KENNERA 2.

▪︎ 21+

▪︎ lower case.

HAPPY READING.


“lama.” kenan agak merengut ketika akhirnya nera masuk ke dalam mobilnya. lantas mulai menjalankan mobil maticnya keluar dari parkiran hotel.

“iya, sorry. javi ngobrolnya lama.”

kenan mengangguk, lalu fokus menjalankan mobilnya dengan tenang. khas kenandra.

nera akhirnya jadi tolah toleh karena bingung sendiri, “kenan..” panggilnya pelan.

“apa?”

“gak gak.. gak jadi.” nyali nera langsung ciut seketika, aura dingin kenan memang begitu kuat.

siapapun yang melihat mereka berdua saat ini pasti gak akan menduga bahwa mereka baru saja melakukan hal ++ berduaan saking canggungnya.

ya itulah, kenan memang cowok menyeramkan.

“kalo mau ngomong gak boleh ditarik-tarik ner.”

akhirnya.

akhirnya nera bisa mendengar suara kenan agak lama dibanding jawaban singkat model iya, enggak, apa, dan sebangsanya.

“gak sih, cuma nyapa aja.. sepi.” nera cengengesan.

kenan kembali mengangguk, tangannya kemudian bergerak mengelus tangan nera yang berada di atas paha itu dan menggiringnya ke atas paha kenan sendiri.

“gue orangnya emang gini, lo kalo emang mau ngomong ya ngomong aja, gue dengerin kok.” ucap cowok itu masih menggenggam tangan nera.

“hah..” nera spontan sesak nafas.

entah, setiap pergerakan kenan selalu berhasil membuatnya menggila.

“tentang tadi, sorry ya ken..”

“apa?”

“di mata lo gue pasti agresif banget.”

“oh..” kenan tertawa. ia kemudian menghentikan mobilnya karena tercegat macet mendadak yang sialnya begitu padat merayap. “santai, gue suka cewek agresif.”

sialan. nera hanya mampu menegak ludahnya kasar seraya membuang pandangannya ke jalan.

“anyway ner,”

“ya?”

“gue suka, suara lo.”

“hah?” nera membalik pandangannya agar kembali menghadap ke arah kenan yang sialnya kini sudah berjarak begitu dekat di hadapan wajahnya.

“ken..” nera mundur beberapa jarak hingga kepalanya hampir terantuk kaca jendela, namun belum sempat hal itu terjadi, tangan kiri kenan sudah terulur menahan belakang lehernya.

“we kiss often.. kenapa lo jadi malu-malu gini sih?”

“anu..”

“wanna kiss again? mumpung macet.”

nera mengatur degup jantungnya. dipikir-pikir iya juga, kenapa disini hanya dia yang sok malu-malu dan jadi deg-degan kayak orang bego?

“i miss your tongue on me, babe.” kenan berucap seraya jempol kanannya mengelus bibir nera yang lipsticknya sudah berantakan akibat ulahnya tadi ketika di ruang ganti.

nera terdiam, matanya memandang lurus mata kenan yang kini juga masih menatapnya. “ken..” panggilnya.

“apa?”

“gue juga suka, lidah lo.”

sial. kenan jadi terpancing 100%.

tanpa membuang waktu lagi, lelaki itu segera melepas seatbeltnya dan menjunjung nera agar naik ke pangkuannya.

gadis itu tidak menolak, ia bahkan sudah mengalungkan tangannya dan menurunkan senderan kursi kenan agar ruangannya menjadi bebas.

“gosh..” kenan tiba-tiba mengerang sebelum ciumannya jatuh menimpa bibir nera.

“what?”

“you look so damn good on me.”

“and you look so damn good pas ada dibawah. should i ride you?”

sial. “ner, lo pinter banget naikin birahi orang.”

“no no, gue cuma bilang gini ke lo doang.”

kenan tidak membalas lagi karena merasa nafasnya kian memburu, lantas memajukan badan demi mencium bibir merekah yang ada di depannya ini.

lumatan demi lumatan dan hisapan demi hisapan ia layangkan hingga suara nera yang mulai melenguh itu terdengar jelas di dalam sepinya mobil.

tidak ada musik, yang ada hanyalah suara decakan-decakan basah serta desahan berat yang keluar bergantian dari bibir keduanya.

nera menyerah, ia lantas melepas pagutan liar kenan dan memundurkan badannya hingga menyender di atas setir. “gila. lo gila.” ucapnya memegangi bagian bawah bibir yang sedikit membengkak karena kenan benar-benar meraup bibirnya tanpa ampun.

“selama ini kita kissing, baru pertama kali ini gue ngerasain pangkal lidah lo ner.. taste good.”

nera tidak mendengarkan lagi. ia kemudian turun dari pangkuan kenan dan kembali duduk di kursinya.

“sini.” ucap nera tiba-tiba.

“apanya?”

“tadi katanya mau solo tapi gak jadi.. sini, gue bantu.”

“di mobil???”

“ya kalo lo bisa nahan sampe ke rumah gue isokay sih.”

kenan terdiam. matanya jauh menerawang mobil-mobil yang berbaris padat didepannya. “sial.” ia memaki.

nera tertawa singkat dan mengedikkan pundaknya, “terserah sama lo sih, gue nurut.”

lelaki itu tampak memejamkan mata menimbang, dan belum sempat jawabannya terlontar, sebuah pijatan ringan sudah ia terima dari tangan nera yang mendadak saja terulur di luar celana kain hitamnya.

kenan reflek membuka matanya dan mendesah berat. “ner..”

“why?”

