kinda mature but IT'S OKAY.


“nunggu lama kah? maaf ya kiel. tadi danielnya larang aku pulang.” amel menjelaskan ketika baru saja mendudukkan diri di sebelah kursi kemudi.

markiel mengangguk, tersenyum. selang beberapa detik kemudian, lelaki tersebut mengulurkan tangan mendekat.

“mau apa?”

“ayo duduk di pangkuan saya.”

bukan pertanyaan. ucapan markiel barusan lebih terdengar seperti perintah yang tidak menerima segala jenis penolakan.

amelia sontak melotot. pipinya langsung memerah. “biar apa...?”

“uhm.. biar bisa saya peluk waktu nanti lampu merah, mungkin? kamu tau lampu merah di sana 100 detik kan? saya gak mau menunggu bosan.”

“ih?” amel sangsi. namun entah mengapa perempuan itu malah lanjut menangkap jemari markiel dan kini perlahan berpindah duduk di pangkuan suaminya.

“you always look good on me lho mel.” markiel menelan ludah, mendaratkan dua tangannya di pinggul amel seraya membenarkan posisi gadisnya agar bisa pas duduk selagi nantinya ia menyetir. tentu saja markiel sengaja tidak memakai jasa pak angkasa untuk mendapatkan moment ini.

“kamu mau rambutku diurai apa dikuncir aja kiel?”

markiel meneleng kepala, tertawa tanpa suara. “saya kadang bingung. kamu ini malu-malu tapi nantangin saya terus.”

“hm.. urai aja lah ya? gak bawa kunciran juga akunya.” amelia tidak merespon dan lanjut bermonolog. sengaja saja sebenarnya.

“sini deh peluk dulu, kepalanya kamu senderkan ke saya ya.”

amel menurut tanpa banyak bicara. menyenderkan kepalanya persis di dada kiri markiel. sedetik setelahnya amelia sudah merasakan punggungnya yang sesekali dielus-elus perlahan.

“kamu mau mampir makan dulu di luar gak mel? kalau iya saya ampirkan, nanti kita dine in.”

“gak ah, males. aku mau makanan rumahan aja, tadi udah request mbak anita masakin sawi daging juga. eh, tapi kalo kamu mau makan di luar gak papa ya.. aku temenin.” perempuan itu menjawab seraya memundurkan sedikit kepalanya demi melihat wajah markiel sebentar.

“kemauan saya nurutin kamu sayang..”

amelia berdecak, kembali menyenderkan kepala. “kamu tuh terlalu manis lho kiel jadi cowok. aku suka pusing.”

markiel hanya bisa melebarkan senyum di balik tubuh amelia yang masih ada di pangkuannya. lelaki itu merasakan gejolak cinta yang luar biasa sekali detik ini, entah lah kenapa bisa sampai jadi begini.

“mel..” panggilnya kemudian.

“hm.”

“makasih ya.”

“buat yang apa?”

“karena mau menikah sama saya. makasih sudah percayakan hati dan hidup kamu untuk dihabiskan bersama saya sampai tua nanti.”

“tuh kan? manis-manisin aja lahterus sampe diabetes sekalian aku rel?”

“saya sayang sama kamu. saya rela pertaruhkan apa saja untuk melindungi kamu dan keluarga kita nantinya.”

amelia memejamkan mata. jantungnya meledak bukan main. beberapa detik ia habiskan dengan terus memejam demi meredam degup jantung sampai akhirnya ia putuskan untuk membuka mata kembali.

selain silau karena kelamaan memejam, pemandangan pertama yang amelia lihat berhasil membuat gadis itu mengerjap dan menelan salivanya bulat-bulat.

iya. benar. jakun markiel.

dan entah karena terpengaruh ucapan markiel yang terlalu menguasai kondisi atau karena hal lain, tangan kiri amelia mulai bergerak naik demi bertengger di leher markiel. bibirnya bergerak maju secara perlahan hingga akhirnya berhasil mengecup bawah dagu suaminya.

“suddenly kamu cium saya?” markiel tergelak. meski sejujurnya juga susah payah menahan gejolak salah tingkah akibat kecupan amelia barusan.

“kamu kalo nyetir sambil neleng dikit bisa gak?”

“kamu mau eksplorasi leher saya?”

amelia mengangguk. “pingin coba....”

“bisa kok. boleh kamu co.. ah shit.” markiel mendadak kelimpungan karena amel, lagi-lagi tanpa babibu langsung menjulurkan lidahnya. sensasi panas itu merambat cepat hingga ke bagian tubuh markiel yang lain. membuat cengkramannya di setir kemudi juga makin menguat.

amelia sendiri tidak banyak berbicara. selain memang pembawaannya yang suka seenak hati, amelia juga selalu cuek dengan apa yang terjadi.

“kenapa tiba-tiba kamu godain saya waktu lagi menyetir begini mel?” markiel melayangkan protes, namun gerakannya berbanding terbalik dengan protesannya. sebab kini kepalanya terus memberikan akses agar amel bisa menjilatnya lebih leluasa. bahkan, tangan kirinya yang sesekali ia gunakan untuk mengoper mobil itu juga ia fungsikan untuk menekan leher amel agar memperkuat hisapannya.

“love you kiel.” ujarnya pelan selagi terus menjatuhkan kecupan dari leher kanan menuju leher kiri. kecupannya terus ia jatuhkan tak kenal wilayah. sesekali ia memberi tanda kecil di pertengahan leher meski hasil warnanya tidak terlalu berhasil.

markiel mengerem mobilnya tepat ketika tercegat lampu merah 100 detik yang kini menyisakan hanya 75 detik saja. dan kini selagi menanti, dua tangan markiel yang tadi tak bisa bergerak leluasa itu memutuskan untuk mendorong tubuh amelia agar sedikit menjauh.

ditatapnya sebentar mata istrinya yang kini sudah 50% diisi hawa nafsu, lalu lanjut mengecup bibir merah amel tersebut dengan pelan. dilumatnya kecil seraya ia hisap beberapa kali sampai si empunya tidak sengaja melenguh seksi.

“saya suka sisi kamu yang ini mel.” markiel berujar setengah berbisik, lantas membiarkan gadisnya kembali memangsa lehernya sebab lampu merah kini sudah berakhir.

satu yang pasti adalah agenda made in korea ala markiel dan amelia akan segera terjalani dekat-dekat ini.