together, under the moonlight.
kalandra berdiri di samping pintu mobil sambil tangannya sibuk bermain dengan keyboard ponselnya. antara membalas puluhan chat para perempuan dan juga mas-mas ojek online karena baru saja ia memesan minuman panas dari aplikasi hijau tersebut.
celine sudah datang, gadis itu membuka pagar putih kos-kosan sambil menggerutu. rambutnya acak-acakan lengkap dengan wajah yang sudah tak berpoles apapun. siap tidur. kebiasaan celine jika merasa punya banyak tekanan akan memilih untuk pacaran dengan kasur berlama-lama.
dan... malas skincare. entah, tidak mood saja.
kalandra hanya melirik keberadaan celine sebentar, lalu lanjut mengetik. belum mengeluarkan kalimat sapaan padahal gadis itu sudah memasang wajahnya yang paling judes semasa hidup. menurut dia sendiri, sih.
“kalandraaaaaaaaaaaaaaaaaa..... lo mau jamurin gue berapa jam?!!!!!!” celine akhirnya mengeluarkan suara.
“bentar princess. 3 menit.”
“GUE NI MALES YA. MAU TIDUR!”
“sini di mobil. duduk situ dulu rebahin aja kursinya.”
“LO YANG BENER-BENER AJA SHIBAL.” celine memaki dan hanya dibalas oleh kekehan tampan ala kalandra. hingga akhirnya ia memutuskan untuk menurut dan berputar demi masuk ke mobil hitam yang lelaki itu bawa saat ini.
wangi. semua mobil kalandra memang mempunyai bau unik yang sangat khas dan begitu mampu menenangkan pikiran. kecuali untuk celine, maksudnya, kecuali malam ini.
sebab pikiran gadis itu malah makin semrawut, membuat alis tebalnya yang rapi itu berkerut lucu. pandangannya bahkan sudah bergerak ke kanan-kiri membayangkan sahabat dekatnya, bella, duduk disini tadi dan diantar-jemput oleh kalandra untuk sekedar berjalan sore.
“kenapa? rebahin aja kursinya. gue lagi pesen...”
“jujur aja lo kenapa ngampirin gue deh kal?” celine memotong, ekspresinya jengkel mendadak. gadis itu menatap kalandra yang memang sudah duduk di kursi kemudi itu lekat-lekat selama.... 5 detik. karena tepat di detik ke-6 celine langsung membuang pandangan sebab kalandra benar-benar punya aura mengintimidasi. dan alasan lainnya karena celine juga salah tingkah, sih. hawa ganteng kalandra benar-benar luar biasa sekali.
“pengen aja. seharian belum liat lo secara langsung soalnya.”
deg. kurang ajar!
kalandra dan segala kalimat mautnya membuat celine bingung hendak memaki atau baper saja detik ini.
“lo padahal barusan pergi sama cewek cakep. kenapa gak sekalian aja sampe malem gitu gak perlu tuh repot-repot kesini ya kan ya..”
“bella maksud lo?”
“yaaaa ntu siapa lagi. gimana jalan sorenya tadi tu mas kalandra??”
lelaki itu mendenguskan tawa kecil, lalu lanjut meneleng wajah sambil menatap celine. “asik.”
gadis itu melotot. “IHHHHH MALES-MALES GUE TUH GAK MEMBUTUHKAN JAWABAN LO TAU GAK?!”
“lah tapi kan itu tadi lo nanyaa cantik.”
“TUH KAN HANYA BASA-BASI!”
“HAHAHAHAHAHAHAHA.”
“apa lo ketawa? lucu?!”
kalandra mengangguk. “banget. omong-omong lo simpen dulu ngomelnya, nih gue turun bentar nungguin ojek. oke?”
“ck.”
“lah malah nyasar blok belakang mas-masnya cel.”
celine bersedekap, miring ke kiri demi membuang pandangan padahal di sebelah jendelanya tidak ada pemandangan apapun yang pantas di lihat selain kucing liar yang lagi buang hajat di dekat selokan seberang.
kalandra geleng-geleng kepala ketika tidak digubris, lalu akhirnya turun dari mobil untuk mengambil pesanan. STMJ. meski tau ini sudah malam dan celine ada di keadaan diet ketat lelaki itu tetap membelinya.
karena..
satu, yang terlintas di otaknya untuk minuman malam hari hanyalah itu.
dua, karena kandungannya semua sehat.
tiga.... ya, karena ingin saja.
mengharapkan alasan berarti macam apa dari bibir kalandra?
“cell.. minjem gelas dong cel.” lelaki itu berujar setelah kakinya sudah mendekat kembali ke area mobil.
celine melongo. “buat?!”
“minum, nih..” kalandra menjawab polos, menunjukkan kantong plastik hitam berisi minuman pedas yang baru datang tersebut.
“IHHHHHHH KALANDRAAAAAAAA MENYUSAHKAN!!!!!”
“hehehe. perut gue belum keisi dari siang tadi loh ceell.”
“YA KENAPA LO DAN BELLA TIDAK MAKAN SORE HAH?”
