R A K A N A S Y A 2

▪︎ 21 +

▪︎ 2/2 end.

▪︎ lower case.

▪︎ tidak untuk ditiru loh ya 🙂🤚

HAPPY READ AND IMAGINE IT YOURSELF, BESTIE..

malam ini lagi-lagi aku mendapati diriku tengah terduduk kaku di dalam mobil fortuner putih milik Raka.

wangi mobilnya masih tidak berubah sejak terakhir kali aku menginjakkan kaki disini sekitar dua tahun yang lalu. mint segar dengan campuran aroma coklat, begitu menenangkan.

aku menghela nafas berulang kali. berusaha semaksimal mungkin untuk tidak sekaku ini, tapi gagal. aku sama sekali tidak bisa duduk dengan nyaman di kursi empuk ini seperti dulu lagi.

hey girl.. why looking around like that? aku kelamaan ya?” lelaki itu tiba-tiba bertanya setelah mendaratkan pantat mulus disampingku. “sorry, tadi antrian bayarku diserobot sama orang lain soalnya.” ia menjelaskan seraya menyerahkan satu kantong plastik penuh coklat yang baru saja dibelinya itu kepadaku.

aku hanya mampu tersenyum samar sebelum akhirnya menerima bungkusan tersebut. “thankyou.” ucapku tulus berterimakasih.

lelaki yang terduduk disampingku itu reflek tertawa renyah seraya menepuk puncak kepalaku gemas, “ternyata kesukaanmu nggak pernah berubah ya nas? nasya and chocolate.. such a perfect couple, hahaha.”

aku hanya mengangguk dan ikut tertawa sekenanya, “you want some?” tanyaku menawari setelah membelah sebatang coklat menjadi dua.

raka menggeleng pelan, lantas memutar kunci dan menjalankan mobilnya menjauh dari area parkiran. “nggak usah deh, buat kamu aja.” balasnya tersenyum seraya menaikkan sebelah alis.

aku mengedikkan bahu singkat, lalu mulai memakan coklat pemberian raka tersebut dengan perlahan.

“hari ini aku nggak ada jadwal praktek dan entah kenapa langsung kepikiran buat nemuin kamu..” raka membuka topik obrolan seraya mengoper gigi mobil. “i miss you everyday nas, dua tahun kamu ngilang total dari hidupku dan sumpah itu nyiksa banget.”

shit.

lagi-lagi aku ingin menangis seperti kali terakhir aku duduk disini.

dua tahun.

yang berarti dua tahun sejak pernikahan raka dan rena serta dua tahun aku masih saja tertangkap jomblo dan gagal move on.

“hmm.” aku hanya balas menggumam singkat.

unblock me from your life, would you?” lirih raka dengan suara memohon, tangannya yang berada diatas persneling bahkan sudah menarik jemariku masuk ke dalam genggamannya.

aku menelan ludah dengan kasar dan menggeleng, “kamu harus fokus sama keluargamu sendiri ka, please don't mind me anymore..

but my heart wanna come home nas. rumahku itu kamu.”

oh hell..

aku benar-benar terkutuk jika harus menangis lagi di dalam mobil ini.

oleh karena itu aku mulai menghela nafas kuat, lalu menarik jemariku kasar dari dalam genggamannya. “aku udah tunangan ka, jadi tolong setelah ini kita harus belajar buat saling lepas ikatan.”

“hah? you what?” tanyanya kaget seraya membelokkan mobil di jalanan lengang yang aku tau pasti menuju apartment pribadinya.

i have a fiance.” jelasku lagi dengan suara ragu karena takut tertangkap basah tengah mengarang cerita.

you have a fiance? whyyyy nas?? i mean, why?? just, whyy??” raka bertanya lagi dengan raut yang begitu susah untuk kugambarkan dalam kegelapan malam ini.

what do you mean with why? aku nggak boleh punya tunangan?”

OFCOURSE??? you're mine, always mine.

aku menghela nafas berat, lelaki ini memang benar-benar sesuatu. “i'm yours and you're rena's.. gitu maksudnya? such a selfish man..”

“nas please listen to me.. aku sama rena sama-sama nggak saling cinta. trust me we never touch each other, we never kiss like me and you always do.. we don't share the same bed every night.. we live our own life like we're not married, so please fuckin trust me and break up your engagement right now.”

aku menegak ludah mendengar ucapannya barusan, “you what?” gantian aku yang terkejut.

“aku sama rena bakalan cerai setelah kontrak bisnis habis dua tahun lagi nas, please tungguin aku.. selama ini aku berusaha ngontak kamu tapi nomermu udah nggak aktif lagi. aku cari kamu di apartment tapi kamu bahkan juga udah pindah. kalo bukan karena naresh ngasih tau aku tadi mungkin aku masih nyariin kamu detik ini. istg nasya geovanny, you really made me crazy all the time.”

aku tercengang, “raka?”

