masih acara makan-makan.
amelia kembali dari arah dapur dengan langkah tergesah. entah, ia tidak nyaman karena separuh hatinya merasa malu bukan main pada markiel. tingkah laku sepupunya barusan memang membawa aura negatif sekali. toh, siapa yang akan merasa nyaman sih jika tau tengah dibicarakan terang-terangan?
perempuan itu merapikan rambut panjangnya sebentar, lalu berdeham kecil. kakinya telah menapak sekitar 3 meter dari kaki markiel dan ranu berdiri. tanpa agnisa. betul jika sepupunya itu tidak mau ribut dan memilih untuk menyingkir saja.
“mel?” markiel yang pertama kali menyapa sebab kini amelia hanya diam saja sambil berdiri di dekat meja berisi makanan ringan yang masih berjajar banyak.
amel tersenyum, mengangguk singkat pada ranu yang kini juga mulai ikut menatapnya guna menyapa. lantas tanpa disuruh, pria itu melangkah menjauh setelah berpamitan pada markiel dan amel. tampak sadar diri.
“sorry lama. kamu udah selesai makan toh?” amelia bertanya ketika membiarkan markiel melangkah mendekatinya.
pria itu mengangguk, menunjuk meja tempatnya tadi makan yang sudah dibersihkan pelayan. “kamu sendiri? tadi makanmu belum habis lho mel. keburu dibawa papa.”
“kenyang udahan aku marki.”
“tadi saya lihat ada lobster lho. kamu nggak mau saya kupaskan?”
amelia hampir melotot. “jangan ngaco ya kamu ya. gak ada acara begitu-begitu. lain kali aja. kamu ini abis balik kerja langsung terbang ke bali, belum lagi kena acara makan-makan aneh begini sampe diomongin sepupuku.. eh masih bisa-bisanya mau kupasin aku lobster?! marah dikit dong? ini gara-gara keluargaku lho kiel.”
markiel terkekeh. lantas tanpa aba-aba mulai menyelipkan sebelah tangan kanannya ke pinggang amel seraya mendekatkan bibir ke telinga gadisnya. “sepupumu masih lihatin saya itu. sekarang malah ada 2.” bisiknya kemudian.
“siapa?”
“yang biasa tengkar sama kamu mel.”
oh. amelia paham. “vani sama stella?”
“nah!”
“udah dibilang mereka usil banget. sekarang aja yakin tuh mereka udah saling chat kiel..” amelia mengedikkan pundak, lantas menoleh ke arah markiel sebentar. dan sedetik setelah ia sadar 100% bahwa markiel tengah mengajak julid dirinya dengan posisi semepet ini, pipinya spontan memanas sempurna.
“deg-degan aku markiel.”
markiel balas menoleh, lalu menelan ludah sebentar. “sama kok mel.”