JEN – AVE
18+ lowercase
ini sudah pukul 8 malam dan disinilah lelaki yang dari tadi dipanggil dengan sebutan jen itu melangkah.
bar malam yang lumayan besar dan begitu ramai.
gemerlap cahaya yang mampu membuat mata rusak jika tidak terbiasa itu berpendar tak kunjung henti disertai oleh musik kencang yang dimainkan oleh dj berbaju seksi di depan sana.
jen, pacar ave, atau yang nama aslinya adalah jevian wijaya, memutar kepala dengan mata elangnya demi mencari sang kekasih di antara lautan manusia.
dan disitulah ia akhirnya melihat aveyla, pacarnya, yang merupakan seorang model pakaian dan tak jarang muncul di beberapa acara televisi lokal itu sedang berdiri di sebelah meja tinggi, lengkap dengan pakaian seksi yang lumayan terbuka.
gadis itu terlihat tidak nyaman, sesekali mengusir beberapa tangan yang meraih tubuhnya, lalu meringsut mundur dengan ekspresi letih dan sedikit ketakutan.
jevian semakin yakin bahwa gadis sesat bernama ayna itu telah memaksa ave agar datang kemari. kemungkinan besar ingin menyerahkan pacarnya itu agar bisa bebas disentuh lelaki lain supaya ia mendapat uang tambahan.
sial. jevian merasa kepalanya mendidih ketika melihat paha mulus kekasihnya diraba oleh lelaki asing di depan sana.
semuanya berlalu begitu cepat, lelaki itu maju terburu dan menabrak gerombolan manusia yang sibuk menari itu dan langsung meninju siapapun yang tadi sempat menyentuh gadisnya.
pemegang sabuk hitam. jevian sudah terkenal dengan keahliannya dalam hal bela diri. bahkan sesekali ia mewakili kota untuk bertanding dan tak jarang mendapatkan kemenangan telak.
“jen?” ave mengerjap ketika tangan jevian meraih pergelangan tangannya.
“ya, ini aku. mana cewek yang namanya ayna?”
ave menggeleng. “gak tau, tadi dia bilang mau keluar bentar.”
jevian mendesah berat, lalu segera membawa gadisnya keluar dari bar sialan tersebut.
“mana yang tadi dipegang orang?”
ave terdiam ketika pertanyaan itu ditodong ke arahnya. tangannya berkutat gelisah dengan kepala yang lumayan pusing akibat masih di bawah pengaruh alkohol.
“mana ve?”
“kamu marah.”
“siapa yang gak marah? aku cowokmu aja gak pernah begituin kamu tapi orang lain dengan kurang ajarnya pegang-pegang kamu?”
ave menciut. “tadi hampir dicium.” adunya, dengan suara pelan.
“ave dengerin aku.” jevian menarik pergelangan tangan ave pelan, “aku ngerti kamu emosi dengerin omongan ayna apa siapalah yang bilang pernah tidur sama aku. but trust me aku gak pernah ngapa-ngapain sama orang lain.”
“aku pusing jen.”
“ya soalnya kamu mabuk.”
“tapi jen, kenapa kita gak pernah kissing?”
jevian menyatukan alis. “kenapa juga kamu dari tadi bahas masalah cium? kamu mau?”
ave membuang wajah. warna merah akibat mabuk dan malu itu bercampur menjadi satu.
“mau denger jawaban gak ve?”
“mau.”
jevian menghela nafas, “karna aku takut gak bisa nahan kalo udah terlanjur nyentuh kamu.”
hening.
ave terdiam, lalu mengembalikan pandang ke arah pacarnya.
“masalah foto, aku gak mau kamu upload yang terlalu kebuka di publik. udah, gitu aja. kebuka biasa sih santai, tapi mata cowok normal bakalan gak bisa kedip ve. kamu terlalu sempurna.”
suara mesin mobil yang menyala dan belum sempat melaju itu menjadi saksi obrolan serius mereka malam ini. bahkan ave masih terdiam, mencerna segala kalimat jevian dalam keheningan.
“jen..”
“ya.”
gadis itu menatap wajah jevian yang tegas itu, lalu meraba rahangnya halus. menyentuh setiap sudut wajahnya yang tampan itu seraya mulai memajukan wajah mendekat.
