karen | karel.

part 1

lowercase.

cw : (super extreme) bj, fingering, rough sex, face sitting, etc. be wise. nih konten gak ada ngeslownya ketimbang pvt2 gue sebelumnya. kalo g betah lsg skip aja.

btw, 500 likes kepalanya dulu baru gue lanjutin part 2 ya! happy reading..


karel tiba di apartment karen tepat pukul 10 malam. sinting? sudah tentu. namun mengingat dua manusia itu memang tergolong liar, hal itu bisa dibilang biasa saja. pernah sebelumnya mereka bertemu pukul 1 pagi hanya untuk memuaskan hasrat yang datang secara tiba-tiba.

“babe..” karel melenguh, memeluk pinggang karen yang baru saja membukakan pintu depan sambil menciumi leher gadis itu lembut. “kesiksa banget sejak siang, gue aslinya udah kepingin mampus sejak terakhir kita janjian ketemu.”

“salahin daftar kampus lo lah..” karen berjengit, hampir melenguhkan desahan ringan akibat sedotan karel yang tiba-tiba datang tepat di bawah telinganya.

“rel.. tutup dulu pintunya anjing.” karen kelimpungan. berusaha kuat menarik diri dari dekapan karel, lantas segera menutup pintu unitnya.

“cium ren..”

“dapur yuk?”

“gak mau! gue terakhir main disitu mecahin gelas lo, lo ngamuk gak kasih jatah ke gue 3 bulan.”

karen tertawa, lalu mulai mengalungkan tangannya di leher karel. “minta lah ke cewek lo..”

“cewek gue gak mauuuu.” karel cemberut.

“ya udah, sama gue. sini rel.” karen membalas, melepaskan kalungan tangannya sebentar sebelum menarik langkah menuju sofa besar dan mendudukkan karel disana.

gadis itu lantas membantu karel melepaskan jaket kulitnya, lalu mulai duduk di atas pangkuan. siap untuk menghajar lelaki itu malam ini.

“gue suka banget lo jadi cewek super cekatan.” karel berujar seraya mencekali pinggang karen.

“jago ya?”

“lo gak ada tandingan sih ren.”

karen tertawa, mulai menyisir rambut panjangnya agar tergerai lurus dan rapi sebab sudah hafal bahwa karel sangat menyukai hal tersebut.

“apa peraturan kita malem ini rel?”

“hm.... lo mau apa?”

karen terdiam, tampak berpikir. “gak boleh ngedesah? gimana? maksudnya desah yang sampe teriak gitu.”

lelaki itu tersenyum miring, “lo? lo yakin gak ngedesah? gue baru megang aja lo udah kelimpungan..”

“heh, itu namanya challenge.” karen menggerutu, meletakkan dua tangannya agar bertumpu pada pundak tegap karel.

“ya udah, oke. kalo ada yang teriak, tambah sejam. gimana?”

karen mengangguk, mulai menjilat bibir bawahnya sendiri sebab karel tampak sangat attractive malam ini. bau tubuhnya yang enak dihirup dilengkapi oleh perawakan tegapnya yang makin terbentuk akhir-akhir ini membuat gadis itu turn on secara reflek.

karen menelan ludah, lantas langsung memajukan badannya dan meraup bibir karel secara kasar. lidahnya perlahan menelusur garis bibir karel hingga akhirnya lelaki itu gerah sendirian, memutuskan untuk mengambil alih permainan dan reflek mencekali kepala karen kuat.

karel memiringkan kepalanya, membuka bibirnya lebar ketika melumat bibir seksi karen di berbagai sisinya. atas, bawah.. semua ia raup tanpa sisa. lidahnya perlahan masuk, menerobos mulut karen yang terbuka dan langsung melilitkannya. membuat suara cecap air liur mulai terdengar kuat dan menggema dalam ruangan.

lenguh-lenguh pelan diiringi oleh bunyi kecupan dan sedotan liar itu terus memenuhi telinga, membuat karel menggerakkan tangannya masuk dan meremat payudara berisi karen yang tidak tertutup bra.

