lowercase.


“eh eh apaan nih?” kennan, yang baru saja menapakkan kakinya masuk ke rumah nera itu sampai terjengkang beberapa langkah sebab pelukan erat yang ia terima secara mendadak. “kangen gue banget ner?” lanjutnya, belum membalas pelukan dan kini sibuk menenteng kresek belanjaan berisi minuman ringan sejauh mungkin dari jangkauan tangan nera agar tidak jatuh tersenggol.

gadis itu mengangguk, mengusel kepalanya masuk di dada. “lo lama gak kesini!” ucapnya, sedikit nyolot. bercanda.

“perasaan gue baru kesini 2 hari lalu sih. gue yang salah apa lo yang udah amnesia?” kennan menepuk-nepuk punggung nera sekenanya dengan satu tangan sebagai balasan.

“ya itu lama sih kata gue hehehehe.”

kennan geleng-geleng kepala. masih membiarkan nera memeluknya rapat hingga akhirnya jengah sendiri sebab sadar bahwa ia diabaikan. kennan masih tetap sama seperti dulu. kulkas! jiwa cueknya bahkan semakin menjadi-jadi entah kenapa.

“ken..” nera memanggil pelan ketika kennan meletakkan pantatnya pelan di sofa ruang tengah.

“iya, i know..”

“tau apa? kan gue belum bilang apa-apa?”

lelaki itu berdecak, matanya menelusur pelan tubuh nera yang kini berdiri tegap di hadapannya. “sini.” ajaknya, menepuk paha.

nera menurut, duduk menyamping di atas paha kennan yang terbalut celana ripped jeans biru langit.

“coba bilang ke gue mau apa sekarang?” kennan menaikkan sebelah alis dan menyugar rambutnya yang sudah memanjang itu ke belakang. begitu atraktif.

nera terpaku, memandangi bibir merah kennan yang terbuka ketika berbicara itu sebentar lalu kembali ke mata. begitu berulang kali hingga akhirnya nera memaling wajah, menelan ludah.

“you got h word, ner?”

“hmm. kinda..”

kennan mengangguk. menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa hitam nera yang terlampau empuk. berniat membiarkan gadis itu berbuat sesukanya sebab ia tau, nera memang berani jika sudah bernafsu.

“bantuin ya ken?”

kennan mengangguk. mengelus rambut nera pelan, lalu menyusupkan telapak tangannya masuk ke tengkuk belakang agar dengan mudah bisa menarik nera mendekat.

gadis itu menahan napas, wangi kennan yang sangat hugable itu menusuk dan menyerang kewarasannya dalam sekejap. di antara banyaknya lelaki yang dekat dengan nera, perlu diakui hanya kennan yang selalu mampu membuatnya ingin berbuat lebih jauh. padahal kennan tidak pernah berulah apapun kepadanya selain berpagutan bibir ketika sedang ingin saja.

kennan tersenyum miring, mengawasi nera yang entah kenapa masih diam di tempatnya padahal ia sudah menyerahkan diri. menatap mata sayu yang terus-terusan menatap bibir itu dengan perasaan gemas sebab sebenarnya ia ingin segera menyatukan bibirnya juga.

lelaki itu kemudian bergerak maju, mendekatkan kepala sebentar untuk sekedar memancing. membuat deru napas nera yang sudah terlampau hilang akal itu makin berat dan menggelitik nafsu kennan sendiri yang sejak tadi masih terkontrol.

“why u're not moving ner?” tanyanya kemudian, penasaran.

nera mengerjap pelan, memutuskan untuk memandang mata kennan. lalu dengan suara pelan ia memanggil, “ken..”

lelaki itu mengangguk dan kembali memundurkan tubuh. ingin mendengarkan nera yang hendak berbicara.

“kenapa kita gak berbuat jauh sekalian? gue kepengen lo banget ken asal lo tau..”

kennan terdiam. matanya menelisik nera dalam hening sementara tangannya kini mulai mengelus wajah. “menurut gue selama ini kita juga udah berbuat jauh ner.”

