B E T W E E N.

▪︎ i share this chapter cuma buat promosi bagian awal cerita di wattpad.

▪︎ search coeseas and u will find the precious work with title “BETWEEN.” on it.

▪︎ rate 17+, but on wattpad gonna be 21+

okay, happy read fellas..

■□■□■□■

“Sial. Kamu mabuk Mark.” Nasya mengerang keras ketika lelaki itu berusaha mendekap tubuhnya malam ini.

“But you're my fiance and i want you so bad tonight.” Mark membalas seraya menyentuh ujung jemari Nasya yang terpaut satu sama lain dibawah sana.

Iya. Tunangannya sedang mabuk berat dan gadis itu masih bingung kenapa harus kantornya yang menjadi tempat singgah di antara banyaknya lokasi di luar sana.

“Na, you hear me?” Suara Mark kembali memecah hening, tangan kanannya menyentuh pipi Nasya lembut dan tangan yang lain berusaha menarik pinggang agar gadisnya bergerak maju.

Benar-benar gelap mata.

“Adena? I want you.” Ulangnya sekali lagi tepat disamping telinga.

Nasya menggeleng dengan perasaan jengkel setengah mati. Berkas kantornya masih menumpuk dan sekarang tugasnya bertambah dengan menghadapi manusia mabuk yang tengah hilang kendali.

“You drunk.” Balas Nasya seraya mendorong pundak lelaki itu keras.

“Aku cuma ingin kamu Na. Salah?” Mark berbisik serak persis di lubang telinga lalu mengecup singkat cupingnya, membuat bulu tubuh Nasya reflek meremang dan badannya berhasil menegang sepersekian detik.

“Crazy.” Umpatnya, lalu berjengit mundur.

Mark menghela nafas kasar kemudian menyenderkan kepala di senderan sofa kantor Nasya yang terlihat semakin sepi di penghujung malam.

“Na, kenapa aku harus tunangan sama kamu?” Lelaki itu tiba-tiba bertanya random, membuat pergerakan Nasya yang hendak berdiri menjauh menjadi urung.

“I mean, we don't know each other. We don't love each other.. Just why? Why we must do it?”

“Jangan tanya aku.”

Mark menganggukkan kepalanya, “Uang.”

“Hm.”

“Seakan hidup ini semua cuma tentang uang.”

Nasya mengangguk kemudian memijat pelipisnya yang mendadak berkedut, “Kerjaanku masih banyak, kamu pulang aja.”

“Give me some touch and i'll back home right away.”

“Ck. Harusnya wajahmu masuk daftar blacklist di ruang pengawasan perusahaan.” Decak Nasya kesal seraya melempar tatapan permusuhan ke arah Mark yang kini sibuk memandang bibirnya.

“Kamu pernah kissing Na?” Tanyanya tiba-tiba.

“Sinting kamu.”

“Mau coba denganku?”

“Kerjaanku masih banyak.”

“5 minutes only.” Mark menjawab sembari menarik tengkuk Nasya mendekat dan menyibak rambut gadisnya yang tengah acak-acakan malam ini.

“Aku nggak bilang mau kasih first kissku ke kamu.”

“But i want to taste your lips right now.” Balasnya dengan suara yang kian serak, mata lelaki itu tampak menggelap ketika akhirnya ia memejamkan mata dan menempelkan bibirnya secara mendadak di milik Nasya.

Gadis itu terdiam dan reflek mengunci bibirnya rapat.

Badannya kaku karena kaget dan pandangannya mengabur beberapa saat.

“Na, want to make out with me?” Tanya Mark kala melepas kecupan panjang itu.

Nasya menarik nafas dan tersenyum sebentar sebelum akhirnya membenturkan kepala ke arah bibir Mark yang hendak menyerang lagi.

“Sudah sinting ya?”

“Na.. Why?” Erang Mark terhuyung mundur seraya menyentuh ujung bibirnya yang terlihat sedikit berdarah.

“You said it yourself if we don't love each other.”

“Yes. So?”

Nasya mengangguk, “I just want to give my first to someone i loved.”