“fuck it ren, lo selalu aja seksi..”

“hh.. punya lo. gue punya lo malem ini rel.” balasnya, kembali merekatkan bibir. gadis itu bahkan tidak segan untuk menggigiti bibir karel dan menyedot titik terdalamnya kuat-kuat. sangat pro, kelewat ahli. kadang malah karel yang dibuat kelimpungan.

“babe, stop.. stop... bibir gue bisa bengkak anjir.” karel berjengit, mengelus bibirnya dengan ibu jari sendiri.

“bibir lo gemesin sih.”

“harusnya cowok toh yang bilang begitu? kenapa malah lo?”

karen tertawa, mengedik pundak. gadis itu lantas tak membiarkan keadaan hening terlalu lama sebab kini mulai menjatuhkan lidahnya di leher karel. mengecupnya di beberapa titik yang sudah ia hafal di luar kepala, lalu mulai menyedotnya. menimbulkan bercak kemerahan yang begitu kentara.

“ren.. pelan-pelan ren..” karel melenguh kecil, reflek mendongak untuk memberikan akses lebar pada karen yang memang hobi mengeksplor. gadis itu bahkan kini sudah meraup dagu karel lagi, bergerak naik dan kembali menciumi bibir lelaki itu yang terbuka.

keduanya hanyut, ciuman mereka sama-sama enak dirasakan. tangan mereka bahkan semakin semangat meraba satu sama lain. meremas apa yang bisa diremas, mengelus apa yang terjangkau tangan.

karen menggelinjang pelan sebab jemari karel yang jatuh di buah dadanya yang padat itu perlahan memilin kecil sambil sesekali meremat gemas dari balik baju. ciumannya bahkan masih belum terlepas, kini makin parah sebab mereka saling kulum tanpa basa-basi lagi.

gadis itu menahan napasnya yang makin memburu, lantas mulai melucuti atasannya sendiri. karel juga berbuat demikian setelah sebelumnya sudah terkekeh terlebih dulu.

“arsen seneng gak sih punya cewek kayak lo ren?”

“seneng lah, buktinya sampe sekarang masih jalan.” karen menaikkan sebelah alis menanggapi. tangannya kini sudah turun memijat sesuatu yang telah mengeras dibawah pantatnya.

benar, pusaka karel.

lelaki itu reflek menggeram berat, mencekali pundak putih bersih karen yang sejak tadi masih belum ia sentuh sebab karen masih tidak mengijinkan.

peraturan mereka berdua ketika sedang HS adalah, siapa yang meminta maka dia dulu yang akan dipuaskan.

“udah keras banget ini rel.” karen menatap mata karel sambil tangannya terus memberikan pijatan halus dari balik celana jeans. menikmati ekspresi karel yang menurutnya selalu seksi itu dalam diam sebelum akhirnya gadis itu bangkit berdiri.

“langsung aja, sini. buka celana lo.”

karel menaikkan alisnya, “lo gak pengen bantu gue nurunin?”

“loh hahaha anjir nantang. berdiri lo cepetan.”

lelaki itu menurut. melonggarkan sabuk sebentar, lalu melemparnya ke atas sofa. “there u go pretty.” ujarnya, mempersilakan karen melakukan jobnya malam ini.

gadis itu mengangguk, mulai berlutut di hadapan karel dan menurunkan perlahan celana lelaki itu.

“buset.” kekehnya ketika sudah berhadapan langsung dengan adik karel dalam jarak dekat.

“dah lama gak lo pegang ren.”

“sekali lagi, salahin jadwal kampus lo..” jawabnya, mulai menelan ludah sebab berdirinya milik karel benar-benar membuat nafsunya naik ke ubun-ubun.

“lama-lama gedenya 11 12 sama punya arsen ini mah asli.”