“hm?”

“jangan bohong buat sekedar ngasih aku hiburan hati, would you?

lelaki itu menatapku tidak percaya, lantas terdiam dan menghela nafas berat.

dipelankannya laju mobil yang kini sudah memasuki area parkir apartment, lalu mengatretnya di salah satu area kosong tepat di sebelah tembok bata tinggi bernuansa klasik pojok ruangan.

“aku nggak pernah bohong sama kamu nas.” ucapnya pelan setelah mematikan mesin dan melepas seatbeltnya, “like, why should i lying to you? apa gunanya?” ia melanjutkan, lalu lanjut melepas seatbelt milikku dengan perlahan.

aku reflek menggigit bibir bawahku keras karena perasaan bingung dan aneh itu tiba-tiba saja datang dan membuat perutku mulas bukan main.

please trust me and wait for me, cuma butuh 2 tahun lagi nas..”

“cuma?”

please nasya i fuckin need you, aku beneran bisa gila kalo kamu nikah sama orang lain.” balasnya meraup wajah dengan kasar.

aku hanya bisa terdiam dan menatap lelaki yang memang tidak pernah bisa keluar dari otakku itu dengan seksama, rautnya terlihat kacau dan begitu putus asa.

“maraka, can i trust you this time?” tanyaku ragu seraya mulai meraih jemari raka dan menggenggamnya ringan.

ia nampak terkejut karena tidak biasanya aku memegang tangannya terlebih dulu seperti saat ini.

“raka, can i?” ulangku lagi menyentak pikirannya.

lelaki itu hanya balas menatap mataku lama sebelum akhirnya menautkan jemari disela-sela milikku dengan gerakan tegas. “you can trust me fully nas.” ucapnya yakin.

aku mengangguk pelan, perasaan lega dan tenang itu akhirnya bisa kembali datang dan berhasil menciptakan atmosfer tersendiri di sekitar tubuhku.

maka dengan gerakan yang terlampau tidak aku sadari, aku menarik dagu raka mendekat dan mengecup bibirnya singkat. “thankyou raka. thankyou udah nyempetin diri buat nyari aku dan masih punya rasa ke aku. just, thankyou.

lelaki itu tersenyum samar, lalu tanpa sepatah kata lagi tangannya bergerak naik menarik tengkukku maju agar ia bisa menempelkan kembali miliknya padaku.

ciuman yang manis, dengan campuran rasa coklat dan sedikit anggur yang mungkin tadi sempat raka minum sebelum bertemu denganku.

gila.

sensasi ini benar-benar gila dan membuat tubuhku serasa melayang jauh. tangan kekar raka bahkan sudah aktif mengelus punggungku dan sesekali menekannya kuat agar ciuman kami bertambah dalam.

“mmmh.”

oh shit.

aku kelepasan mendesah ketika bibir raka turun jauh menuju leherku dan berhasil menciptakan banyak tanda kemerahan disana.

kuelus pelan puncak kepala lelaki itu ketika akhirnya ia menarik mundur kegiatannya pada tubuhku.

sorry nas, aku kebablas.” ucapnya menyesal seraya cepat-cepat mencabut kunci mobil, dan sedetik sebelum tangan raka meraih handle pintu, aku menarik ujung jaket hitamnya agar menoleh lagi padaku. “no need to sorry dan salting gitu, it's okay.”

you okay?” tanyanya tidak percaya.

aku mengangguk, “we love each other right?

raka lagi-lagi terdiam dan menatap lama mataku seakan tengah mencari keyakinan di dalam sana.

tatapannya turun dan jempolnya mulai bergerak mengusap bagian bawah bibirku yang kurasa sudah mulai sedikit bengkak karena pagutannya begitu liar sejak tadi.

“udah 6 tahun kita pacaran, and i still love this.” ucapnya frontal dengan suara serak, “manis soalnya.”

you want it?

if you let me..?

aku mengangguk, lantas melingkarkan tanganku pada lehernya. “just do it. i don't mind about your wedding or something else anymore.”

you sure?? aku mungkin bakal kebablas lagi kayak tadi.”

aku tidak menjawab ucapannya lagi dan lanjut memejamkan mata dengan perlahan.

bisa kurasakan lelaki itu tersenyum dihadapanku sebelum akhirnya mulai menyambar kembali milikku dengan lembut.

ciuman yang awalnya biasa-biasa itu akhirnya mulai menciptakan hasrat dan keinginan untuk semakin melakukan lebih.

seperti menyalurkan rasa rindu akibat lama tidak berjumpa dan rasa saling ingin memiliki yang sempat tertahan karena adanya pernikahan kontrak raka dan rena, lelaki itu mulai mengangkat tubuhku naik ke atas pangkuannya.

dicumbunya liar leher dan bahuku bergantian seraya tangannya bergerak masuk mengelus punggungku dari balik baju.

bulu di sekujur tubuhku seketika meremang merasakan hangat dan panasnya tangan raka yang bergerak liar serta kecupannya yang daritadi tidak kunjung ada habisnya.

jemari lelaki itu mulai naik dan mencari letak pengait bra yang kugunakan lantas melepasnya dalam sekali jentikan.

can i touch it?

