk mencerna segala perkataan Jaehyun dalam diam. Bahkan suara dentingan alat makan yang berasal dari ruangan pengunjung lain sampai masuk menembus ruangan mereka.
“Semuanya udah terbukti dari gue yang masih betah ada disini meski makanan gue udah habis lima belas menit yang lalu.” Suara Jaehyun kembali memecah hening, dan dengan tulus dipaparkannya senyumnya yang paling indah kepada Carissa malam ini.
Gadis itu masih diam dan belum bisa menemukan suaranya sendiri.
Dilihatnya senyum Jaehyun yang mengembang disana, namun entah kenapa yang ia tangkap bukanlah sebuah senyum bahagia, tapi senyum yang tertahan karena terhalang beban pikiran.
“Kak, gue tau kalo lo adalah cowok baik dan kuat. Gue yakin lo bakalan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan dijauhkan dari semua yang jahat. Dengan kata lain gue mau bilang kalo lo nggak bakalan pernah kenapa-kenapa karna disekitar lo ada banyak sahabat yang akan selalu dukung lo di keadaan apapun.” Carissa akhirnya mengeluarkan suaranya yang terdengar begitu bergetar seraya mengelus punggung tangan Jaehyun yang dingin diatas meja.
Jaehyun kembali tersenyum, lalu ganti menggenggam jemari Carissa dan meremasnya pelan. “Itu juga akan terjadi sama lo Car, trust me.”
Carissa mengangguk yakin, dan detik itu juga dirasakannya tangan Jaehyun sudah kembali menghangat disana.
Keadaan di ruangan tersebut benar-benar terasa sempurna hingga beberapa menit kemudian lampu di atas mereka mendadak meremang, disertai suara musik yang mengalun pelan dari pengeras suara.
“Carissa, thankyou for existing in this world and come to my life to fix every broken pieces in my heart ya? Thankyou for always being warm and being you in every situation too.” Jaehyun mengucap panjang lebar dengan menggunakan bahasa tetangga yang hanya tiga per empat bagian menyerap di otak Carissa.
Gadis itu baru saja ingin menanggapi ketika tangannya yang masih berada dalam genggaman Jaehyun itu ditarik berdiri sampai mereka berdua kini berhadapan di samping meja.
“Hm Car, mengingat masa lalu kita berdua sama-sama naas, gue rasa mama lo nggak akan pernah ngijinin anaknya pacaran sama cowok sembarangan yang main tembak ditempat umum tanpa privasi.”
“Hm?” Suara Carissa terdengar ciut dan begitu bergetar mendapati tubuh Jaehyun yang tinggi itu begitu dekat dihadapannya.
Jantungnya yang tadi sempat tenang itu kembali berdegup kencang tidak terkendali, bahkan rasanya hampir copot saking cepatnya dentuman tersebut.
“Gue sengaja reservasi ruangan paling ujung dan siapin ini semua biar lo percaya kalo perasaan gue nggak main-main.”
Carissa mendongak dan menatap mata Jaehyun yang sialnya makin bikin parah keadaan, gadis itu bahkan sudah merasa kakinya melemas dan kerongkongannya begitu tercekat. “Jadi?”
Jaehyun tersenyum dan memegang kedua pundak Carissa dengan gerakan pelan, “Jadi gue harap lo mau percayain hati lo ke gue kayak gue mau percayain hati gue ke lo.”
Hening sebentar.
Suara alunan lagu yang merdu tersebut benar-benar membuat Jaehyun hanyut dalam pikirannya sendiri, sehingga tanpa ragu lelaki itu mengeluarkan permintaan penutupnya dengan tegas dan jelas. “Percayain hati lo ke gue ya, Car?”
Glek.
Carissa menelan ludah secara kasar dan menikmati detak jantungnya yang kian liar didalam sana.
Tatapan mata Jaehyun yang gusar karena menunggu jawabannya semakin membuat lidah Carissa membeku, namun setelah sadar, gadis itu segera mengangguk dengan gerakan yang sepenuhnya yakin seraya berucap, “Gue percaya sama lo, kak.”
Hm?
Jaehyun reflek mematung di tempatnya berdiri dan hanya sanggup memperhatikan Carissa yang berdiri kaku di hadapannya, “Serius Car?”
“Lo kenapa masih suka nanyain hal yang udah jelas sih kak?”
“Coba ulang, gue mau denger lagi jawabannya.”
Carissa mendengus, “Ya gitu, gue percaya, sama lo.”
Mendengar jawaban Carissa yang terputus-putus malu itu membuat Jaehyun mengembangkan senyumnya cerah dan langsung merengkuh pinggang gadis itu agar masuk ke dalam pelukannya.
“Emang di ruangan ini nggak ada orang, tapi CCTV-nya nggak mati kak.”
“Bodoamat biar CCTV-nya jadi bukti dan tau siapa manusia yang paling bahagia malem ini.”
“Siapa?”
“YA GUE LAH, JUNG JAEHYUN.”
Carissa reflek terkekeh ringan, “Siapa yang sangka kalo semua ini berawal dari puntung rokok lo yang gue temu depan koridor kak?”
“Hm?” Jaehyun bingung dan meregangkan sedikit pelukannya, “Kenapa puntung rokok?”
“Ya kan awalnya gue chat lo gara-gara lo buang puntungnya sembarangan?”
Lelaki itu menggeleng, nampak tidak setuju. “Menurut gue ini semua berawal dari jaket sih.”
“Jaket apa? Jaket mantan lo itu?” Carissa bertanya seraya menarik mundur badannya.
“Jaket gue dih Carissa kok ngeyel jaket mantan terus sih daritadi?!”
“Sama aja, bucin kok sama parfum mantan! Sampe ga boleh gue cuci bayangin aja..”
“Wait, udah mulai bisa cemburu nih ceritanya?”
“Iyalah, gue udah berhak buat cemburu juga..”
Jaehyun tersenyum dan kembali menarik badan Carissa kedalam pelukannya, dielusnya pelan puncak kepala gadis itu seraya berucap, “Bentar lagi semua cewek di dunia bakal gue buat cemburu karna sekarang gue bakalan bucin akut ke lo seorang doang Car.”
Hah?
“Jangan kak, serem.” Carissa membalas, namun ia tau pasti jika hatinya sudah jatuh dan menghangat total dalam pelukan Jaehyun malam ini.