“but you do it with another girl so often kennn.. lah gue?? lo... lo merasa gue gak bisa muasin lo kah?”

kennan menegakkan tubuhnya. melihat nera menunduk diam dan memainkan jemari itu sambil diam-diam menghembus napas berat.

ya, memang betul jika keduanya sering sekali memberikan servis satu sama lain sejak pulang pesta kala itu. namun bukan berarti kennan dan nera pernah berhubungan intim seperti kennan melakukannya dengan perempuan lain.

untuk nera, entahlah.. kennan tidak tega. ia tau bahwa ia sendiri masuk dalam jajaran lelaki brengsek yang mudah goyah, jadi kenapa pula ia harus merusak gadis yang memang masih tersegel rapat? belum lagi gadis ini terlalu baik dan punya reputasi baik di depan media. punya apa kennan sampai berani merusak mahkota nera?

“dari sekian banyak orang minta dijaga, kenapa lo malah mau gue rusak ner?” akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari bibir kennan saat ini. sebab menurutnya sedikit tidak masuk akal perempuan mau menyerahkan diri meski didasari cinta setengah mati. bagus jika lelaki itu bertanggung jawab? jika tidak? bagaimana perempuan itu beralasan pada suaminya di masa depan kelak?

“don't know... akhir-akhir ini kayak otak gue ngarahnya ke lo terus. semua yang lo lakuin buat gue kayak perfect dan bikin gue gak mau cowok lain. gue kadang mikir kenapa lo mau have sex sama beberapa cewek sedangkan sama gue cuma gitu-gitu aja. gue insecure. maksudnya, gue kayak dibuat mikir apa gue ini gak pantes gitu menurut cowok..”

kennan meneleng wajah, mendadak ingin tertawa sebab alasan macam apa pula yang disebut nera? aneh. aneh kuadrat malah. “lo suka gue ner?”

“obviously yes.”

“ya, emang ketara banget.”

“terus? cuma gitu doang tanggepan lo ken?”

“ya gimana lagi ner? lo ngarep apa dari bibir gue coba?”

“status?”

“lo mau pacarin gue? yang lo akuin bejat kaku ini?”

nera mengangguk, “gue suka lo. kadang gue ngerutuk juga kenapa bisa suka lo padahal banyak cowok ngejar gue. tapi gue sukanya loooo. gue harus apa?”

kennan bingung. inilah saat-saat yang paling ia hindari. memberi kepastian padahal sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja. bukannya kennan tidak menyukai nera. sebab cowok waras mana yang mau menolak gadis macam ini? namun sekali lagi, kennan ragu dengan dirinya sendiri.

dan ketika lelaki itu masih terdiam, tangan nera sudah mengalung di lehernya. bibir gadis itu bahkan sudah mendarat lekat pada bibir kennan yang kali ini belum membalas. terlampau pasif sebab otaknya masih kebingungan.

ciuman yang diberikan nera saat ini terasa hangat, gadis itu mengecup pelan dan lanjut melumat miring milik kennan. tidak peduli jika kegiatannya berjalan solo dan masih belum dibalas. nera terus menghajar bibir kennan atas bawah bergantian.

ciuman gadis itu perlahan bergeser naik ke tulang pipi kennan dan terus bergerak hingga mendarat di belakang telinga. dengan sigap nera menyibak rambut kennan ke arah atas, lalu mulai menjulurkan lidahnya pelan untuk menjilat area yang menggoda hasrat tersebut.

kennan berdeham berat, merasa nera begitu serius menginginkannya saat ini. lelaki itu lantas dengan sigap menarik mundur kegiatan nera.

“we'll do it like usual ner. gue tetep gak akan berbuat jauh, tapi pegang omongan gue kalo gue akan bikin lo terbang dan ngerasain hal paling enak hari ini.” lelaki itu berujar. membenarkan sebentar posisi duduknya dan tanpa membuang waktu lagi langsung memagut bibir nera kembali.

ciumannya bergerak kasar, ada deru nafsu yang tercipta disela kegiatan hingga membuat keduanya otomatis makin melekatkan badan dan meraba apapun yang bisa tersentuh tangan.

gigitan dan hisapan berdatangan tanpa henti dari keduanya, membuat napas yang tadinya masih normal itu mendadak jadi sesak kekurangan asupan oksigen.

“baring ner.” kennan memberi titah, mendorong pelan bahu nera ke samping agar tidur telentang saja. dengan pasti ia membuka balutan jaket yang tadi masih melekat itu lengkap bersama dengan kaosnya.

nera menggigit bibir, jarang-jarang kennan membuka atasan ketika sedang bermain. tubuhnya yang tegap berisi itu membuat nera terhipnotis sempurna.

