another kalcel's random day.
pukul 2 lebih 10 menit, kalandra yang memang sengaja memberikan kelonggaran pada gadisnya agar tidur 10 menit lebih lama itu akhirnya memulai panggilan suara.
pada dering ke-5 hela napas celine mulai terdengar masuk ke rungu kalandra. hanya itu saja dan belum bersuara. namun setelah sekian detik berlalu, suara serak khas bangun tidur itu akhirnya menyapa juga.
“bisa gak sih, molor dikit.. gue gak mau mandi. gue tuh bermusuhan dengan air.” celine merengek untuk pertama kalinya pada kalandra. membuat lelaki itu yang kini tengah sibuk menenteng handuk untuk mandi reflek merinding seketika.
ia sudah tentu sering saling telpon dengan banyak gadis di luar sana, namun ternyata hanya suara pacarnya ini yang berhasil membuat saraf kalandra kendor 100%. ia jatuh cinta lagi dan lagi.
“duduk dulu cel..”
“jangankan duduk, gue melek aja gak bisa.”
kalandra memijat pelipis, gemas. “tarik nafas dulu tuh biar oksigennya masuk banyak ke otak.”
“ngantuk, ntar di kereta boleh lanjut bobo gak..?”
“boleh lah. ada gue.”
“ya udah, gue mandi dulu ini. tapi seriusan kalo gak mandi gak boleh kah?”
rewel. gadisnya rewel totalitas dan entah kenapa kalandra malah ingin terbahak di sebrang sana. mungkin karena selama ini celine hanya menunjukkan sisi keren setengah sinting saja, belum pernah menunjukkan sisi manjanya sebagai seorang pacar hingga jika begini kalandra malah gemas bukan main.
“mau mandi gak mandi itu terserah sih babe, cuma gue ingetin aja kalo kota kelahiran lo panasnya ngalah-ngalahin panggangan roti..”
“hwwwwwwwwwwwww..”
“sana mandi. jangan dimatiin callnya biarin nyala aja di kamar.”
“okeeee. kamu mau mandi juga kah?”
demi mendengar kata kamu yang selalu terdengar aneh jika terlontar di antara mereka itu, kalandra langsung tertawa kencang. “iya lah, sayangkuuuu...”
sepi. celine sepertinya masih ada di antara alam mimpi dan alam semesta. bercanda. maksudnya antara alam mimpi dan alam sadar..
atau tidak? sebab beberapa detik setelahnya yang kalandra dengar adalah bunyi gedebuk kencang dan barang di banting di sebrang sana.
“woy woy.. kenapa cel?!”
“cel??”
“CELINE?!”
“CEEEEEL???”
sambungan terputus disertai makian dengan capslock ala celine pada room chat aplikasi hijaunya yang belum kalandra buka sedari tadi.
|| STRESS KAH LO? || INI AYAM MASIH BLM BERKOKOK LO SUDAH SAYANG2AN || IH GILA GILA GA KUAT GUE..
ya... celine just being celine.
KAMAR KOS CELINE.
kalandra sebenarnya merasa cukup sungkan untuk berdiri di depan kamar kos gadisnya sepagi ini. kondisi bangunan ini bahkan masih sangat sepi. hanya didominasi oleh suara mesin AC yang memang semuanya masih menyala sebab penghuninya terlelap sempurna.
“bentar-bentar kal. gue lupa taruh kipas! bisa semaput gue gak bawa tuh kipas..”
kalandra mengangguk, menyenderkan tubuhnya di ambang pintu sembari tetap menunggu celine memutari kasur. dan detik itu juga lelaki itu tiba-tiba saja menghela napas berat.
kamar kos celine mulai kosong. jika terakhir kali ia masih melihat beberapa barang celine masih terpajang disana, sekarang sudah sedikit sekali yang tersisa. seperti dispenser di ujung dan barang penting saja seperti laptop, baju-baju dan hal serupa.
seperti dihantam, jantung kalandra mendadak berdegup tidak beraturan sebab membayangkan ia tidak bisa lagi melihat gadisnya sedekat ini.
celine akan pergi. jauh darinya.
ini bukan soal hubungan lagi, sebab sekarang yang dibahas adalah mengenai cita-cita dan pencapaian.
“dah, yuk kal!” celine yang kali ini mengenakan setelan serba terang lengkap dengan topinya itu menepuk lengan kalandra pelan. mengagetkannya dari lamunan dan membuat lelaki itu reflek saja memeluk celine erat.
tidak disangka, pagi sebelum acara dimulai ia malah sudah melankolis sendirian. padahal, celine masih berdiri di depannya. masih ada dalam dekapannya pula.
