3.48
▪︎ BALIK LAGI SAMA JFAEY PASANGAN HOT AGAK SOMPLAK KITA DI SORE HARI INI HAHAHA.
▪︎ 21+
▪︎ as always lower case.
HAPPY READ
“mandi dulu ya?” feyna bertanya kepada jayden yang kini tengah membaringkan tubuh di sofa ruang tengah seraya memejamkan mata.
lelaki itu mengangguk mengiyakan, namun sebelum gadisnya melangkah pergi, jayden dengan segera menarik pergelangan tangan feyna agar jatuh diatas pahanya.
“bentar deh, elus-elus bentar baru boleh mandi.”
sial. jayden sedang lelah rupanya.
“kalo lagi capek main besok aja gak papa deh jay, gue solo di kamar gampang, cepet.”
“hm?”
feyna hanya diam dan mulai mengelus pelan puncak kepala jayden yang kini masih saja memejamkan matanya.
“lo tidur aja, gue gak papa.” ulang feyna dengan pelafalan yang lebih jelas.
“mana bisa gue tidur?? si kecil udah bangun sejak tadi.”
“lah lo merem terus, ngantuk kan?”
“gak ngantuk fey, cuma pengen selonjoran aja bentar.”
feyna mendengus pelan dan kini hanya menatap wajah tenang pacarnya dalam diam. “jay! jayden alkiano yang ganteng banget itu punya siapa sih?”
“apa fey?”
“jayden alkiano. punya siapa?”
“hell? ya punya lo, lah.”
“hahahaha jijik sih, aslinya gue bercanda doang.” feyna terkekeh lantas mulai menurunkan diri dan duduk diam di atas karpet.
keinginannya untuk mandi tadi musnah sudah akibat pesona jayden yang kini berada diam di depannya.
lelaki yang sudah menemani selama 6 tahun itu benar-benar tidak mengalami perubahan sedikitpun.
dari perlakuannya yang lembut dan selalu menuruti apa permintaan feyna, dari sikapnya yang kaku namun benar-benar perhatian disaat yang bersamaan.
tanpa sadar feyna tersenyum dan mengecup ringan bibir jayden yang saat ini sedang kering-keringnya, lantas tertawa ringan. “kering amat tuh bibir kayak gurun sahara.”
“ya makanya lo basahin sekalian lah fey.”
“ya minum jay, kok minta gue?”
“mau minum punya lo aja. bosen, air putih tawar.. gak seksi juga kan gak bisa ngedesah.” lelaki itu berucap dengan nada usil seraya dengan tiba-tiba membuka mata dan menegakkan badannya.
kaget?
ya tentu saja.
memang jayden manusia sialan.
“yuklah, mau main di sofa apa karpet kita hari ini?”
“heelll. lo mau main di sofa apa karpet juga sama brutalnya ya gak sih jay..”
“tapi perasaan tadi ada yang minta dikasarin sih pas di kampus. siapa ya, babe?”
“hng.. ya gue sih..”
jayden lantas tergelak sebentar, lalu dengan gerakan yang mendadak ia mulai menarik pinggang gadisnya agar segera naik di atas pangkuan.
posisi yang benar-benar lelaki itu sukai, dengan tubuh feyna yang berada dekat di hadapan wajah dan suara desahannya yang bisa ia tangkap dengan leluasa.
“padahal gue bilang kalo gue mau mandi dulu loh..” feyna mencela ketika tangan jayden sudah mulai melucuti pakaiannya sendiri dengan gerakan cepat.
“percuma mandi, nanti keringetan lagi..”
“ya tapi kan ini kita abis ngampus bodoh.”
“ngampus dua jam duduk di lab ber AC aja ribet kek bau apaan fey.”
“tapi lo bau jay.”
“masaa???”
feyna tertawa, lantas menangkup wajah jayden dan mengecupnya di berbagai area berulang kali. “bercanda gue bercanda..”
“mau mulai main masih sempet bercanda ya???”
feyna mengedikkan bahunya dan menatap intens mata jayden yang kini juga tengah menatapnya tanpa kata.
“fey.”
“apa?”
“lo nanti pasti bakal nikah sama gue kan?”
uhuk.
“bajingan, tiba-tiba banget apa coba sih jay?”
“ya soalnya gue kepikiran buat gak nikah sampe tua kalo gak pasangan sama lo?”
