explicit slow burn mature content

21+

umur2 u sendiri, jadi yang bijak ya 💅🏻


markiel menciumi leher amelia kala kakinya menutup pintu kamar dengan gerak tergesah. suara lumatan dan jilat basah disertai erangan nikmat menjadi nyanyian merdu di tengah debur ombak yang kini sibuk mengguncang kaki dermaga.

“shh.. do you feel good?”

sang gadis mengangguk, tentu bukan pertama kalinya mereka berciuman intim seperti ini. toh, statusnya juga sudah bersuami-istri.

namun bedanya, saat ini markiel dan amel mempunyai agenda yang lebih panas ketimbang ciuman-ciuman remeh seperti itu.

tangan lelaki itu bergerak menyusuri lekuk pinggang istrinya disertai remasan-remasan penuh kemesraan. bibirnya masih sibuk menekan garis leher amel sedangkan kakinya menggiring langkah mendekati tembok dengan cat merah bata.

amelia reflek saja mencengkram pinggiran meja yang berdiri kokoh di samping kirinya. mulut perempuan itu tak henti mengeluarkan suara desah kecil yang terus membuat markiel hilang kesadaran.

“i can make you feel even better than this mel.” markiel bersuara, menengadahkan kepala setelah bermain cukup lama di leher. membuat bola matanya bertubrukan intens dengan milik amelia yang sudah sayu dan menggelap sempurna.

sepi, sang pria masih menhunus tatap penuh puja pada wajah cantik perempuan yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anaknya. tangan kanannya yang tadi meremas pinggang bergerak turun, mendarat tepat di pantat untuk akhirnya ia tekan maju mendekat, mengikis jarak mereka secara sempurna.

“keras..”

hanya satu kata, namun membuat kekeh merdu markiel mengalun berat tepat di hadapan wajahnya.

“kamu kira siapa yang buat dia keras begitu mel?”

napas amelia memburu seketika. ujaran markiel barusan terlampau menggoda akal sehatnya, sehingga yang ia tau adalah lututnya mulai berani bergerak naik demi meraba benda keras yang kini sudah ia claim sebagai kepunyaannya juga.

“mel...” markiel memejamkan mata, mendesis nikmat ketika lutut sang gadis mulai menggesek permukaan miliknya dengan lutut. ia reflek memberikan space kecil agar amelia bisa bermain-main sebentar.

sebentar?

ya, sebentar.

sebab yang terjadi berikutnya adalah markiel kembali menghunjam bibir merah di depannya ini dengan rakus. menyusupkan lidah untuk masuk dan mulai melilit lawannya dengan gerak brutal.

lutut amel lemas totalitas. dan ia kira ia akan ambruk, sampai ada masanya ketika tangan markiel sudah membawanya naik ke gendongan.

“you like this.” bukan pertanyaan, ini adalah fakta mutlak yang tak mau ditepis amelia. karena memang semua sentuhan markiel terasa memabukkan, apa lagi mengingat bagaimana wownya pria itu jika sudah berurusan dengan yang namanya ciuman.

amelia reflek melingkarkan kaki pada pinggang markiel, mengalungkan tangannya pada leher seperti satu-satunya cekalan hidup. begitu rapat, begitu kuat, begitu intens. bibirnya mulai balas menekan bibir markiel seraya lidahnya ganti menyusup dalam pada lawannya.

markiel tersenyum tipis di sela kegiatannya. pria itu lantas bergerak maju agar bisa menempelkan, —menekan, punggung amel ke dinding.

suara erang lirih terus bersahut-sahut manja kala ciuman markiel bergerak lepas dari bibir dan mulai menjamahi telinganya. lidah pria itu menjilat titik sensitif tersebut berulang kali dibarengi geram nafsu dan napas panas yang terus masuk ke lubang amelia.

“kiel...”

“hmm, sing for me mel.” lanjutnya masih terus menjatuhkan jilat pada telinga. giginya bahkan kini mulai andil menggingiti ujung telinga amel sedikit demi sedikit. tangannya yang tadi menahan bokong amel sudah berpindah tempat untuk mencekali leher jenjang istrinya.

sebab, untuk apa? kini gadis itu sudah bercekalan sendiri kepadanya secara cuma-cuma.

tangan dengan urat yang menyembul tipis-tipis itu mulai meremat leher amel, tidak keras—tidak juga pelan, namun rasanya sungguh nikmat tak terkira. gerakan itu membuat amel jadi merasa diingatkan jika kini posisinya adalah milik markiel hadiwangsa seorang.

“enak?” markiel bertanya, menurunkan kembali cumbuannya ke dagu, leher, lalu berhenti tepat di perpotongan pundak dan leher amel. dihisapnya kuat area itu, lalu digigitinya kecil sampai kulit putih amel berubah menjadi sedikit merah.