“nggak diijinin juga udah kamu lepas kan?”

raka tersenyum meminta maaf dan mengangguk, “sorry.” ucapnya lagi-lagi dengan suara rendah, dan entah kenapa aku merasa suara tersebut begitu meruntuhkan iman.

maka dengan kesadaranku yang memang sudah hilang sebagian, aku menarik wajahnya mendekat dan menjatuhkan bibir kembali pada miliknya.

kuhisapnya pelan bagian bibir bawahnya dan kuelus rahangnya yang menegang kaget itu dengan lembut.

merasa mendapatkan lampu hijau dariku, raka segera melepas jaket dan kaos putih polosnya, lantas menurunkan sandaran kursi demi memperluas ruang.

aku reflek termangu memandangi raka yang begitu bernafsu detik ini. dadanya yang bidang dan tubuhnya yang memang terbentuk akibat sering berolahraga itu terpampang nyata di hadapanku.

“panas. kamu enggak?” tanyanya seraya mengelus pelan pinggang dan perutku yang masih tertutup atasan.

diremasnya pelan pinggulku sebelum akhirnya ia menyusupkan tangan masuk ke celah celana demi meraih pantatku di dalam sana.

“kalo udah panas, bilang sama aku.. nanti aku bantu lepasin.”

aku reflek menggigit bibir merasakan sensasi candu ini.

bagaimana tidak? tangan raka benar-benar bergerak lihai dan bersemangat di dalam sana.

bahkan entah sejak kapan posisiku yang awalnya masih terduduk itu sudah jatuh dan tertidur pasrah diatas dadanya.

“halus nas.” pujinya seraya mengecup puncak kepalaku singkat.

aku menahan nafas kaku ketika merasa jemarinya terus turun dan menelusur garis pantatku dengan gerakan pasti.

digeseknya perlahan celah dibawah sana hingga akhirnya jemari raka menyentuh sesuatu yang berhasil membuat tubuhku seketika saja bergetar kencang.

“geli nas?” tanyanya singkat seraya terus mengelus lipatan tersebut dengan pelan dan penuh tekanan. “your miss v is getting wetter..”

“mmmh rakaa, yourh finger..” lirihku tepat disamping telinganya.

“whats wrong with my finger?”

aku menggeleng kuat lantas menenggelamkan wajah pada ceruk lehernya.

bisa kurasakan lelaki itu tersenyum ketika akhirnya ia menusukkan telunjuk dan jari tengahnya masuk ke dalam sana.

he really fuck me up with his long fingers right now. in and out, deeper and stronger.

aku reflek mendesah kencang karena rasa geli dan panas yang menyerang secara tiba-tiba tersebut.

“three fingers, baby?”

“no.. justh.. ahh.”

“what? you'll like it, trust me.”

shit. raka benar-benar melakukan ucapannya.

aku bergerak gelisah diatas tubuhnya ketika merasa hendak mencapai puncak, dan tepat ketika cairan tersebut ingin keluar, raka tiba-tiba menghentikan kegiatannya.

dijilatnya perlahan jari tanpa memperdulikan tatapan protesku, lantas mendudukkan tubuhku kembali.

“kenapa berhenti?”

“why? you love it?” tanyanya menggoda seraya menunjukkan jarinya kepadaku. “want more nas?”

aku menghela nafas kuat, lalu mengangguk. karena percayalah, sebagai manusia akupun juga membutuhkan pelepasan yang sempat tertahan ini.

lelaki itu tersenyum dan mengecup pelipisku lama. “wanna do in the car or go up to my apartment?”

just do it fast here raka.” lirihku seraya memagut kembali bibirnya dengan penuh tuntutan. “oh ya, you can take off my clothes too if you want.” lanjutku lagi sebelum akhirnya memejamkan mata karena jemari raka kembali bergerak dibawah sana.

“baby, you know this just a warm up right?” bisiknya tepat disamping telinga, “we can do more than this, and for sure you can ride me crazily later.”

DON'T SHARE THE LINK TO OTHERS.

password akan expired setelah 2 minggu.