movie date.
“hahahahaha sumpah silau, cerah banget kenapa sih miles?” kalandra masih tidak habis pikir, menoleh ke arah celine yang kini tengah berdiri di sampingnya itu dengan sesekali tertawa receh. beberapa orang yang ada di sekitar pintu masuk studio bahkan turut memandang. namun alasannya bukan karena baju celine yang berwarna mencolok, tapi lebih tepatnya karena wajah celine dan kalandra terlampau enak dilihat. good looking.
“biar gak dikira setan, maksud gue tuh biar gue nyala aja terus manusia sebelah gue gak takut. enak kan kal? terang? hehehe. DUH. JANGAN KETAWA TERUS DONG LO.” celine reflek mencubit lengan kalandra yang sejak tadi menjemput sampai sekarang suka mendadak tertawa sendiri. tidak habis pikir.
bagaimana tidak? celine pakai baju hijau neon sore ini! kalandra bahkan curiga nanti di dalam gelapnya bioskop baju celine akan glow in the dark.
“lucu lo tuh yaa..” lelaki itu akhirnya berkomentar, geleng-geleng kepala. membiarkan celine yang kini memutuskan memotret tiket dengan dirinya sebagai background.
“lo gak ada janji sama princess yang lain kan kal? gak papa gue post ke story?” gadis itu bertanya dengan pandangan tetap terarah ke ponsel. sibuk mengedit filter.
“hahahaha. lo kira princess gue ada berapa sih miles?”
“banyaaaaaaak. 10 kali lebih.”
“lo doang kok cel.”
“ITU JAWABAN BUAYA DARAT YA KAL YA.” celine mengangkat pandangan, menoleh sinis.
“hehehehe. anyway seriusan lo berani nonton horror gak? gue soalnya gak beneran berani ya cel jujur aja.”
“sel dong kaaaaal lo mah cal cel cal cel mulu ih.”
“biar beda.”
“dih.. dasar buaya terlatih.”
giliran kalandra yang kini bergerak sok ingin membekap bibir celine agar stop mengatainya buaya atau semacamnya. membuat celine reflek menghindar.
ya, walau sebenarnya mungkin benar jika title itu sudah nangkring eksis di depan nama. seperti, buaya kalandra. kurang ajar.
“gue gak berani nonton horror. tapi gak papa, kan berdua. nanti kalo lo takut boleh nyender-nyender ke gue HEHEHEHE. kan itu fungsinya orang mendekatkan diri. sekalian modus.”
“gak hobi ya gue yaaaa!”
“masaaaaa?”
“iya lah.”
“ya udah, gue aja kalo gitu.”
“lo apa?”
“yang nyender-nyender ke lo. boleh???” celine malah menggoda. meski sebenarnya ingin menangis darah juga karena lawannya ini adalah kalandra. garis bawahi.. KALANDRA! celine sudah jatuh 75% lebih kepada sosok yang satu itu.
kalandra geleng-geleng kepala, sudah biasa digombali dengan kalimat serupa oleh gadis lainnya. “yakin mau nyender apa ngomong doang tuh?”
“DIEHHHH. EH EH, JAUH-JAUH KAL! KAAAAL SUMPAH YA LO YA.” celine berjengit, menjauhi tangan kalandra yang bergerak ingin menggandeng di bawah sana.
“hahahahaha. di tes gitu doang aja lari sok gaya mau nyender..”
“iya juga. tapi pengen tau sekali.”
“nyender?”
“iya HEHEHE.”
“jujur banget.” kalandra tertawa, ia lalu menunjuk pintu studio yang kini mulai terbuka tanda film akan segera dimulai. memberi tau agar celine bisa bergerak terlebih dulu untuk masuk dan menyerahkan tiket yang memang sejak tadi dipegang olehnya.
“diliat jalannya toh, princess.” kalandra yang sejak tadi mencekali siku celine itu bergerak cepat ketika kaki celine terantuk anak tangga.
“tangganya bodoh.” celine mengumpat, malu sedikit sebab orang yang duduk di dekat tangga reflek melihat ke arahnya.
“lo yang gak keliatan pake acara nyalahin tangga. tuh tuh belok kanan. KANAN MILES YA TUHAN LO TUH SUMPAH..” kalandra menyeret siku celine sedikit agar bergerak ke kanan. lelaki itu memang memilih kursi agak belakang dan dekat dengan tangga agar leher tidak linu-linu jika posisinya terlalu di bawah, pun.. kalau mau ke toilet juga tidak perlu adegan injak-injak kaki orang asing terlebih dulu. bebas.
“hehehe. otak gue kelogout.”
kalandra berdecak gemas, menunggu celine duduk dulu di kursi pilihannya.
“btw gue yang di luar gak papa kah kal?” celine menunjuk kursi yang dekat dengan tangga.
“gak lo yang di dalem aja?”
“lo mau di luar kah?”
“terserah lo sih. cuma bingung aja dikit, biasanya kan cewek suka di dalem?”
“iya gue suka sebenernya, cuma gue orangnya kalo ketakutan kadang 20 menit sekali ke toilet....”
kalandra tertawa, menurut. “ya udah, lo diluar.” ujarnya, melangkah masuk terlebih dulu dan segera menepuk kursi sampingnya ketika sudah terduduk nyaman. “gih sini, buruan.”
“waahh..” celine menurut, lalu melongo sambil menatap kalandra.
“apa wah?”
“ini kita ngedate kah?”
“of course. lo jadi prioritas gue hari ini.”
“eh miles... kata lo itu nenek kandung apa nenek-nenek jahat?” kalandra berbisik ketika film sudah berjalan separuh.
celine tidak merespon, sibuk mencengkram pegangan kursi. “diem kal. itu ada nenek.”
“ya emang konteksnya gue bahas nenek gak sih?” kalandra berdecak, memutuskan untuk memandangi celine saja dari samping sebab jika boleh jujur ia memang penakut sekali.
“tangan lo ntar kaku kalo gitu terus..” kalandra berujar, menarik satu jari celine yang masih mencengkram pegangan kursi sebab tegang itu agar berpindah tempat. “remet jaket gue aja nih.” lanjutnya, menyerahkan tangan mendekat.
“ihhhhhh..”
“apa sih? serius gue. ketimbang kursi kan keras..”
celine meringis, menurut juga walau hatinya sudah jeder-jeder tidak tertolong.
film sudah berlanjut cukup lama ketika akhirnya celine menggoyang tangan kalandra. “kal.. kebelet pipis.”
“mau gue temenin?”
“lo takut ya sendirian?”
“lo juga gak takut ke toilet sendirian?”
“ih lo jangan takut-takutin gue!!”
kalandra geleng-geleng kepala, “ayo. gue juga gak mau ngeliat sendirian soalnya. serem.” ujarnya, reflek membawakan tas celine yang tadi digantungkan sang pemilik di antara kursi.
kalandra membiarkan celine masuk ke toilet wanita, lalu menunggu di depan lorong sendirian. lelaki itu memutuskan melihat-lihat ke sekeliling sambil tangannya ribut membawa jaket dan tas kecil celine.
pikirannya sudah berkelana membayangkan adegan-adegan horror dalam film hingga akhirnya sebuah tepukan mendarat di lengannya.
“kal!”
“hah?!” kalandra membalik badan. melotot lebar dan reflek berjengit mundur. “SIALAN LO MILES! LO PAKE BAJU IJO!!!!!!! LO KAYAK HANTU YANG TADI!”
“hah???” celine hanya bisa tercengang.