“liar kamu kiel..” amelia berujar patah-patah, reflek meremas rambut markiel secara brutal demi melampiaskan hasrat yang sudah tak berujung.

satu yang pasti, sentuhan markiel benar memabukkan.

gadis itu kemudian secara sengaja semakin merapatkan lingkaran kakinya pada markiel sembari menggesek celana lelaki itu dengan gerak memutar secara sensual.

“oh...”

berhasil. markiel menjauhkan kepalanya dari leher dan mulai menggeram rendah seraya menatap mata amel intens. gadis itu kembali menggeliat demi menarik desahan markiel yang lain.

“benar gak sabar kamu ya mel?” markiel memejamkan mata, menggingiti ujung bibir amel kala ia membiarkan perempuan itu bergerak sensual pada bagian intimnya.

tak ingin sok polos apa lagi sok suci, amelia mengangguk.

dan yang ia tau setelahnya adalah pagutan markiel kembali menghunjam bibirnya secara liar. debur ombak yang tadi masih terdengar sayup-sayup mulai hilang sempurna ditutupi oleh decakan kencang dan sedotan bibir markiel yang terus melumat miliknya tanpa ampun. melampiaskan nafsu dengan membabi-buta.

diturunkannya gadis itu ke meja kayu tanpa sedikitpun melonggarkan lumatannya. lidahnya terus memerangkap milik amel ketika sekarang tangan markiel mulai melebarkan kaki mulus itu dan mengelusi pangkal pahanya secara seduktif.

oh. sudah tak bisa lagi ditahan, amel bahkan hampir menangis kala melihat tangan penuh urat yang kini meremas dan mengelus paha dalamnya secara halus, pun penuh nafsu tersebut.

tak sampai di situ, jemari markiel mulai menggerayang naik hingga akhirnya hinggap di payudara kanan amel yang masih tertutup gaun merah maroon.

benar, keduanya masih memakai pakaian lengkap dan baru saja ingin keluar untuk jamuan makan penyambutan di sekitar bibir pantai. namun, batal...

bisa kalian tanyakan apa penyebab batalnya mereka datang ke pesta pada bapak markiel hadiwangsa.

sang pelaku batalnya acara makan-makan itu kini sibuk menaikkan kaki amel agar heelsnya bisa ia lepaskan pelan-pelan.

dan amel memutuskan untuk menciumi pipi dan dagu markiel dengan kecup-kecup ringan selagi tangan suaminya bergerak melepas sepatunya.

dan ketika kegiatannya sudah selesai, markiel mulai mengungkung tubuh amel rapat, kemudian mengunci pandangan tepat di mata.

amel tersenyum kecil, entah kenapa, namun melihat markiel kalang kabut seperti ini membuat hatinya berbunga-bunga. dan detik selanjutnya, markiel ikut tersenyum. tawa rendahnya keluar pelan hingga menampilkan lesung pipi yang menambah aura manis pada wajah markiel.

“ganteng.” amel seketika hampir tantrum melihatnya, dan ia reflek saja menangkup pipi markiel untuk menjatuhkan cium pada bibirnya.

markiel tentu menyerahkan diri dengan sukarela, ia kini malah sudah memiringkan kepalanya demi memperdalam ciuman tersebut.

dan kala ciuman itu masih berlangsung, tangan amel sudah bergerak melepas jas markiel dan menjatuhkannya ke lantai. tak berhenti di situ, jemari lentiknya juga mulai membuka kancing kemeja markiel hingga sama terlepas sempurna.

napas markiel makin memberat, nafsunya sudah berada di puncak kala ia merasa jemari dingin tersebut mulai mengelus dada bidangnya dengan gerak seduktif. bagian bawahnya sudah bereaksi dan sesak luar biasa.

ciuman mereka terlepas, dan tanpa aba-aba lagi, markiel menarik ritsleting gaun amel hingga bagian dadanya turun sampai ke batas perut.

dan jika sebelum-sebelumnya ia selalu meminta izin untuk menyentuh benda putih kenyal tersebut, maka sekarang...

