J – F A (E) Y

▪︎ 21+

▪︎ explicit content, be wise.

HAPPY READ AND IMAGINE IT YOURSELF.

“give me your hand please.” jayden berucap seraya meraih jemari kekasihnya ketika mereka baru saja masuk ke dalam mobil.

“the game, begins?”

jayden menggeleng, lalu mengecup lama punggung tangan feyna yang wanginya selalu ia suka itu dengan lembut. “just let me kiss your hand in the entire way.” ucapnya.

gadis itu mengerutkan alis, lantas mengangguk. “you acting weird jay, kinda sus..”

jayden hanya menaikkan sebelah alis dan menjalankan mobilnya menjauh dari parkiran basement apartment.

“where's your feet fey? naikin sini ayo kayak biasanya.” lelaki itu berucap seraya menepuk pahanya singkat, membuat gadis disampingnya itu menurut dan menaikkan kaki setelah sebelumnya telah melepas alas terlebih dahulu.

“gue gak expect? lo bakalan kalem gini setelah ngericuhin gue di chat kayak tadi..” feyna menggaruk pelipisnya yang tidak gatal itu seraya menatap tangannya yang sedari tadi masih berada didalam genggaman jayden.

“lo tuh gue rough salah, gue soft juga salah.. maunya gimana deh fey?”

“ya aneh aja..”

“i love you.”

“TUH KAN, lo tuh kinda sus ngerti gak sih jay?”

jayden merengut, lalu mulai mengerem mobilnya yang kini tercegat lampu merah. “padahal gue tuh lagi serius loh ngomongnya fey, lo emang doyan ngerusak suasana.”

feyna cengengesan. wajahnya yang cantik itu lantas melongok sebentar demi melihat detik yang terpampang pada layar traffic light didepan sana.

60 detik.

“jay?” gadis itu memanggil singkat seraya menarik kakinya turun.

“apa?”

feyna hanya tersenyum sebentar, lalu dengan gerakan pasti ia mulai mendudukkan diri diatas pangkuan pacarnya.

sudah biasa, tentu saja.

but still..

“fey? whats wrong with you? lagi kesabet setan apa? kan biasanya gue yang maksa?”

hmm.

ia terdiam dan menatap lekat mata jayden beberapa detik, lalu mulai mengelus pipinya yang lembut itu dengan gerakan halus. “jay, you know that i love you too, right?

lelaki itu mendengus, “you never said it so gimana caranya gue tau?”

why should i say it? i gave it all to you tuh udah berarti i love you, bego.”

“hmm hmm hmm, sniff my neck sini fey.. gue gak keliatan jalan.”

feyna menurut dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher jayden yang berbau musk tersebut.

“light kiss please?”

“what?”

“kiss me.”

“your lips?”

jayden mengelus punggung feyna pelan, “leher lah fey. gimana caranya gue kissing sama lo sambil nyetir?”

gadis itu kembali cengengesan, lantas menciumi leher jayden secara menyeluruh hingga suara dalam mobil penuh dengan kecupan-kecupan ringan dan bahkan sesekali diiringi dengan suara desahan berat jayden karena gadisnya itu tidak segan-segan menjilat dan menyedot kulit lehernya.

“kita jadi main disini jay?” feyna bertanya setelah jayden berhasil memarkir mobil di padatnya area parkir taman kota malam ini.

of course? katanya mau challenge yourself?”

gadis itu reflek menegak ludah dengan kasar, “i'll give you keywords then.”

“what words? just tell me.”

“kalo gue bilang stop, then you need to stop. but if i call your name, please hug me tightly karena kayaknya gue bakal desah kekencengan.”

jayden tergelak, lantas mencium ringan bibir dihadapannya itu dengan sensual. “let's go play baby.”

.

.

.

kedua sosok itu turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan saling menautkan jari.

“kaki lo diliatin orang fey.” jayden berbisik pelan disamping telinga feyna, “mau pinjem jaket gue?”

“gak usah, kalo lo risih kaki gue diliatin orang mending langsung hajar aja.. karena buat apa dong diciptain outfit keren-keren kalo endingnya gue tutupin?”

hmm, jayden mengangguk setuju. “okay, jangan galak-galak dong.”

“anw lo juga daritadi diliatin cewek-cewek loh, i mean i don't even know what they're lookin at..”

jayden menaikkan sebelah alisnya pamer, “ya my face, my body and my style lah, gitu aja lo kok bingung.”

feyna spontan mendengus, lantas menarik langkah mereka menjauhi kerumunan orang dan duduk disalah satu bangku taman yang menghadap langsung ke arah air mancur.

lumayan sepi, hanya ada beberapa muda-mudi yang sekedar melintas karena takut terciprat air.

“wanna play here, baby?”

“remember the keywords right?”

jayden mengangguk, lalu merapatkan posisi tubuh mereka. “naikin kakinya sini, or you wanna sit on my lap?