“ave, no. aku udah bilang aku takut kebablasan nantinya.”
ave tuli seketika. gadis itu mengelus rahang dan bawah bibir pacarnya itu seduktif, dan terus mencondongkan wajah. dari jarak sejauh 3 senti, jevian bisa merasa nafas hangat ave mendarat sempurna.
sebenarnya lelaki itu bisa saja mundur, tapi pergerakan ave seperti menyihirnya supaya tetap diam.
“jen.” ave berbicara dengan suara serak.
“hm.”
“makasih udah pukulin mereka semua tadi.” lanjutnya, masih dengan jarak dekat dan suara yang kian hilang hingga kini terdengar menyerupai desahan ringan.
“iya.”
“asal kamu tau kalo aku punya otot lebih aku juga mau hajar cewek-cewek yang sering bilang ke aku kamu jago main di kasur.”
jevian memejamkan mata, lagi, gadis-gadis di luar sana selalu saja mengarang cerita yang tidak-tidak.
“aku gak pernah ngapa-ngapain sama mereka ya ve.”
“hm.” ave hanya menggumam. tangan kirinya yang tadi terdiam mulai menyusur tengkuk jevian yang hangat itu, “so, do you want to kiss me tonight, jen?”
jevian membuka mata. pandangan sayu ave yang menatapnya sejak tadi berbicara sejujurnya sudah membuat sesuatu dibawah sana menegang sempurna. belum lagi ditambah nafsu ave yang sepertinya sudah naik ke ubun-ubun membuat nafas jevian perlahan memburu. dan sedetik sebelum lelaki itu mengikis jarak, ave sudah menahan bibirnya dengan jari telunjuk.
“why ve?”
ave menyibak rambut jevian ke belakang, “perlu kamu tau, aku juga punya sesuatu yang susah di tahan. sama kayak kamu.”
hening.
keduanya saling tatap lumayan lama. hingga jevian yang pertama kali tidak tahan itu mulai mengikis jarak bibir mereka dengan perlahan.
hangat. bibir jevian hangat. gadis itu bisa merasakan bibir tersebut melumatnya perlahan. begitu pelan seakan tidak ingin menyakitinya. ave sendiri tidak bisa berbuat banyak karena ini masih pertama kali baginya.
lidah lelaki itu menyapu perlahan, memberikan kesan basah dan panas yang membuat ave ketagihan. tangan gadis itu bahkan sudah berpindah tumpuan ke area leher jevian yang kekar.
tanpa suara, hanya ada suara sedotan pelan dan decakan ringan di dalam mobil.
jevian memiringkan kepalanya, sedikit menarik pinggul ave supaya maju lebih dekat, lantas mulai menyusupkan tangan ke tengkuk gadisnya.
ia sudah menahan diri selama menit-menit awal agar ave tidak terkejut, dan sekarang nafsunya sudah kepalang tidak karuan akibat desahan ave yang mendadak saja keluar entah karena apa. maka dengan pasti lelaki itu mulai menaikkan levelnya dengan menggigit bibir ave supaya terbuka sedikit.
jantung gadis itu menggila ketika lidah jevian perlahan masuk ke dalam mulutnya dan mengeksplor bagian dalamnya dengan lihai. seakan isi mulut ave adalah makanan yang berhak ia makan semuanya.
ave melenguh, tangan jevian mendadak mengelus punggungnya dari balik baju. panas, dan berhasil membuat bagian bawahnya semakin basah.
tidak ingin kalah akibat ia yang pertama kali meminta, ave mulai belajar dan sedikit membalas ajaran jevian beberapa menit lalu. gadis itu membiarkan lidah jevian mengeksplornya sekali lagi sebelum mulai menyedot perlahan lidah kekasihnya dengan penuh nafsu.
jevian spontan menegang, ia lantas mendorong tubuh ave mundur. “jangan kelewatan ve. aku gak yakin bisa nahan kalo kamu mendadak bales gitu.”
ave menyentuh bibirnya. mengecap lidahnya sendiri. yang barusan terjadi itu begitu nikmat. jantungnya meledak-ledak dan badannya terasa panas.
“jev, let's do more.“
woi finally jen ave ada narasinya wkwkwk
lanjut kepalanya 150+ dulu ya