“hei kal..” celine terkejut, namun tetap membalas pelukan kalandra dan mengelus punggungnya.
“kind of morning hug, cel.” kilahnya kemudian.
“hahahahaha. you can get this hug when ever where ever though.”
kalandra mengangguk, memutuskan untuk mengajak celine bersenang-senang saja hari ini. “yuk berangkat!”
udara dingin membungkus stasiun. tidak terlalu dingin sebenarnya, tapi mampu untuk membuat bibir kalandra dan celine merutuk sedikit sebab minuman yang terjual memang hanya dari kulkas penjualan otomatis saja.
“duduk dulu sini, belum suruh masuk cel.”
“ntar di kereta duduk lama gue mau berdiri aja sekarang.” celine menggeleng. memilih untuk sibuk memotret tiket, memotret papan pengumuman, loket, dan kalandra. ya, kalandra. lelaki yang anehnya begitu diam hari ini. atau sisi cerewet kalandra baru keluar di siang hari? entahlah, celine tidak mengerti.
“skripsi lo udah submit ke dosen lagi cel?”
“udah kal tinggal dikit doang kok. puji Tuhan lancar-lancar.. harus bulan depan pokoknya biar bisa ikut kloter yang ini.”
“lah iya..”
see????? celine jadi bingung.
“kal.” gadis itu memanggil, menyodor telapak tangan.
kalandra hanya mendongak dan menumpuk telapak tangannya pada milik celine dalam hening. dingin. tangan kalandra dingin sekali.
“lo sakit kal????!!!”
“hah?”
“dingin... tangan lo.”
kalandra mengerut alis, “tangan lo juga dingin woi.. ini mah efek tadi abis megang-megang embunnya kulkas!”
oh iya.. celine reflek tertawa. gadis itu lalu mengulur lagi sebelah tangannya yang lain untuk ia berikan pada kalandra.
keduanya diam sambil bergandengan tangan dengan yang satu duduk dan yang satu berdiri. sesekali mereka mengecek jam dan petugas stasiun yang biasanya menyuruh untuk masuk ke area dalam stasiun agar bisa bersiap. dan umur panjang, petugas tersebut betul berteriak detik itu juga.
“mau toilet dulu gak?” kalandra bertanya.
“gak kebelet.”
“harus toilet!”
celine berdecak. “YA KALO GITU NGAPAIN SOK NANYA?!”
tawa kalandra langsung menguar, ia lantas bangkit berdiri untuk kemudian menyeret celine melewati tempat pengecekan tiket.
“gue tunggu di depan sini. dah sana buang hajat dulu.” kalandra mencekali tas celine sambil mendorong punggung gadisnya agar segera menghilang di balik bilik kamar mandi.
“lo gak mau toilet juga kah?” beberapa menit setelah celine selesai, ia langsung membalikkan pertanyaan pada kalandra.
“cowok bisa di botol gak sih?” candanya.
“sialan bodoooooh banget males males.” celine tertawa separuh emosi mendengar jawaban ngawur kalandra barusan. ia kemudian mengambil tasnya dari tangan kalandra dan duduk di sekitaran lokasi kereta berhenti.
belum genap 5 detik ia duduk, petugas sudah menyuruh mereka untuk masuk ke gerbong kereta.
“hahahaha yuk, cel jalan cel.. our first trip is going to be fun!“
“gak fun kalo lo diem-diem galau mulu dari tadi nyampe kos.”
“hm?” kalandra mengerut alis sambil tetap mendorong punggung celine agar berjalan di depannya. “gak diem gue sayang..”
“diehhhhh..”
kalandra hanya balas tersenyum hingga mendapati beberapa pengunjung yang ketauan melirik terang-terangan ke arah mereka.
ya.. hal menarik memang tidak luput dari perhatian bukan?
kalandra dan celine memang terlalu wow jika disatukan di tempat terbuka seperti ini. penampilannya selalu berhasil mencolok perhatian. padahal dandanannya termasuk biasa saja.
“cantiknya cewek gue sampe dipelototin mbak-mbak disana..”
“mbaknya melototin gue karna sirik gue jalan sama lo kali ya?”