“APA BANGET ANJIR JAYDEN GELI GUE DENGERNYA.”
lelaki itu reflek mengerutkan alis lucu, lantas mulai menarik tengkuk feyna maju dengan gerakan terlampau sensual dan langsung membabat habis jarak yang sempat terbentang.
dilumatnya kasar atas dan bawah bibir ranum tersebut dengan rakus seraya sesekali menyedot permukaan bibir feyna hingga sang pemilik reflek saja kelimpungan mencari asupan oksigen.
decakan-decakan liar yang tercipta di ruang tengah apartment feyna itu mulai menggema dan menambah gairah kedua manusia yang kini tengah sibuk menjamah satu sama lain.
tangan jayden yang awalnya diam mulai ia gunakan untuk meremas pelan bongkahan payudara yang masih tertutup atasan dengan perlahan.
sengaja.
lelaki itu sengaja tidak mengendorkan sedikitpun ciumannya agar feyna meminta ampun karena tidak menanggapi serius ucapannya pekara menikah tadi.
*“jay.. mmmh, gue sesek please lepas dulu.” feyna mendorong pundak jayden paksa seraya menarik oksigen dengan cepat karena paru-parunya terasa kosong detik ini.
jayden hanya menaikkan satu alisnya sebagai tanggapan dan lanjut melucuti atasan feyna dengan gerakan yang begitu lincah.
dielusnya pelan punggung putih gadis itu hingga tidak butuh waktu lama jayden sudah berhasil melepas kaitan bra merah maroon milik feyna dan melemparnya ke meja seberang.
“yang tenang dong lo, brutal sih brutal tapi gakh.. ahh.” ucapan gadis itu terpotong karena bibir jayden yang kembali maju dan menjilati area payudaranya dengan lihai.
lelaki itu bahkan sesekali menyedot dan menggigit-gigit kecil ujung puting gadis itu yang kali ini sudah menjulang akibat nafsu yang memuncak.
“jayyhh.. astaga lo sumlah..,”
“desah aja kalo keenakan fey, jangan ngomel mulu ah gue mau fokus.”
sialan.
jayden memang benar-benar sialan.
“gigithnya ya jangan kenceng-kencengh jayyh, mmmh.” feyna benar-benar kelimpungan dan hanya bisa memejamkan mata akibat permainan mulut jayden pada payudara kanannya.
lelaki itu menjilat area itu sekali lagi sebelum akhirnya menarik jilatannya naik menuju leher dan belakang telinga feyna yang tadi masih belum sempat disentuhnya.
“sabun lo wangi banget fey. ganti pake punya TBS ya?”
“mmmh.. heemh”
“ditanyain desah terus, enak?”
*“heehmh jay.”
jayden tersenyum singkat dan mengecup pelan cuping feyna berulang kali hingga akhirnya mengangkat pantat gadis itu dan menurunkannya di atas karpet.
“play me fey. with your hand.”
paham akan perintah jayden, gadis itu segera menurunkan celana kekasihnya dan mendorong paha tersebut hingga jatuh duduk di atas sofa kembali.
“pake tangan, jangan pake.. *ahh fuck. feyna you crazy or whath??”
lelaki itu reflek mendesah berat dan memejamkan mata akibat mulut panas feyna yang tiba-tiba maju dan melahap separuh kejantanannya yang menegang.
*“feyh, i told you to play with hand but whyh ahhh shit jangan disedot fuck enak bangeth.” jayden lagi-lagi meracau seraya tangannya menyingkirkan anak rambut gadisnya yang berjatuhan liar di depan wajah.
raut wajah seksinya yang begitu enak dilihat dan suara sedotan-sedotan kecil yang menggema benar-benar menambah gairah seksual dalam ruangan tersebut.
“feyh, stop, bibir gue kering. mau minum punya lo, sekarang.”
“hah?”
tanpa banyak bicara jayden segera mengubah posisi gadisnya agar menungging di atas karpet.
“i said kalo bibir gue kering, so i'll eat this nicely right now.” lelaki itu berucap dengan nada rendah dan mengelus perlahan celah sensitif feyna yang sudah basah, lantas mengecupnya pelan dan menjilatnya dengan bersih.
sedotan demi sedotan dan gigitan demi gigitan ia layangkan agar ruangan ini kembali terisi oleh suara desahan feyna yang memang terlampau seksi.
“jayh. langsung aja, pleaseh.. gue gakh kuat kalo lo mainin gituh terus, ahhh.” desahan kencang tersebut lolos begitu saja ketika tusukan 3 jari jayden masuk tanpa ijin ke dalam lobang dan mengocoknya liar.
“gakh mau keluar dulu, pleaseh jayden.. masukin punya lo aja. just fuck me harder and crazily right now..”
mendengar itu jayden segera menghentikan gerakan jarinya dan mengangguk samar, lantas mulai berlutut dan menggesekkan pusakanya pelan pada celah feyna yang kini sudah semakin merah akibat permainan ganasnya beberapa detik yang lalu.
“don't you dare to fuckin tease me lah jay.”
“cuma mau say hello doang sebelum masuk rumah padahal.”