“tambah bagus badan gue?” kennan menembak.

“lo fitness?”

kennan diam dan hanya membalas dengan alis satu yang terangkat menggoda. “lo cewek pertama yang gue kasih liat perkembangan otot gue ner.” ujarnya, mulai menindih tubuh nera dari atas.

mata lelaki itu masih memandang lekat ketika perlahan tangannya masuk menyusup ke dalam atasan nera demi merasakan kulit lembut gadis tersebut. membuat mata nera kian sayu dan gelap dimakan setan nafsu.

kennan tersenyum, kali ini senyumnya tulus sekali. nera bahkan berani bersumpah jika baru detik ini ia melihat senyum kennan yang serius seperti itu. namun pikirannya mulai terpecah kala tangan kennan mulai meremas payudara kirinya dengan gemas.

“sengaja gak pake atau emang lo lagi gak pengen pake?”

“cewek kalo di rumah, biasanya.. ahh kenh, cubitnya pelan ajaa..”

“biasanya apa?”

“gak pake daleman..”

kennan tertawa, mencium bibir nera yang terbuka hingga desahan pelannya menguar dalam ciuman. menggemaskan sekali.

kesadaran nera sudah hilang 50% saat lidahnya dililit terus-terusan dari atas. rasanya seperti dihajar sekali sebab sekarang tangan kennan sudah berpindah ke bagian sensitifnya di bawah sana. menyusup masuk dengan mudah melalui celana pendek yang nera kenakan, lalu mengelus bagian basah itu dengan tekanan yang tidak bisa dijabarkan. tekanan yang terasa pas, dan tentu saja berhasil menggetarkan seluruh pikiran nera yang sepenuhnya sudah menggila.

nera mendesah pelan, menggigit bibirnya. elusan kennan di bawah sana berubah menjadi tusukan kecil.

“harusnya jangan gi.. gitu.. maksudnya, gue.. gue tuh ahhhhh kenhh... dalem banget mainnya.”

kennan tidak membalas dan dari tadi sibuk mengecupi pundak serta leher nera. memberikan banyak sedotan kecil ketika jemarinya aktif memberikan servis di bawah sana.

“gue gak minta maaf karena gak nurutin keinginan lo tadi ya ner.”

“hmmh..”

“jangan rusak diri lo terlalu jauh di tangan cowok kayak gue. gue gak sebaik itu, lo tau sendiri. kan?”

nera ingin menjawab dengan benar, namun desahannya lebih mendominasi sebab sekarang kennan sudah menaikkan baju nera dan melumat payudaranya kuat-kuat. ujung yang mengeras itu ia gigiti berulang kali sambil terus menghisap tanpa henti.

lenguhan nera terasa makin kuat ketika akhirnya kennan mencabut jemarinya di bawah sana.

tidak membiarkan nera protes sebab sudah dihentikan sebelum mencapai ujung, lelaki itu segera duduk tegap dan menarik lepas celana nera beserta dalamannya.

“kenhhhhhh ahh..”

desahan itu reflek keluar dengan keras sebab kepala kennan yang bergerak mendekat ke bagian sensitifnya. lidah lelaki itu menjilat segala cairan yang melumer keluar, memainkan klit nera dengan tekanan kuat hingga cairan lain terus keluar detik demi detik.

tangan kennan sampai harus menahan pinggul nera yang bergerak gelisah, kedutan di area sensitif itu makin terasa ketika lidah kenan masuk ke dalam lubang tanpa permisi lagi. menjulurkannya keluar masuk dengan gerakan cepat dibarengi dengan sedotan kuat yang terus ia berikan. hingga akhirnya lenguhan nera yang terdengar amat seksi di telinga itu menguar keras. gadis itu telah mencapai ujungnya.

kennan reflek mundur dan menjilat jemarinya sendiri. sedangkan nera memejamkan mata dan mengatur napasnya yang berderu tidak beraturan. jantungnya berpacu cepat dibarengi okeh keringat yang membasahi dahi.

kennan geleng-geleng kepala, melihat nera yang melemas sebab puas itu membuat satu titik di dalam hatinya merasa senang dan sedikit bangga.

dan sembari menunggu nera sedikit relax, kennan bangkit berdiri untuk melepas sabuk dan celananya. gerakan mendadak kennan tersebut membuat nera membuka mata dan reflek saja melihat ke arah tubuh bawah lelaki tersebut.

