happiness start with us.


“kak, stoppppp ah udah gak usah muter-muter terus aku puyeng liatnya.” rain menyodor tangan, menyuruh jave agar duduk saja karena dari tadi memang lelaki itu tak mau berdekatan dengan dirinya.

rain duduk di kursi tinggi, mengaku susah jika duduk di kursi normal karena tebalnya dress bagian bawah yang berlipat-lipat banyak. rain tampak luar biasa cantik, luar biasa memukau, luar biasa bisa meruntuhkan batas kesadaran. bau gadis itu yang selalu wangi bahkan sudah tercium lembut di satu ruangan ini, membuat beberapa kali para pekerja memuji dan mengatakan bahwa rain memang secantik itu.

tentu saja, rain memang cantik. cantiknya tak bisa dimiliki siapapun lagi karena memang hanya gadis itu yang memiliki.

“KAK JAVE!!!!” rain berteriak sudah akibat jave yang baru saja hadir di sampingnya itu malah sibuk memotret, mengabadikan momen, katanya.

“taruh gak? kak.. KAK!! ASTAGA TUHAN KAMU HIPERAKTIF BANGET KENAPA...”

jave terkekeh, menaikkan sebelah alis dan berjalan kembali sedikit menjauh untuk melihat hasil jepretannya. aib, tentu saja.

jika tidak ingat dirinya sudah dibebat dress, ia yakin ia sudah menjambak jave saat ini.

“groomsmen sama bridesmaidnya udah siap semua, kakak aku pasang veil sekarang ya?” salah seorang pekerja berjalan mendekat, mulai melakukan tugasnya ketika rain mengangguk sebagai tanggapan.

tak tau jika beberapa meter disebelahnya, entah teman-teman jave ataupun temannya sendiri yang baru keluar dari ruang lain dan masuk ke ruangannya itu mulai mangap mantap akibat penampilan jave dan rain yang mengharukan. bagaimanapun, melepas teman yang menikah memang benar-benar momen mendebarkan. antara senang, sedih, haru, campur menjadi satu.

jave di tempatnya sudah hening, ponselnya hampir jatuh ketika rain perlahan menghadapnya dengan penutup wajah yang sudah sempurna terpakai. sekali lagi, rain sangat cantik. ia berani bersumpah bahwa tak ada gadis lain yang mengganggu eksistensi kecantikan rain dalam hati jave. sebagai tanggapan, lelaki itu tersenyum, lalu menghadap arah lain sambil mengepal tinju dalam bibir agar tak berteriak. baper.

sebab rasanya, setiap momen apapun bersama rain selalu seperti hari pertama pacaran. dan jave merasa beruntung karena seperti itu.