kalila and kinara meeting day.


damian bersumpah ia sangat bersyukur mempunyai seorang teman dekat seperti kinara yang sikapnya dewasa dan tidak neko-neko. ya, meskipun sifat suka marah-marahnya sering kali membuat damian keteteran.

tapi tunggu, yang membuat damian bersyukur kali ini adalah jiwa emosi kinara tidak muncul meski 1 persen ke permukaan.

jujur saja, damian kira ia akan kena pelototan tajam dari mata sahabatnya ketika masuk ke kafe membawa kalila secara mendadak, tapi nyatanya kinara hanya diam. iya, diam.

gadis itu bersikap normal dan saling sapa dengan kalila secara manis. garis bawahi, MANIS. kinara tidak pernah tersenyum semanis ini entah kepadanya ataupun teman-teman yang lainnya. damian jelas tau karena gadis itu sering keluar berdua dengannya.

ya, bisa dibilang, damian memang memperhatikan kinara. secara jelas, secara detail. toh, ia sudah mengatakan sejak awal bahwa perhatiannya pada kinara memang sebesar itu.

“ini kinara, kal.. yang itu kevin.” damian memperkenalkan seraya menarik kursi yang akan diduduki kalila agar mundur.

kinara reflek menghela napas pelan dan memalingkan wajah ke jendela kaca sebentar, gestur kecil tersebut.. benar-benar damian sekali.

“kalila chandra.” gadis yang dibawa damian itu mulai mengulurkan tangannya untuk berkenalan. pertama dengan kinara, lalu lanjut ke kevin.

“kinara.” jawabannya keluar seraya membalas jabatan kalila, diikuti pula oleh kevin.

kinara lantas menunduk memainkan ponselnya, membalas chat dari mama, lalu membalas mario. lelaki satu itu tak pernah absen meski sehari untuk chatting dengan kinara.

hening. canggung melingkupi beberapa saat karena keempatnya diam tak membuka obrolan sama sekali. kejadian yang bisa dimaklumi karena masih baru pertama kali bertemu.

“ra pesenan gue yang mana deh?” itu suara damian yang memecah hening, posisinya yang memang berada persis di hadapan kinara membuat tangan lelaki itu dengan asal menarik minuman yang masih terlihat utuh dan menyeruputnya.

“DAM! PUNYA GUE!” kinara melotot dan memukul tangan damian yang mencekal gelasnya. “punya lo masih dibikinin dih, kebiasaan banget lo ya!” kinara reflek menarik gelasnya kembali dan menjauhkannya dari jangkauan damian.

“lah masa? tumben lo minum pait begitu? doyan? biasanya gumoh..” damian heran dan spontan saja mengerutkan alis.

kevin menendang kaki damian di bawah meja agar fokusnya bisa kembali ke kalila saja, karena kalila yang duduk di depannya ini jelas sudah menunjukkan raut-raut canggung meminta ingin pulang.

“gue pengen nyoba doang, gantian sama kevin juga kok.” kinara menjelaskan dengan lebih baik setelah menyeruput minuman yang tadi sudah ia tarik dari damian.

kalila terhenyak. pemandangan ini tak luput juga dari benaknya karena... sedekat apa perempuan bernama kinara ini dengan damian sampai bergantian sedotan?

atau tidak?

karena setelahnya kevin juga ikut menyeruput setelah minuman diletakkan di meja kembali oleh kinara.

hening kembali menyapa hingga akhirnya kinara tidak betah dan beranjak berdiri.

“kemana?” damian bertanya.

“toilet.”


kinara berlama-lama di dalam toilet. entah mengaca atau mencuci tangan berulang kali. yang jelas gadis itu tidak ingin lekas kembali kepada teman-temannya.

sebenarnya apa yang kinara rasakan saat ini? cemburu kah? yang ia tau ia tidak memiliki perasaan yang aneh-aneh dengan damian. tetapi melihat tetangganya itu benar dekat dengan gadis lain rupanya membuat kinara merasa... apa istilahnya? terbakar kah?

kinara mematut diri di cermin lagi. otaknya kembali merantau pada momen ketika damian mabuk malam itu.

will you be okay?

kinara masih ingat jelas pertanyaan damian yang satu ini. will i be okay?

gadis itu menghela napas dan menunduk, kembali menyalakan air dan mencuci tangannya lagi.

jujur saja, melihat damian benar bertekat ingin membangun relasi dengan publik figure secantik kalila membuat kinara sesak dan galau bukan main.

gadis itu menahan gejolak ingin mengurai tangis itu dengan menarik napas berulang kali.

lagi pula, siapa ia jika dibanding dengan kalila? pernyataan itu terus menerus kinara ulang agar ia sadar diri.

beberapa menit ia habiskan di dalam toilet hingga sebuah chat dari mario datang menyelamatkannya.

where are you kin? mau makan bareng gak?

tidak banyak pikir, kinara langsung mengiyakan ajakan mario agar terbebas dari perasaan aneh yang ia rasakan siang ini.

toh, ia sudah berkenalan dengan kalila tadi. keinginan damian sudah terpenuhi, kan?