“paling. cowok lo kan emang keren lahir batin?”
celine diam-diam mengiyakan dalam hati. karna lihatlah.... rambut kalandra tersisir rapi hari ini, lengkap dengan hoodie abu-abu bertuliskan CELINE dan celana pendek hitam selutut. entah, namun jujur bagi celine pemandangan itu tampak sangat atraktif.
lagi.. celine terhipnotis lagi.
hingga tanpa sadar kakinya sudah menapak masuk dan tubuhnya sudah duduk di sebelah kaca bening kereta.
“kal tuker tempat dong..”
“lo cewek teraneh cel.. biasanya cewek paling seneng duduk di sebelah kaca. kalo lo nih enggak, mesti minta tukeran mulu.....”
“ih gue kan pengen liat pemandangan sambil liat lo!!”
oh....
kalandra langsung bangkit berdiri dan mengajak celine bertukar tempat. ternyata alasannya sepele sekali.
“nanti aku mau makan pecel ajaa..” celine membuka topik, membenarkan posisi duduknya sampai tiba-tiba kalandra melepas hoodienya dan menyerahkan ke tangan celine. menyisakan kaos putih besar di dalamnya.
“dingin. tutupin kakinya dulu itu biar anget dikit.” ujarnya kemudian.
sialan.
celine bertahan mati-matian agar tidak melempar hoodie tersebut ke penumpang yang duduk di sebrang sampingnya.
“gue bilang mau mam pecel kenapa lo baperin gue sihh?!”
“hahaha dah gak usah rame. sini katanya ngantuk lo tadi.” ujarnya, lalu menyenderkan kepala celine ke pundaknya. “tidur anteng. topinya tutupin muka biar gak diliatin orang kalo tau-tau mangap..” lanjutnya, lalu terkekeh sendiri.
“ih udah gak ngantuk... gue mau liatin kereta aja.”
“nah.. nanti liat tuh di sebelah sana ada matahari jam setengah 6 bagus banget bulet merah gitu.”
“pengalaman waktu ngedate bareng bang rendy kah mas?”
“iya nih, bikin mual aja. sekarang kan perbaikan ya gue ngedatenya sama cewek gue sendiri.” kalandra menaikkan sebelah alisnya menggoda.
benar-benar sialan. jika ingat tidak dalam kereta mungkin celine bisa minta jatah cium dadakan seperti biasanya. ya, meski belum ada yang kejadian selain kecupan singkat yang diberi kalandra waktu itu sih..
memang pada dasarnya cablak saja.
celine akhirnya memutuskan untuk tetap menyender ke kalandra sambil benar mengawasi pemandangan dari jendela kaca. sebab di samping-sampingnya yang berjarak cukup jauh itu hanya terdapat segelintir orang saja, itupun tengah mencari posisi enak untuk tidur lagi.
“nanti lo disana mau apa kal?”
“mau nemenin lo.”
“seriusan kepengen apaaaaa?”
“kepengen nemenin lo.” kalandra menjawab, merentangkan sebelah tangannya untuk merangkul agar kepala celine bisa enak menyender dengan pas.
“lo nih betulan bucin ke gue apa baperin doang sih bangsat? enteng betul dah gue yang gila bisa-bisa gue jebolin tuh kaca bablas lompat ke rerumputan?!”
kalandra menepuk kening sambil tertawa tanpa suara. gadisnya memang sudah another level!
“eh omong-omong cel, lo ada get contact gak?”
“buat apaa?”
“tuh, nomer kondektur..” kalandra menunjuk nomor telpon yang tertera di gerbong. “pengen ngecek aja orang nyimpennya apaan.”
“usil banget sih, tapi bentar gue gak punya.. download dulu aja.” celine menegakkan badan, lantas membuka ponselnya dan mencari aplikasi tersebut.
“udah gakkk sih lama amat?!”
“bentar anjeng.”
“gue dikte nomernya buruan.”
“dah ayo. 08??”
“08123... 3 berapa tuh burem?”
“5432 bodoh.”
“nah, ketik buru tuh. 234.”
“dah.” celine menekan tombol cari hingga nama yang diberikan orang pada pak kondektur itu bermunculan banyak sekali.
hening. celine hanya menatap mata kalandra cukup lama sampai akhirnya, “HAHAHAHAHA. eh sssttt tolool kelepasan.” gadis itu lantas membekap mulutnya sendiri sambil sibuk tertawa tanpa suara sekarang.
“apaan sih apaan?” kalandra penasaran dan reflek mengambil alih ponsel celine. dan detik itu juga lelaki itu ikutan terbahak dengan suara tertahan.
“bisa-bisanya.. kadal kah beliau nih?”