“enakan gue gak sih genjotnya?”

karen meremas kuat pusaka karel sebab gemas akan ucapan lelaki itu barusan.

“ahh babe iya sumpah gue salah. jangan lo siksa lah.. SHIT.”

“eh, today's rules.. gak boleh teriak rel hahaha.”

“brengsek.” karel memejamkan mata, memilih untuk menarik pergerakan agar kembali duduk dan karen dengan senang mengikutinya.

tanpa banyak basa-basi gadis itu segera memberikan layanan spesial pada teman dekatnya agar bisa segera mencapai pelepasan.

digenggamnya lembut pusaka yang telah berdiri tegak itu, lantas memijatnya naik turun secara teratur. beberapa kali ia juga meremas biji karel, membuat sang empunya menggeram berat memenuhi apartment malam ini.

pijatannya terus ia lakukan hingga ke pangkal berulang kali sebelum akhirnya mulai memajukan kepala dan menjilat ujung kepala tersebut sebagai bentuk sapaan.

karel mendesah kuat, mencekali kepala karen yang kini mulai bergerak maju guna melahap miliknya.

masuk separuh, gadis itu menahan pergerakan bibirnya dan mulai memutar lidahnya di dalam sana. memberikan kuluman cukup lama hingga akhirnya mulai ia gerakkan maju dan mundur. terus begitu sampai pemilik benda besar itu stress mendadak. segala jenis hisap dan jilatan karen benar-benar ada di level atas.

“lo hebat renh.. sumpah.” ujarnya ditengah lenguhan, membantu pergerakan karen yang tengah memberikan layanan deep throat itu maju mundur dengan cepat. karen bahkan sampai hampir tersedak saking cepatnya cekalan karel pada kepalanya barusan.

“ahh ahh, renh.. kok lo bisa gak kena gigi sama sekali anjing.” karel mengoceh, membiarkan karen melanjutkan sendiri kegiatannya secara mandiri dan kini sibuk menyenderkan tubuh ke senderan kursi sambil mendongak wajah. pelayanannya terasa sangat sempurna.

bahkan lihatlah gadis itu sekarang...

“ahh renh.. stress lo ya?”

“ini diajarin arsen, udah lo diem aja.”

“tapi.. gak gitu juga?”

karen mengedik pundaknya sebentar sebelum mulai mencapitkan pusaka karel ditengah payudaranya. gadis itu menyatukan miliknya dengan tangan agar pijatannya makin terasa.

karel menggeram kuat, otaknya seakan ingin meledak. “gue bisa keluar kalo lo giniin bangsat.”

“keluarin aja babe. gaya lo suci banget seakan gak kuat ngadepin ronde ke 5 padahal biasanya gue lo gempur sampe teler.”

“shiiiiithhh renh... isep aja ren, gak kuat gue.”

“ledakin dalem aja kayak biasa.”

karel mengangguk, membiarkan pusakanya kembali memasuki mulut kecil karen. gadis itu langsung memberikan hisapan-hisapan pelan, membiarkan cairan yang keluar di ujung kepala karel itu tertelan percuma. mengulumnya beberapa saat sambil terus menekan masuk, berulang kali ia lakukan itu sampai akhirnya tangan karen yang berada di atas paha itu dicengkram kuat. karel meledak. benar-benar meledak.

karen yang memang meminta untuk menerima cairan putih itu hanya bisa pasrah melihat beberapa tetesan yang tak tertelan meluber dari bibir kecilnya.

“lo meledak atau pipis sih anjing..” karen mengomel ketika perlahan mencabut pusaka karel agar menjauh.

lelaki itu tidak menanggapi, sibuk menetralkan detak jantung sambil memejamkan mata. beberapa detik setelah napasnya kembali teratur, lelaki itu membawa karen duduk di sampingnya. merebahkannya hingga tidur telentang di sofa.

“sekarang gantian gue yang main. biar gue puasin sampe lo langgar rules kita hari ini.”