“gak sempet.”
“MARAH IH GUE KAL MURKA.” celine mengomel, otaknya reflek melayang membayangkan adegan yang tidak-tidak. seperti, seasik apa perjalanan sore mereka sampai makan saja tidak sempat?
gadis itu lantas membuka pintu mobil dan memutuskan untuk benar mengambilkan gelas di dalam sebab tidak tega.
“1 aja ya, princess.”
celine hanya mengerut alis, menatap galak ke arah kalandra meski jatuhnya malah terlihat lucu sekali. membuat lelaki itu diam-diam terkekeh ketika akhirnya badan celine hilang di balik pintu masuk utama.
“nih gelasnya.” suara gadis itu kembali mendekat setelah lumayan lama masuk di dalam. kedatangannya bukan hanya menanting gelas, namun juga camilan dan beberapa roti.
“buat apa ini? lo jualan ke gue?” kalandra bingung setengah mau tertawa, tangannya reflek menarik semua bawaan celine agar gadis itu tak kerepotan.
“buat lo kan katanya lo belum makan!!!”
“hahahahahahaha. ya udah sip thank you.“
“GITU DOANG TANGGAPAN LO?”
“ya gimana lagi? mau gue peluk sebagai tanda makasih?”
celine melotot. “lo tuh yaaaaaa.”
“gue apa miles?” kalandra meledek, sok menantang. membuat celine semakin mengerut kening sebab tidak bisa menjawab apa-apa lagi.
“hahahahaha udah-udah ntar itu kerutan terus lo dendam sama gue.” kalandra mengakhiri sesi jahilnya dan mengelus kening celine agar rileks kembali. “sana naik mobil cel, gue ajak ke ujung jalan yang luas itu nanti lo pasti suka.” lelaki itu melanjutkan, menepuk kepala celine singkat dan masuk ke mobil terlebih dulu dengan tanpa dosa.
ya.
sudah jelas celine deg-degan setengah mati! tangannya kebas bukan main setelah telapak kalandra dengan tanpa permisi mendarat di kepalanya beberapa detik lalu. pipinya bahkan sudah panas sekali. AC mobil kalandra seakan tidak punya harga diri lagi.
“nih, sampe.” kalandra menghentikan laju mobil tepat di tengah jalan.
“ini jalan belum kelar di bangun lo kenapa bawa gue kesini?”
“justru.”
“apa justru???”
“sepi.”
“LO MAU APAIN GUE KALANDRAAAAAA?” celine melotot, reflek berjengit.
“hah?” lelaki itu balas tertawa. mengibas rambutnya sebentar karena menghalangi mata, lalu akhirnya memilih sibuk dengan STMJ dan gelas celine. masih belum menanggapi kehebohan gadis itu barusan.
“KALLLLLLL!!!!!!”
“nih pegangin dulu gelasnya gue mau nuang takut tumpah.”
celine berdecak, namun menurut. mencekali gelas dan membiarkan kalandra memindahkan isi dengan hati-hati.
“dah, itu lo minum deh. suka jahe gak?”
“hah????”
“gak alergi telur juga?”
“hng? enggak.”
“ya udah.” kalandra mengangguk. “buat lo ini. suka STMJ kan?” lanjutnya lagi, memastikan.
“KALANDRA LO YANG BENER-BENER AJA LAH ANJIR LELAH GUE.” celine malah out of context saking stressnya.
“jadi suka gakkkkk?”
“sukaaaaa!”
“ya udah lo minum.” kalandra tertawa sebentar, mempersilakan. lelaki itu lalu mulai menarik bungkusan satunya dari dalam kresek hitam.
“lah elo?”
“hm?”
“lo gimana minumnya?” celine jadi bingung.
“pake mulut, lah?” kekehnya, menarik karet sebentar agar bungkusan terbuka.
“PANAS ITU BODOH BIBIR LO NANTI SAKIT.”
“terus? mau lo kasih dari gelas lo aja?”
“KALANDRA LO BETUL-BETUL JADI MANUSIA TUH NGEREPOTIN GUE MULU YA KAL YA!”
“hahahahaha ya makanya udah santai aja cantik.” kalandra membalas, mulai meniup-niup STMJ miliknya sebentar agar segera dingin.
“kal jangan dih lo nanti sariawan anjir masa iya cakep-cakep bibirnya perih pecah-pecah? apa kabar princess lo di luar sana nanti memaki gue.”
“gue gak pernah kissing cel.” kalandra tiba-tiba menjelaskan dengan raut polos, masih sibuk meniup dan tidak menoleh ke celine sedikitpun. bibirnya bahkan mulai mengomel sebab kepul asap yang tidak kunjung mereda.
“MAKSUD LO?!”
“katanya lo takut diamuk? ya gue gak pernah kissing sama mereka ngapain juga mereka marahin lo kalo bibir gue kering sakit? hahahaha.”
“udah sinting beneran nih orang.” celine merengut, menyodorkan gelasnya. “tuh minum!!!!”
lelaki itu menoleh, meneleng kepala. “lo buruan minum sendiri atau perlu bantuan gue buat pegangin gelasnya deket mulut lo aja?”
