kinda (weird) dating schedule-


“jadi ni rencananya gimana ya mas ya?” celine, yang baru duduk di kursi penumpang itu langsung melempar bantal beruangnya ke jok belakang. pukul 12 malam lebih 10 menit, pakaian yang mereka kenakan juga normal tertutup. bahkan kalandra membawa beberapa jaket kulit tebal yang ia gantung di belakang.

alphard hitam ini lengang, lampu2 biru yang menyala redup di beberapa sisi juga sangat enak dipandang mata. lagu yang diputar kalandra bahkan masih sama seperti biasanya—lagu-lagu slow rock band luar yang entah kenapa memang berbeda feelsnya jika kalandra yang memutar.

“duduk aja yang an... YANG ANTENG CELINE!!!!” kalandra ikut kelimpungan ketika ponsel celine mendadak lompat jatuh ke bawah kolong. “kenapa sih tingkahnya ada aja gitu ben detik hah?”

“HEHEHEHE.” celine malah cekikikan dan memperhatikan kalandra yang sudah merunduk mengambilkan ponselnya. celine sendiri tidak tau kenapa ponselnya mendadak merosot tadi, mungkin karena tangannya berkeringat akibat baper parah. lagi. gadis itu memang juara satu jika berurusan dengan kata baper. mau kalandra cuma diam bernapas di sampingnya pun dia sudah baper. aneh? memang. namanya juga celine..

“pake seatbeltnya ayo sini tarik tuh gue tancepin.”

care amat si.....”

kalandra melotot grogi. “lo benerin sendiri aja lah cel.” ujarnya sewot.

“nih nih.” celine tersenyum lebar sambil mendekatkan ujung seatbelt ke tangan kalandra. lelaki itu hanya diam dan memasangkannya sampai benar.

“dah, sekarang lo duduk. anteng. jangan kebanyakan tingkah. mau makan kue tinggal toleh belakang tuh satu kresek full! kalo kebelet pipis juga gue ada botol cleo kosong.”

“MAKSUD LO?!”

“hehehe. canda doang, sayang.”

celine merinding. telinganya tuli seketika.

“omong-omong uselan gue mana? sekali dulu sini baru berangkat.”

“uselan ap..”

“banyak nanya.” kalandra memotong ucapan celine, —yang sebenarnya memang 100% paham dengan maksud kalandra itu, dengan langsung memberikan contoh. memasukkan dirinya dalam pelukan gadis itu dan meletakkan dahinya tepat di pundak. kalandra versi manja memang membuat lutut melemas.

bau wangi tenang yang celine suka dari rambut kalandra bahkan sudah terhirup. membuatnya reflek menepuk-nepuk pucuk kepala lelaki itu sambil sesekali mengelusnya singkat.

“dah.” beberapa detik setelah celine melepas tangannya dari kepala, lelaki itu langsung melepas diri seraya memasang raut normal seakan tak terjadi apa-apa yang penting.

“nih hp gue. ganti aja playlistnya kalo lo muak.” lanjutnya kemudian, menunjukkan password handphone agar celine tidak bertanya nantinya.

sebuah pattern. membentuk huruf C.


tepat satu jam mengendarai, mobil kalandra akhirnya sampai juga di tujuan. luar kota. tepatnya ada di dataran tinggi. lelaki itu memarkir mobilnya di area parkir luas yang tak disangka cukup ramai pengunjung meski sudah pukul satu pagi.

“dingin kan? tuh jaket lo kalo gak mempan, gue bawa selimut.”

“gak sekalian aja gue lo suruh bawa bantal terus tidur di rumput?”

“ya kalo lo mau.. gue bawa karpet.”

STRESS. kali ini celine langsung menarik poni kalandra kencang. “lo gak sekalian aja bawa tenda dodol!!!”

“bawa kok. mau dikeluarin?”

FUCKKKKKKK IT LAH.”

fuck what, cel?” kekehnya bercanda.

“ish.” celine langsung membuka pintu mobil dan keluar, meninggalkan kalandra yang masih tertawa geli di dalam sana.

mengenai karpet, tenda dan selimut tadi.. kalandra tidak berbohong, ia memang membawanya. untuk jaga-jaga. sebab jika kalandra memang stress, celine jauh lebih stress. ingat masalah lumpia tadi, kan?

“MBAK, JALAN MASUKNYA DISANA MBAK.” kalandra berteriak sambil menekan tombol kunci. tawanya reflek menguar ketika celine akhirnya berbalik badan mendekat lagi ke arahnya.

“emang ada jalannya ya? tuh kan cuma hamparan dibatesin pager doang?”