“tapi kan, ahhhh.” belum selesai ucapannya keluar, jayden sudah melesakkan miliknya masuk hingga tertelan seutuhnya di dalam sana.
lelaki itu mulai memompa dengan ritme pelan dan menikmati setiap pijatan ringan yang ia terima dari dinding kekasihnya yang kini mulai menggila di depannya.
*“harder babe. just do it harder i'm okayhh.”
“as your wish, lady.” jayden menurut dan mulai melesakkan kejantanannya masuk semakin dalam hingga menumbuk titik sensitif kekasihnya di ujung sana.
setiap tumbukan yang diberikannya benar-benar membuat feyna kelimpungan dan meracau liar akibat keenakan.
“ganti posisi jayh?”
“lo belum keluar, tumben?”
“mau main lama. gue di atas yah?”
“wow.. bener-bener h word ya lo hari ini?”
feyna mengangguk dan menarik tubuhnya hingga batang jayden terlepas, lantas mulai mendorong pundak jayden agar menempel di kaki kursi.
gadis itu menjatuhkan ciuman dan jilatan sensual pada bibir jayden sebelum akhirnya mulai mendudukkan diri pada pangkuan jayden.
lagi.
posisi favorit ini kembali terulang seperti awal tadi.
bedanya sekarang feyna tidak hanya diam di atas pahanya, namun mulai menggerakkan diri maju dan mundur dengan ritme teratur dan mulai mendesahkan namanya berulang kali.
shit.
gadis itu benar-benar seksi jika sudah berinisiatif untuk memimpin pergerakan seperti ini.
“jayh..”
“yesh baby?”
“jangan berani-berani kasihin punya lo ke orang lain, karna selain itu punya lo, itu juga udah jadi kepunyaan gue.”
jayden tertawa disela kegiatan tersebut dan kembali memagut bibir feyna lama.
desahan yang tertahan di dalam ciuman itu menambah sensasi tersendiri hingga akhirnya tanpa sadar jayden mulai menepuk-nepuk liar pantat feyna dan memaju-mundurkannya secara brutal.
“ahh jaydenh..”
“kenapa? mau keluar?”
“heemh.”
“tahan feyh, gue bentar lagi juga mau keluar.”
“gakh tahan jayh.. udah capekh.”
jayden mencium pelan pelipis gadisnya dan menidurkannya cepat di atas karpet lagi lantas dengan gesit melesakkan kembali miliknya di dalam sana.
“oh shith jayh..”
“ketahan gara-gara jeda ya?”
“heemh..”
lelaki itu tersenyum dan menggenjot gadisnya dalam tempo cepat agar keduanya bisa segera mengakhiri sesi satu yang daritadi tidak ada ujungnya itu dengan puas.
dikulumnya ringan payudara feyna dengan pelan dan sesekali menyedot putingnya kuat, membuat ricauan feyna dibawahnya semakin tidak jelas dan kencang tidak terkendali.
“ah jayh i'm close.”
jayden mengiyakan dalam hati dan segera menaikkan bibirnya ke atas demi meraup kasar bibir ranum feyna tanda ia juga sudah dekat menuju puncak.
“nowh babe, together.” jayden mendorong miliknya hingga ujung dan melepaskan cairan putih itu bersamaan dengan milik feyna di dalam sana.
keduanya terengah.
jayden reflek menimpa tubuh polos feyna seraya mengecup keningnya berulang kali.
“thanks jay.”
“no need too.”
“soal pertanyaan lo tadi kalo gue bakal nikah sama lo apa nggak, jawabannya gue nggak tau..”
“hmh?” lelaki itu melotot tidak terima, membuat feyna lagi-lagi tergelak dan menarik dagu kekasihnya mendekat, lantas mengecupnya singkat.
“tunggu lo lamar gue dulu maksudnya.”
sialan.
jayden mengerutkan alis kesal dan spontan menggerakkan pinggulnya pelan demi menggoda bagian bawah mereka yang masih menempel satu sama lain.
desahan ringan feyna kembali terdengar, “lagi serius bisa-bisanya ya lo jay?”
“abisnya jawab yang bener, mau nikah sama gue gak lo?”
“bilang di depan kak levin dulu, baru gue jawab.”
“okeee. this week gue bakal ke surabaya nemuin dia.”
“seriusan?”
“gue ajak papa mama gue sekalian kakek nenek biar lo percaya gue mau nikahin lo seceph..” ucapan lelaki itu tidak berlanjut karena feyna kembali menempelkan bibirnya dengan gemas pada milik jayden.
“iya, percaya. mau gue mau. gila aja gue gak mau nikah setelah kita hampir tiap minggu mau berhasil bikin anak?”
“anjir. iya juga kalo kita udah bulan madu bolak-balik?”
keduanya terkekeh ringan dan berakhir saling peluk satu sama lain.
“love you jay, always.”
E N D.