“heh!”
“liat dong.. ngakunya single ternyata punya anak.. APA-APAAN?”
“parah yang ini gak sih?” kalandra menunjukkan satu nama bertuliskan hotel 27 januari.
“LAH. HMMP.” sebelum tawa celine kembali keluar kencang kalandra memutuskan untuk membekap mulut gadis itu terlebih dulu.
“diem cel tahan cel. lo pasti bisa..” kalandra berujar seraya membiarkan kepala celine tenggelam di hoodie abu-abunya.
“itu tuh maksudnya pesen cewek woy.. anjing.”
“sst diem-diem. orangnya sering muter.”
celine akhirnya menegakkan badan kembali seraya menghapus air mata yang keluar di pelupuk matanya karena tawa. sial, humornya terpuaskan 100% secara mendadak.
“kal kal..”
“apaan?”
“abis gue wisuda nanti, apartment lo kosong gak?”
“hah?”
“gue mau bermalam sama lo..”
“HAH?”
“mau gak sih bermalam sama gue?”
“cel.. gue gak siap? gue belum skripsian!”
“hah?”
celine mengerut alis, menatap kalandra. telinga lelaki itu bahkan memerah sekarang.
“lo mikir gue mau olahraga seperti bapak kondektur di get contact itu kah?”
“WOY!”
“ya makanya!!!? maksud gue tuh bermalam cuma kek ngobrol panjang ajaaaa. gue suka ngobrol sama lo.”
“ngobrol apaan malem-malem di apartment gue? mana nanyain kosong apa gak?”
“ngobrolin kita..” celine menggaruk pelipis, tersenyum. kali ini senyum bahagianya yang dari tadi menguar itu tampak luntur mendadak.
kalandra yang paham akan maksud celine itu mendadak ikut lemas. “gue sayang lo cel..” ujarnya, merengek kecil. tangannya bergerak memeluk celine erat dari samping. rasa mellow-nya kembali lagi.
“gue apa lagi?”
“gue lebih!”
“gue yang ngejar lo!!!!!!”
“lo cewek pertama gue!”
“hahahahaha anjing, ngomong sama lo mah seriusnya 30 persen doang sisanya ricuh.”
“sayangnya gueeeee.” kalandra masih tidak bisa tertawa. galau sudah dia pagi ini.
“gue juga sayaaaaaaang lo ban..” ucapannya terpotong kala kereta yang memang beberapa menit lalu berhenti di stasiun lain itu memuat beberapa orang baru.
“misi mbak, mas.. saya permisi mau duduk dulu.” ujar ibu-ibu dengan sopannya. membuat celine reflek tegak dan kalandra-pun sama canggungnya.
“lupa kan lo kalo naik ekonomi?”
“hehehehehehehe.”
pukul 6 lebih sedikit kereta yang ditumpangi kalandra dan celine akhirnya tiba di stasiun tujuan.
panas. gerah. engap. ramai! perpaduan sempurna untuk bibir hobi menyambat ala celine itu menguar tanpa diminta.
“kebeleeeeeetttttttt!!!! tapi toiletnya full!”
“banget? udah gak bisa nahan?”
“bangeet!!!!”
“lo pipis di semak-semak situ gue tutupin gimana?”
“ada akhlak kah lo nih?!”
kalandra tertawa, lantas menarik tangan celine. “ayo cari mart aja, numpang toilet.”
“JAUUUUUH.”
“numpang makan di depan sana aja terus tanya toilet cel.”
“gak pengen makan rawon!”
“gue masukin kantong lo ya lama-lama!” kalandra gemas, lantas memesan layanan online untuk segera membawa mereka ke atom saja sesuai keinginan celine.
“yakin bisa nahan gak lo?”
“bisaaaa dikit.”
“ya udah tahan aja itu toilet lantai atas sekalian makan.” kalandra malah seperti suami yang menghibur istrinya kala mau lahiran. membuat bapak pengemudi tampak ikut merasakan ngilunya kebelet buang air dan tak sadar mencari trabasan agar cepat sampai.
“lo nanti gak mau angkat gue ala bridal style aja gitu kah sampe ke toilet atas? biar drama gitu sih.”
“muka lo tuh diangkat!!!?”
“diehhhhhh.”
lagi. bapak pengemudi makin mengebut.
“pak santai pak.”
“ada botol mas di belakang.”
“SAYA CEWEK BAPAKKKKK.”
yah... begitulah jalan-jalan random kalandra dan celine terus berjalan hingga malam hari.