*“GOSH.. markiel!” lenguhan kencang itu tembus ke telinga markiel dan sensasinya langsung turun ke pusakanya yang makin membengkak di bawah sana.

bagaimana amel tidak melenguh? tangan markiel tau-tau saja sudah menjentik lepas bra-nya. kegiatan itu dibarengi dengan kepala yang membungkuk dan bibir gang mulai menghisapi ujung payudara amel dengan liar.

lidah lelaki itu memainkan putingnya dengan gerak candu sebelum akhirnya ia gigiti kecil. dan tak bisa mendiamkan sebelahnya karena juga mengundang atensi, tangan markiel reflek naik dan meremas milik amel dengan gerak brutal akibat gemas dan nafsu setengah mati.

amel masih berkicau tak jelas. yang kini markiel tau adalah punggung amel sudah melengkung dan payudara gadis itu makin menekan ke arah mulutnya. secara hening minta dipuaskan.

markiel, lagi-lagi, tak akan menolak. dengan senang hati ia jilati benda seksi tersebut dengan jangka waktu cukup lama. hisapannya yang tadi hanya jatuh di puting bahkan sudah meraup luas. bibirnya terbuka cukup lebar agar payudara itu bisa masuk setidaknya setengah bagian agar bisa ia makan.

tangan amel sontak menjambaki rambut markiel. matanya terpejam erat dan bibirnya terus mendesah nikmat. dan ketika ia rasa markiel sudah lelah menghajar tubuhnya, jemari markiel tau-tau saja sudah bergerak naik dan menyusup di celah bibir amel.

“hisap mel.” titahnya kemudian.

tak butuh waktu lama sampai ia melihat amelia mengangguk dan mengulum dua jemari markiel dengan gerak canggung yang menggoda hasratnya kian dalam.

napas markiel memberat ketika jemarinya mulai dihisap-hisap ringan. tangan kirinya yang tadi sempat berhenti meremas kembali melakukan aksinya. membuat kuluman hening amelia dirambati getar desah yang menyalur di jemari markiel.

“ya Tuhan mel.. bisa gila saya.” markiel menyesali keputusannya sendiri dan langsung menarik pelan jemarinya dari bibir basah amel. bagian celananya sudah totalitas sesak dan minta dikeluarkan karena getar hisap amel merambat ke seluruh sarafnya.

amelia mengusap bibirnya dengan ibu jari, lantas maju mendekat dan balik menciumi rahang markiel. jika ciuman bisa membakar, mungkin markiel telah menjadi abu detik ini.

sebab...

ciuman amel kali ini benar-benar terasa luar biasa panas. entah siapa yang mengajari gadis itu, benarkah markiel seorang? sudah lamakah mereka berdua beradu mulut sampai amel yang kemampuannya 0 itu tau-tau sudah sebegini pro-nya?

lihatlah ... lidah gadis itu bahkan sudah merambat naik dan menjilati telinga markiel. benar mengambil alih permainan.

“mel..”

“hmm.”

tak banyak bicara, tangan markiel menarik tangan amel dan ia arahkan ke dada bidangnya yang sudah polos tanpa kain apapun.

“sentuh saya.” adalah titah kedua dari markiel malam ini.

dan amelia menurut, jemarinya menari di atas perut berotot dan dada lapang milik markiel. membuat empunya badan bergetar kecil dan mengeluarkan erang lirih. erangannya sempat bertambah volume ketika jemari amel memainkan putingnya. menjepit kecil benda tersebut dan memuntirnya pelan.

gerakan itu begitu gila sensasinya karena dibarengi oleh lidah amel yang masih melumat area telinganya. belum lagi, tanpa aba-aba, tangan amel sudah bergerak turun dan mengurut ringan milik markiel yang masih tertutup celana.

markiel spontan mencekal pergelangan tangan istrinya.

“tunggu.” ujarnya.

amel menarik wajahnya mundur. “apa?”

pria itu diam sebentar, mengatur napasnya sendiri agar nafsunya lebih terkontrol.

detik berikutnya yang amel tau adalah tangan markiel sudah kembali menggerayangi pangkal pahanya. lelaki itu kembali memegang kendali permainan.

“kamu dulu yang saya puaskan ya mel. saya nanti saja, belakangan.”

dan dengan itu, jemari lelaki itu sudah menggesek bagian intim amelia dari luar celana dalamnya. mengundang erang lirih yang kian merdu di telinga markiel.

“heem, i like it. sing for me mel.” markiel menciumi pundak telanjang amel sambil menggoda garis keperawanan amel. meski masih di luar celana dalam, amel sudah menggelinjang tak karuan.

“markiel...”

“iya sayang.”

“aku mau anak 3.” ujarnya ditengah desahan. membuat yang tengah bermain reflek terkekeh merdu.

“kalau gitu ayo kita buat sampai jadi 3.”

dan kalimat itu ditutup oleh ciuman panas dari markiel yang mendarat di bibir amelnya. gerakan yang membuka adegan intim dan makin seduktif di detik-detik selanjutnya.


YOW GUYS FINALLY UPDATE

PART 2 KALO PART 1 LIKENYA 400+ YA!

JANGAN LUPA BACA RULES!