“ya lagian lo percaya aja. yang bego siapa?”

“g-gu..e?”

“nah.” kalandra cekikikan, lalu menyampirkan jaket yang memang ia bawa lebih itu ke pundak celine. “buat dobelan. nanti pilek.” jelasnya, lalu menarik tangan celine dan lanjut menggenggamnya masuk ke dalam saku jaket yang kalandra kenakan sendiri.

celine mengumpat kencang. kali ini bapernya ia suarakan sebab sudah tidak kuat. kalandra benar-benar sudah sejuta persen mericuh sarafnya.

“mau stmj gak? yuk kesitu aja. gue pesenin.” lelaki itu lanjut mengajak, tidak merespon umpatan celine barusan sebab paham bahwa gadis itu mengumpat karena ulahnya.

“gak mauu. nanti aja.”

“ya udah, duduk sana aja?”

“oke.”

“telinga lo dingin gak?”

celine reflek berjengit. —padahal kalandra cuma diam kali ini.

“tanya doang gue woi. just wanna make sure u're warm enough.

celine berdecak. bagaimana tidak menghangat jika sekarang badannya saja sudah panas bukan main?

gadis itu lantas menarik langkah menuju dudukan kursi panjang yang lumayan berembun. sudah ingin duduk ketika kalandra mendadak menahan pergerakannya, mengajak pindah ke bekas milik orang lain yang kering dan sudah tentu lebih hangat karena baru diduduki. “situ aja. tuh orangnya baru minggat.” ujarnya kemudian.

celine menurut. duduk anteng dengan tangan kiri masih berada dalam genggaman di saku kalandra.

“gue ajak ngedate liat bulan dan langit malem secara bener kali ini. tuh liat, super jelas.. kan?”

hening. celine hanya diam memandang hamparan hitam yang menunjukkan gemerlap lampu kota di bagian bawah dan cahaya bintang di atasnya.

udara menerpa cukup dingin ditambah bau dari beberapa minuman panas yang mengepul dari pengunjung lain. maklum lah, malam minggu. sebagian orang yang tidak betah berada di rumah juga memutuskan datang meski waktu tidur sudah menjemput.

“lo tau gak kal, kalo cahaya bintang yang kita liat sekarang ini tuh sebenernya cahaya dari beberapa tahun lalu?”

kalandra mau mengangguk sebab ia memang paham mengenai satuan tahun cahaya, namun akhirnya ia memutuskan untuk menggeleng saja. “gak ngerti. kok bisa gitu?”

celine mengedik pundak. “kayak contoh aja paling gampang proxima centauri.. dia jaraknya sekitar 4,24 tahun cahaya sama bumi. lo bayangin ternyata cahaya dia yang kita liat sekarang tuh ternyata cahaya dari tahun 2019...”

kalandra mengangguk. menyukai perempuan di sampingnya yang tidak hanya cantik wajah namun otaknya juga padat berisi. “konsepnya sama kayak matahari juga ya berarti cel?” balasnya setelah diam cukup lama.

“hm.. gak ngerti, tapi bisa dibilang gitu gak sih? kayak matahari sama bumi jaraknya kan kira-kira 150 juta kilometer-an ya kal. sama cahaya tuh jarak segitu bisa ditempuh sekitar 8 menitan?”

“lebih 20 detik.” kalandra mengimbuhi.

“nah, jadi kalo kita liat matahari terbit pertama kali di pantai itu sebenernya kita lagi liat matahari terbit 8 menit lebih 20 detik yang lalu, ya gak?”

“yap. pinter cewek gue.”

celine reflek buang muka. niat berdiskusi serius endingnya kena getah sendiri.

anyway cel..”

celine menoleh.

“gak mau senderan ke gue?”

gadis itu reflek menjatuhkan kepala ke pundak kalandra. “mau lah! dari tadi kek tawarin..”

kalandra tertawa setelahnya. merentangkan tangan kanannya sebentar sebelum akhirnya merangkul lengan celine. “kalo ngantuk ngomong ya. ntar masuk mobil aja gue pindah ke tempat lain.”

“kemana?”

“rahasia lah, suka-suka gue.”

“lo bawa ke altar aja bisa gak sih?”

“lo mau?”

celine memukul kaki kalandra kencang dan menegakkan badannya. “minimal pacarin dulu guenyaaaa!!!!!!!”

“mau?”

“kan lo yang gak mau?”

“mau.”

“mau apa?”

“cel..”

“hm.”

“gak jadi.” kalandra menarik kembali kepala celine agar rebah di pundaknya.

see?

celine langsung berdecak kencang, ingin meninju segala angin yang kini melintas semakin dingin menjemput pagi.