“fuck.. your hand.”

bulu tubuh nera meremang, ini baru pertama kalinya ia menyentuh milik lelaki dan juga baru pertama kalinya mendengar suara berat desahan lawan jenis.

sialnya suara kenan benar-benar addicting, begitu berat dan seksi di telinganya.

“shith... just do it ner, open it.” kenan mempersilahkan nera melakukan lebih seraya mulai melucuti sendiri sabuk dan celananya.

nera tertegun.

belum, kenan belum melepas celana dalamnya, tapi gadis itu benar-benar merinding merasakan kejantanan kenan yang begitu keras dan menusuk celana seperti memaksa keluar.

kenan gemas. lelaki itu lantas membimbing lagi pergerakan tangan nera yang sempat terhenti tersebut.

“pijet ner, elus aja, isokayh..”

nera menatap mata kenan yang kini terpejam tersebut dan mulai mencium kembali bibirnya.

tangan nera yang masih aktif di bawah sana dan bibir manis gadis itu yang memagut liar benar-benar menambah sensasi tersendiri bagi kenan.

tinnnn

keduanya mengerjap dan reflek melepas diri.

itu suara mobil belakang yang mulai mengebel karena mobil depan sudah berjalan kembali.

“shit..” kenan mengumpat dan dengan terpaksa melajukan kembali mobilnya.

nera cekikikan tanpa suara melihat ekspresi kesal kenan di sebelahnya. gadis itu lantas mendekatkan diri dan lanjut mengelus pusaka kenan seperti tadi.

“gak usah merengut gitu, nih tangan gue lanjut kok.” nera berucap sembari memijat batang tersebut yang sudah sepenuhnya menegang.

kenandra tersentak, pijatan kuat tersebut ia terima cuma-cuma ketika sedang menjalankan mobil.

“nerh.. gue lagi nyetir.”

“ya lo fokus aja, gue juga fokus disini.”

kenan mendesah berat sekali lagi ketika tangan nera masuk menelusup ke dalam celana dalamnya dan langsung menggenggam batangnya dengan gerakan lembut namun kuat.

“gede ken.”

*“fuckh nera.. pijetan lo feels so damn good.”

“masa?”

“hmm.. naik turunin ner.”

gadis itu menurut dan mulai mengocok pelan pusaka kenan yang sudah berdiri tegang tersebut, lantas ketika merasa desahan kenan begitu merangsang hasratnya, ia mulai membungkuk dan menjilat ujung kepala milik kenan dengan gerakan kaku.

kenan reflek saja menepikan mobilnya di bahu jalan yang kosong dan mendesah keras.

“siapa yang nyuruh lo jilat sih ner?”

“ahh..” lelaki itu tidak mendapat jawaban karena nera kini benar-benar melahap separuh miliknya dan beberapa kali menghisapnya gemas.

sinting.

nera benar-benar sinting.

kenan lantas mendorong tubuh nera dan menyumpal bibir gadis itu dengan bibirnya yang kepalang bernafsu.

desahan kembali terdengar kala tangan kenan meremas payudara nera langsung dari dalam dress dengan tekanan kuat.

“moan my name ner..” titah kenan ketika jemari lelaki itu turun dan mengelus klit nera dari balik celana.

“kenhhh...” lenguhnya kuat ketika merasa bagian bawahnya mulai berkedut.

“gantian..”

nera menggeleng, “ken.. should i ride you?”

“gila lo?”

*“please, gakh kuat ahh..” desahan nera lepas kembali ketika jemari kenan mulai masuk dan menusuk dengan perlahan di bawah sana.

kenan menahan nafasnya yang memburu dan mulai memperhatikan wajah cantik nera yang kini sudah sepenuhnya bersandar di kaca mobil.

“lo gila ner..” kenan berkomentar.

“whathh..?”

lelaki itu menggeleng, lantas kembali menaikkan nera ke atas pangkuannya.

kedua manusia itu reflek melenguh bersamaan karena dua titik sensitif tersebut akhirnya bergesekan di bawah sana.

“gak usah dimasukin.” kenan memberitau.

nera mengangguk paham. ia kemudian mulai berpegangan pada pundak kenan dan menyibakkan rambut panjangnya ke belakang.

“gerak ner..”

gadis itu mengangguk, lantas memaju-mundurkan pinggulnya dengan gerakan pelan, mencari kenikmatannya sendiri.

lagi-lagi keduanya mendesah, rasa hangat dan panas serta pijatan kuat yang sama-sama didapat ketika milik mereka bergesekan menimbulkan rasa yang tidak bisa dijabarkan lagi.

“kenh....”

“yes ner..” kenan menjawab sembari melihat ke bawah, ke arah kemaluan mereka yang saling memberikan servis.

nera menyerah, pusaka kenan yang begitu besar dan keras itu benar-benar terasa enak dan nikmat.

gadis itu lantas bergerak kian cepat dan desahan dari mulutnya yang terbuka meneriakkan nama kenan menambah sensasi tersendiri bagi lelaki itu.

“mau keluar ner?”

“hmmh..”

kenan mengangguk, lelaki itu memajukan kepalanya dan menyedot kuat payudara nera seraya mulai menghentak-hentak liar pantat nera.

kasar, tapi begitu terasa nikmat.

pusaka milik kenan dan vagina milik nera yang sudah berkedut kuat itu akhirnya mencapai titik puncaknya masing-masing.

keduanya ambruk lemas.

“gue akui lo hebat ner.” kenan memuji sembari mengecup dahi nera yang berkeringat. *“can we do this again next time?” lanjutnya bertanya.

nera hanya diam, sebagai balasannya gadis itu hanya mengangguk dalam diam karena nafasnya masih tidak beraturan, lantas mencium bibir kenan dengan pagutan lembut dan ringan.