“tolong jangan ekstrim bisa gak sih jay?”

lelaki itu mengedikkan bahu singkat, tangannya yang kekar lantas menarik naik kaki feyna ke atas pangkuannya.

“mau main pake tangan kanan apa kiri?”

“kiri aja.”

“kok gitu?”

“kamu jago yang kanan, aku takut kelepasan.”

what??? coba ulang kalimat lo barusan?” jayden melotot ketika mendengar kata aku-kamu terlontar dari bibir pacarnya malam ini.

“apa?”

nevermind, nanti juga lo bakal ngomong aku-kamu lagi pas mohon-mohon cepetin tempo.”

shit.

jayden benar-benar mengenal dirinya.

“you ready fey?”

gadis itu mengangguk dan meletakkan sebelah tangannya di bahu tegap jayden seraya mengedarkan pandang sebentar ke arah sekitar.

“moan my name softly baby.” ucap jayden tersenyum kala mengelus masuk pangkal paha feyna seduktif.

gadis itu menahan nafas gerah merasa panasnya jemari jayden yang mulai menggesek celah miliknya dari luar celana dalam. “what color is this?”

“mhm?”

i ask you ini pake warna apa fey..” ulangnya seraya menekan klit feyna dan mulai menyelipkan jemari masuk ke dalamnya.

“it's b black..” lirihnya pelan mencengkram kuat bahu jayden tanda ia mulai merasa terangsang.

you're getting wet baby. sayang aja ini mainnya cuma pake jari..” jayden berbisik pelan tepat di celah telinga, lantas meneroboskan jari tengahnya masuk ke dalam milik feyna dengan gerakan kuat.

gadis itu reflek kelimpungan menahan diri, matanya yang indah itu menoleh waswas memperhatikan keadaan sekitar, “mmmh, ada orangh duduk jay..”

“ya biarin aja duduk, namanya juga kursi umum.”

shit?

feyna reflek menarik turun tangannya dari bahu jayden demi memasukkan jemarinya sendiri ke dalam mulut guna menahan lenguhannya yang hampir saja lolos.

melihat hal itu jayden mengerutkan alisnya tidak suka, “jangan gigit tangan sendiri lah fey, luka ntar.” ucapnya menarik jemari feyna dengan tangannya yang bebas.

“pake jari gue aja sini, you can bite or suck it like you always do.” jayden melanjutkan seraya menambah satu tusukan lagi pada lubang feyna yang memang sudah benar-benar basah tersebut.

“ahhh, jaydenh, how the fuckh you.. mmh..” ucapan dan desahan gadis itu reflek terhenti karena jemari kanan jayden yang tiba-tiba saja sudah masuk ke celah bibirnya.

“suck it harder fey, don't moan.. too sexy, i can't handle mine if you keep sounds like that.”

feyna mengangguk dan makin bergerak gelisah karena dua jari jayden benar-benar mengocok miliknya tanpa ampun dibawah sana. bahkan ia-pun juga merasa jempol lelaki itu terus mengusap klitnya kian kuat.

“i want to lick and suck it fey.”

“then play it fasterh baby,”

jayden mengangguk dan menurut, lalu dengan gerakan yang begitu tiba-tiba ia-pun menarik feyna naik ke atas pangkuannya dan menambah satu lagi jemarinya masuk ke dalam lubang.

he really fucks her up with his long fingers, very strong and out of control.

“jayhh, yourh finger.. mmhhh.. i think i want to cumh......”

“just let it out fey..”

“jayden please... nowh.

paham feyna telah menggunakan salah satu keywordnya, jayden segera memeluk tubuh gadis itu rapat seraya terus menggerakkan jemari dengan cepat dibawah sana.

lelaki itu bisa merasakan cairan hangat feyna akhirnya keluar membasahi tangannya.

squirting? wow, you literally win the game fey.. desahan lo juga gak sekuat biasanya. patut diapresiasi.” jayden menarik tangannya dan menjilat habis lelehan yang masih menempel tersebut dengan raut bergairah. “sweet. i love it.”

feyna mengangguk lemas dan memeluk jayden lebih rapat dari sebelumnya, “i love you jay. seriously love you.”

lelaki itu membalas pelukannya seraya tersenyum simpul. “i love you more babe.”

“yours getting hard, play it here or just do it in your car?”

jayden berpikir sejenak, “let's move. i wanna keep my promise to let you ride me gently this time.”

.

.

.

“sambil jalan atau berhenti disini dulu?” feyna bertanya setelah mereka berdua sudah terduduk lagi di dalam dinginnya mobil jayden.

“kamu mau liat mobil ini goyang-goyang di parkiran terus digrebek masal?”

“kamu???”

“biar soft. i know you love it anyway.

sial. jayden mode soft memang benar-benar sesuatu.

