9 nov 2023
nih buat ngobatin kangen anda-anda semua ini pada kalandra dan celine.
ga penting diskip boleh.
lowercase.
happy reading!
malam ini kalandra dan celine duduk di teras kos celine yang penerangannya mengalahkan lampu indomart. nasya, pemilik kos, mengganti lampunya tadi siang dan sepertinya salah membeli seperti yang biasanya.
kalandra duduk di sebelah celine sambil sesekali menggoda jemari gadis itu yang sibuk menari di atas keyboard laptop. mengerjakan skripsi.
“bisa diam tidak?!” celine melotot ketika lengannya kini dicubit-cubit pelan.
“hehehehehe.”
sialan. kalandra mode pacaran ternyata berbanding terbalik dengan kalandra mode mencari mangsa. diam, hening dan kerennya seperti musnah 50 persen. digantikan oleh sisi aslinya yang ternyata super clingy. sedikit-sedikit bahkan bisa marah ketika celine melakukan kesalahan. seperti kemarin ketika gadis itu terkena pisau, kalandra benar-benar berisik memberi petuah dan mengomel 10 menit full. ya meskipun tangannya juga ikut bekerja memasangkan hansaplast sih... bentuk sayang lelaki itu memang agak unik.
“besok jam 11 aku jemput cari tepung habis itu jam 1 aku balik kampus bentar.” kalandra berujar seraya merogoh saku celananya. mengeluarkan ponsel. “kamu ada temu dosen kapan lagi?”
aku-kamu...
mereka berdua memang tidak jelas. kadang aku-kamu, lebih seringnya lo-gue. sesuai mood saja. jika sedang bercanda malah love languagenya berubah jadi act of tampol dan words of misuh... biasa. padahal pacaran juga masih barusan.
“lusa sih, jam 7.”
“aku anterin.”
celine menggeleng. “gak usahhhhh. itu masih kepagian untuk mempekerjakan lo sebagai sopir.”
“sialan.”
“omong-omong besok aku mau ntu dong kal.. ngerjain skripsi di kafe antariksa.”
“kafe mana tuh?”
“ada lah biasanya gue kesitu bareng bebel. sepi terus enak buat fokus.”
“oke..?”
celine menoleh. “cuma mau fokus doang, gak mau nostalgia kok. suer.” ujarnya meyakinkan ketika melihat tampang kalandra sensimen di sampingnya.
kemudian hening. celine kembali fokus mengetik di laptop dan kalandra menyender di lengan gadisnya sambil bermain ponsel.
“berat gak?” kalandra bertanya. “bisa ngetik kan?”
“aman.. maap yah gak bisa mengelus keningmu dulu. nanti pas mau pulang gantinya aku kecup deh.”
“HALAH HALAH TERAKHIR SOK MAU NYIUM KENING GUE BABLASNYA LO NAMPOL YA CEL..”
“ih itu kan gara-gara muka lo songong anjir.”
“cium tinggal nempel aja dipasangin ekspresi begitu dah salah tingkah.” kalandra mencibir. memang pada dasarnya lelaki satu ini senang melihat celine malu-malu sih. rasanya puas sekali sebab ia jadi tau bahwa rasa suka celine padanya memang tidak main-main dan sama besarnya.
“sabtu berangkat subuh cel.”
celine melotot. “kenapa subuh-subuh?! lo kekurangan jam kah?”
“naik kereta jam segitu enak tau.. gue pernah sama rendy iseng berduaan doang ke jogja.”
“terus di jogja ngapain?????”
“nginjek lantai stasiun, beli roti, balik.” kalandra ngakak setelahnya. itu murni karena rendy dan dia saja yang memang gila dan kurang kerjaan pada masanya.
“besok pas disana gue ajakin muter atom, makan sambelnya itu loh emak siapa sih.. bu.. eh, apa oma ya?”
kalandra menyembur. “omanya siapa babe?”
“seriusan anjing.”
“ya gue juga seriusan nanya omanya siapa?”
celine merengut. dia lupa. “makan pangsit aja deh. sama cakwe tuh muter aja di bawah.”
kalandra hormat. “siap laksanakan!!!”
celine tertawa, lalu memeluk pinggang kalandra dari samping. “gemes banget sih lo nih hah?!”
lelaki itu kaget, namun kemudian ikut tertawa. “aduh duh, gemes ya cowoknya ya kak ya?”
“oh iya lah!!! mas tau gak saya ngejar cowok saya ini mati-matian?”
“masa sih kak?”
“iya mas serius. saingan saya ayam warna-warni!!!!”
tawa kalandra lepas makin kencang. ia lalu mengusel pucuk kepala celine karena sayang bukan main.