still so cute together.


nyatanya, rain dan jave tak diperbolehkan mondar-mandir oleh para orang tua. rain sendiri tadi datang dari gereja langsung ikut mamanya ke room 303 agar bisa diawasi istirahatnya.

untuk makan, makanan mereka dibawakan naik oleh petugas hotel dengan menu lengkap tanpa kurang sedikitpun. jave mengerang, ia bosan melihat suasana kamar, ingin berjalan-jalan. sedangkan rain yang sudah setengah jompo itu senang-senang saja, duduk di atas kasur sembari mendengarkan kegaduhan foto para orang tua yang kini eksis mampus.

“nih buka mulut cepat katanya tadi kepingin udang.” rain menyendok udang besar dan mendekatkannya ke mulut jave ketika akhirnya memutuskan untuk makan lebih dahulu. lelaki itu membuka bibirnya, menurut, lucu sekali.

“dulu pas muda kita kurang sweet kayaknya ya ma?” papa jave, yang hobi sekali berisik bertolak belakang dengan jave itu mulai berbicara usil. mamanya geleng-geleng kepala sembari memarahi suaminya agar tak mengganggu.

rain tertawa sebentar, menyendok brokoli masuk ke bibirnya sendiri karena ia juga lumayan lapar. sejak pagi sibuk tadi ia belum makan apa-apa dan hanya diberi minuman buah saja.

“kamu selalu cantik.” jave berucap tak sadar, menatap rain lekat.

UHUK.

bukan, itu bukan rain yang tersedak. melainkan kiara, mama rain sendiri yang kebetulan baru saja berjalan mendekat ingin mengambil ponsel dari atas nakas.

“eh ma, maaf-maaf.” jave bangkit berdiri, meraih gelas berisi air putih dan menyerahkannya ke tangan kiara.

“kamu nih ra, orang jave gombalin rain kok kamu yang keselek..” om janu tertawa, melipir ke tempat lain untuk duduk-duduk. kini semua beristirahat sejenak karena menunggu dua bintang utama yang sibuk menyantap brunch.

“permisi om, tante.. pekerjanya tante nara udah pada dateng. ini gimana?” wajah lea menyembul di balik pintu, memberi kabar. membuat rain langsung meletakkan piringnya dan bangkit berdiri.

“gak keburu rain, pelan-pelan aja dihabisin sayang. ini fotografer juga terus ngefoto kok, nanti habis makan langsung foto inti sesuai arahan.” mama jave menenangkan, menepuk pucuk kepalanya.

gadis itu seketika duduk kembali, mengangguk pelan. lanjut makan cepat-cepat karena terpepet waktu.

“kamu masih diet?” jave mengernyit ketika melihat rain hanya menyendok sayur-sayur kecil saja.

“enggak sih.”

“terus?”

rain menutup alat makannya, sudah selesai. ia lantas mendekatkan bibir ke telinga jave. “aku takut nanti kebelet pup.”

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA RAIN????”

semuanya menoleh, membuat jave reflek meminta maaf lagi karena membuat kaget.

cowok satu ini jika sudah ada rain di dekatnya suka lupa keadaan memang.

“serius kak. terus itu nanti bakal susah kalo kejadian betulan. orang pipis aja untung-untungan.”

“tapi nanti kan kita ganti baju.”

“iya sih, tapi gak ah.. secukupnya aja, kalo mau makan banyak nanti malem pas copot dress boleh..”

jave mengangguk, menggenggam tangan rain pelan untuk mengajaknya berdiri. siap melakukan sesi foto yang akan berjalan panjang kali ini karena harus melewati 3 sesi utama.


foto berdua sudah. foto bersama orang tua serta keluarga juga sudah.

sekarang giliran foto dengan...

“YA LO JONGKOK LAH ANJER.” kalandra tiba-tiba nyolot kepada lukas yang ngotot minta berdiri di depan. sudah tau tinggi besar, gak tau diri.

“IYE IYE ELAH JONGKOK NIH GUE.” lukas membalas, menurut.

rain tertawa ditengah-tengah kegilaan sesi foto terakhir ini sambil mengawasi seluruh temannya yang tengah bahagia. ya, sesi ketiga adalah sesi foto dengan teman terdekat yang sudah terpilih menjadi pengiring pernikahan.

andai saja momen ini bisa berhenti.. karena menurut rain, ini benar-benar menyenangkan.

“ganti gaya, mbak, mas.. formal-formal tadi sudah.. boleh bebas sekarang.”

bridesmaid yang semuanya berdiri anggun tadi reflek saja pindah gaya, banyak tingkah. memang pada dasarnya receh dan tidak bisa serius, jika disuruh bebas langsung melenceng kanan kiri.

“tunjuk yang nikah coyyyyy!!!!” shea memberi arahan, menunjuk jave dan rain yang sudah duduk di atas kasur kembali akibat kelelahan. sesi foto mereka jelas lebih banyak sebelum ini, berjalan kira-kira 30 menit per sesi sebelum disambung dengan sesi terakhir yang sekarang tengah terjadi.

“YANG SIRIK GAK BISA NIKAHIN JAVE FOTO GAYA NANGIS BOLEH.” gibran usil, melirik lea dan shea, tak lupa naya tasya dan angel yang dulunya juga penggemar jave garis keras.

lea nyolot, menggampar gibran. “DIEM DIEM AJE LO KAK..” tapi, “AYO FOTO NANGIS GUYS. MEWEK AJA MEWEK.”

sialnya, lea memang yang paling tak beres di antara lainnya. dan anehnya lagi, yang lain menurut saja. membuat jave menepuk jidat karena tak habis pikir dan rain tertawa kencang.

foto dijepret, candid, yang bagi semuanya adalah momen tak terlupakan.

keributan itu masih berlanjut hingga 5 menit kemudian sampai karel menghentikan semuanya. “WAKTUNYA GANTI BAJU SAMA MAKE UP TAMBAHAN BUAT CEWEK GUYS.” ucapnya, karena di antara semuanya memang hanya karel yang selalu tau waktu.

“hahahaha oke oke.”

“pegawainya tante nara udah ready di room masing-masing. punya jave sama rain ada di kamar rain. lo berdua bareng aja ke atas?”

jave mengangguk, mengajak rain bangkit berdiri tuk berpindah kembali menuju kamar rain sendiri di lantai 7.

“roknya bisa?”

“TENANG SAUDARA JAVERIO, GUE, LEA, SIAP MEMBANTU SAUDARI RAIN.”

“GUE, GIO, JUGA SIAP MEMBANTU.” suara gio yang baru datang setelah tadi menghilang cukup lama kembali terdengar, membuat rain menoleh cepat.

“GIOOOOOOOOOOO.”

“HAHAHAHA APA RAIN?”

“gak papa sih aku cuma seneng aja kalo liat kamu.” rain membalas, “yuk, angkat rok belakangku gi.”

gio terkekeh, menurut.

melihat kakaknya bahagia bersama orang lain baginya adalah moment yang tak pernah ia duga. selama ini, ia selalu mengira bahwa kakaknya akan selalu berada disisinya, namun jahatnya waktu terus bergulir dan memaksa semuanya untuk terus ikut bergerak. dan sekarang, ia akan melepas kakaknya untuk bahagia total dengan javerio disampingnya.

“kalian berdua lucu, omong-omong.”

“apanya gi?”

“ya gak, lucu aja, dari dulu, kalian selalu lucu kalo lagi barengan.”

jave spontan pongah, merangkul pundak rain mepet kedekatnya dengan tatap sombong yang dibuat-buat.

lea langsung pura-pura muntah.