“KAL KASIAN ELO.”
“gue lebih gak mau dimarahin agensi lo kalo modelnya gue cacat malem ini. oke? minum aja buruan mumpung masih anget. ntar keburu dingin.”
“nanti lo sakit...” celine masih tidak membiarkan kalandra minum dari ujung plastik yang mana isinya pasti susah untuk didinginkan.
“ya udah lo minum dulu aja nanti kalo udah abis kasih ke gue gelasnya. gantian.”
celine melotot kaget. “IH LAGIAN LO TADI KENAPA GAK MINTA 2 GELAS SIH?”
“ya siapa sangka lo rewel banget gue gak boleh minum dari sini???”
“KASIAN BIBIR LO BODOH.”
“ya udah sana buruan minum. gantian.”
“DUH MALES GUE TUH MALES. STRESS BANGET NIH DUNIA EMANG.” celine mendadak ingin mencak-mencak. “gue minum sebelah sini. nanti lo sebelah situ aja. ngerti gak??”
kalandra menahan tawanya, mengangguk. “ngerti.” ujarnya kemudian. memperhatikan celine yang kini sudah menunduk sibuk meniup-niup gelas.
sepi. hanya ada suara angin yang keluar dari bibir celine dan suara mesin mobil kalandra.
“hahaha. rambut kalo panjang tuh dikuncir toh princess.” lelaki itu mendadak bergerak, tangan kirinya yang kosong menarik ujung anak rambut celine yang hampir ikut masuk dalam gelas dan menyelipkannya ke belakang telinga.
“uhuk.”
“pelan-pelannnn.” omelnya, ganti menyodor tisu kering.
“bajingaaaaaaaannnn.” celine spontan memaki, ingin menangis.
“hahahahaha. dah, lanjut. nanti kalo udah kasih ke gue.” kalandra akhirnya menjauh, menarik roti bungkusan yang tadi sudah dibukakan oleh celine dari atas dashboard dan memakannya.
lapar.
ia betul belum memakan apapun sejak siang tadi. saat sore bertemu bella saja ia hanya sekedar basa-basi berkenalan sebentar sebelum akhirnya berpisah. alasan utamanya sudah tentu ia tidak ingin ada masalah dengan gibran. diajak bertemu dadakan (dengan mantan teman) untuk sekedar berkenalan saja sudah lumayan aneh menurut kalandra.
dan bukannya lelaki itu over PD, namun ia juga sempat membaca tweet yang dikirim oleh bella sore tadi.
ganteng kalo diliat dari jarak semeter.
kalandra reflek mendengus. tidak terima. sebab menurutnya dari jarak apapun kegantengannya tidak akan meleleh hilang tak terlihat.
“nih udahhh. sini plastik lo kasih gue, gue tuangin.” celine berujar, menyodor telapak tangan.
“KALLLLLLLLLLANDRA GUE MINTA PLASTIK BUKAN MINTA SALAM!!!!” celine berteriak ketika kalandra meletakkan rotinya di pangkuan dan berganti menyalami tangannya secara tiba-tiba.
“hah?” lelaki itu bingung. reflek menoleh dengan raut bertanya minta diulangi karena tadi ia memang murni sedang gelut dengan pikirannya sendiri.
“STMJ LO HUUUU NANGIS NIH GUE.”
oh. kalandra membulatkan bibirnya lama ketika akhirnya menyerahkan minuman susu jahe tersebut ke tangan celine.
“btw gue ajak lo kesini buat liat itu loh cel.” tangan kalandra tiba-tiba menunjuk benda langit yang kini menyembul malu-malu dari antara awan. maklum, mendung akut. “kalo disini kan hamparan luas gak ada kabel. gue pikir lo bakal suka aja bisa liat dia bebas.”
celine melongok melalui kaca depan. melihat bulan sabit miliknya yang begitu indah itu terhalang banyak kapas abu-abu. “yahhh, mau ujaaaaannn tapi tuuuh.”
“besok gue ajak pas terang.”
“LO NGAJAK GUE MELIHAT BULAN BERDUA?”
“ya lo mau sama siapa deh? gibran?”
“huh.”
“apaan kok hela napas segala?”
“lo gampang ya mengajak-ajak perempuan pergi tuh.”
“maksudnya?”
“ya kek lo ajak bella pergi padahal kemarin baru temenan tuh cepet gitu!!!!”
“hah? gue apa?” kalandra reflek mengernyit. ingin menyanggah.
“ngajakin cewek jalannnnnn.”
“gue gak ada ngajak bella jalan dih sok tau lo.”
“kata bella lo ngajak dia jalan kok.”
“gue gak deketin cewek di satu circle yang sama ya, celine.”
“maksud?”
“kan udah ada lo. kenapa harus gue sabet bella segala? ya, kan?”
sialan.
wajah celine langsung merah padam. bibir kalandra.. sepertinya harus sesekali diampirkan ke sekolah terdekat.