“eh, udah keras ken?” nera bertanya. pertanyaan bodoh juga sebenarnya sebab lelaki mana yang tidak akan bangun jika bermain cukup lama seperti tadi? belum lagi lawan mainnya adalah nerysha. garis bawahi, nerysha!

“sejak tadi.” kennan membuyarkan pikiran dan kembali duduk di posisinya.

“sini gue bantu sekarang.”

“gak usah. lo duluan, sampe puas. prioritas gue hari ini lo..” jawabnya, lalu mengulurkan tangan.

nera menelan ludah, meraih tangan kennan dan duduk kembali di atas pangkuan. keduanya spontan melenguh ketika bagian sensitifnya menyentuh satu sama lain. kennan bahkan sampai menggeram berat ketika miliknya tergesek celah nera yang basah dan hangat tersebut.

“gerak sesuka lo ner. cari nikmat lo sendiri, bebas mau lo apain gue hari ini.” kennan berujar, mencekali pinggul nera yang kini mulai bergerak maju mundur perlahan. menggesekkan dua kelamin tanpa kain yang tidak pernah disatukan itu sebab kennan selalu menahan diri.

“gue masukin ya ken?”

“no. stay like this.”

“i want it.” nera tidak berbohong jika benar ingin melakukannya dengan kennan, namun lelaki itu tidak mengindahkan ucapan nera dan lanjut menciumnya lembut.

ciuman yang datang diselimuti perasaan asing yang membuat jantung mereka berdegup aneh. begitu halus. kennan melumat bibir ranum idaman banyak lelaki itu dengan tanpa nafsu.

nera terhanyut, tangannya yang tadi berpegangan pada pundak itu berpindah menangkup pipi kennan. membalas ciuman dengan sedikit kasar sebab ada rasa frustasi yang terselip di antaranya. pinggulnya yang tadi masih maju dan mundur mulai bergerak memutar, membuat ciuman yang masih menyatu itu dipenuhi oleh selingan lenguh kecil yang meruntuhkan batas iman.

“lo gak puas kena tangan sama lidah gue ner?”

nera memejam, masih bergerak. bibirnya terbuka sedikit karena desahannya tidak berakhir.

“ner..”

“mmh, gak gitu.. lo selalu bisa puasin gue kenh... tiap gue pengen, lo pasti kasih yang terbaik biar gue sampe ujung. tapi ya itu tadi, gue cuma kepengen. pengen kasih punya gue yang terbaik buat lo juga..”

kennan menggeram, pusakanya seperti dicengkram kuat oleh milik nera yang ototnya sengaja dikencangkan. terasa begitu nikmat dan memabukkan. pikiran lelaki itu makin buyar kala lehernya mendadak menerima serangan halus berupa sedotan kuat dan gigitan kecil yang turun bertubi-tubi.

“ahh nerh..”

“gue suka tiap lo sebut nama gue, tapi jarang banget kenh..”

kennan meringis, pinggul nera menghentak dengan ritme pelan. membuat dua kelamin itu bertabrakan kasar dan menimbulkan sensasi yang amat luar biasa. kedutan pada milik nera juga makin bertambah kuat ketika payudaranya diremas kencang oleh tangan kiri kennan yang kembali menyusup masuk ke dalam baju.

“shit shit ken..” gadis itu mengerang, klitnya dimainkan oleh ibu jari kanan kennan yang menganggur. membuat tubuh nera perlahan menggelinjang sebab cairannya kembali meluber turun keluar dari lubang.

kennan kembali menciumi bibir nera sambil menggoyang pinggul gadis itu agar miliknya sendiri segera mencapai puncak. tangan nera yang menganggur mulai terjulur ke bawah demi meremas biji kennan, memancingnya agar mau meledak.

dan benar saja, desahan berat kennan yang disukai nera itu keluar dengan seksi ketika akhirnya pusaka kennan memuntahkan cairannya.

“i love you ner..” ujarnya, lalu merebahkan kepala yang sudah lemas itu di pundak nera.