“okay, then you'll ride this car safely and i'll ride you softly. deal?”

jayden mengangguk dengan tatapannya yang sudah begitu gelap, lantas menepuk pahanya. “ride me with your favorite tempo princess.” ucapnya mempersilahkan setelah sebelumnya telah melepas sabuk dan menurunkan sedikit celananya.

melihat hal itu feyna sedikit menahan nafas, terlihat sedang mempersiapkan diri sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menyingkap roknya naik ke atas dan melepas dalamannya.

“i'll ride you in my own tempo ya jay?” ucapnya seraya mendudukkan diri perlahan diatas milik jayden yang sudah sepenuhnya mengeras tersebut.

lenguhan panjang spontan terdengar dari bibir keduanya ketika feyna mulai menggerakkan perlahan pinggulnya.

“fey, can i kiss you sebelum gue tancap gas dan gantian kesiksa?”

what do you mean with kesiksa?”

“lo kira gue bisa fokus nyetir kalo lo seksi begini didepan gue?”

“jalan 40 km/jam aja, minggir-minggir.”

jayden mengangguk, lantas menarik dagu kekasihnya itu mendekat dengan gerakan sensual, “i'll kiss you roughly this time karena gue udah beneran nahan ini dari siang, you better take a deep breath baby, i swear gue gak bakal lepasin tengkuk lo dengan mudah kali ini.”

feyna melotot, “what the fuck?”

“ready?” tanya jayden menahan tawa, dan tanpa menunggu jawaban lagi tangan lelaki itu sudah menyusup masuk menuju tengkuk feyna dan menariknya maju, lantas menerkam habis bibir merekah tersebut dengan liar.

diraupnya rakus dan digigit-gigitnya kecil milik gadis itu hingga sang empunya hanya mampu meremas rambut coklat jayden dengan pasrah.

“mmmhh..” lenguhan seksi itu kembali terdengar ketika tangan jayden sudah mulai bergerak meremas payudara feyna dari balik baju.

digerakkannya pinggul ramping tersebut maju mundur dengan gerakan ringan tanpa melepas pagutannya pada bibir feyna.

hm, ternyata lelaki itu benar-benar menepati ucapannya.

gadis itu terus mendesah ringan seraya berusaha mengimbangi rasa lapar jayden pada bibirnya.

milik lelaki itu benar-benar membuatnya terbang dan tidak bisa memprotes apapun pada detik ini.

“feyh, mobilnya goyang gak sih?” jayden tiba-tiba bertanya lirih dengan wajahnya yang memerah menahan nafsu.

feyna memanfaatkan hal tersebut untuk menarik udara sebanyak mungkin agar masuk ke dalam paru-parunya yang daritadi tidak sempat mendapat asupan dengan layak.

“gue pengen lanjut disini tapi, ahh..” ucapan lelaki itu terpotong dan reflek saja mengeluarkan desahan berat ketika feyna mulai menyenderkan punggungnya di setir kemudi seraya menaik-turunkan pinggulnya dengan tempo sedang.

shit lo seksi banget kalo lagi agresif gini fey, tumben-tumbenan..” jayden memuji sembari tangannya bergerak maju menyingkap bra hitam feyna dari dalam baju, lantas meremas benda kenyal itu dengan penuh nafsu.

“mmmh..” satu desahan kembali lolos ketika jempol jayden turun ke bawah dan mengusap klit feyna dengan gerakan cepat.

“shout my name if you want to cum fey,”

gadis itu menggigit bibir bawahnya dan menaikkan tempo gerakannya karena dirasa hendak mencapai puncak, tanpa banyak bicara feyna segera maju dan berpegangan kembali pada bahu jayden agar tusukan lelaki itu masuk kian dalam.

“jay, i wanna cum.. kenapa lo mesti lama sih?” lirihnya tanpa mengendorkan kecepatan.

“just cum baby it's okay.”

“mau barengan sama lo..”

“hm? nanti aja di kasur.”

feyna mengecup bibir jayden dan menghisapnya kuat agar tidak melenguh terlalu keras ketika akhirnya cairan di bawah sana lolos dengan sempurna.

“capek fey?”

gadis itu mengangguk dan mengatur nafasnya yang tidak beraturan, “a lil bit..”

“jangan capek, sini lo tiduran aja peluk-peluk sambil gue nyetir.. katanya masih mau keluar bareng nanti.”

gadis itu menurut dan menenggelamkan wajahnya kembali ke leher jayden, “sambil digoyang dikit lo gak keganggu kan jay?”

jayden menaikkan sebelah alisnya, lalu mengangguk, “dikit aja jangan kenceng-kenceng, atau lo bakalan capek dan gak bisa bangun gara-gara gue main kelamaan nanti pas di apartment.” kekehnya sebelum mulai melajukan mobil menjauh dari area parkir.

E N D