markamel's final chapter.
lowercase.
DIHARAP NINGGALIN RT LIKE YA.. cuma modal mencet2 doang kok 🙏🏻
“siniin lidahmu, gantian aku yang mau main.”
markiel jelas terperangah akan titah amel yang satu ini. seakan berbulan-bulan berduaan, amel yang dulunya harus diajari berciuman itu kini telah jago seutuhnya. tentu saja itu semua berkat markiel yang selalu mengajak latihan setiap hari. meski pada dasarnya juga amel sendiri otaknya memang lumayan kotor juga dan susah terselamatkan.
tak banyak bicara lagi, markiel pun mendongak lalu menjulurkan lidahnya keluar. membuat amel menelan ludah susah payah karena pemandangannya jelas nampak sinting sekali.
gadis itu bahkan sampai menjilat bibirnya sendiri yang entah kenapa kembali mengering seakan sebelumnya tak pernah basah sama sekali. lalu tanpa basa-basi lagi, amel lantas menangkup rahang markiel agar kepalanya tak dapat bergerak kemana-mana selagi mulai menunduk dan membuka bibirnya. ia meraup lidah markiel masuk ke dalam mulutnya dengan perlahan. hisapannya ringan, temponya pun juga terbilang lambat ketika amel memutuskan untuk mengeluar-masukkan lidah markiel dari dalam mulutnya. seakan tengah menikmati segala sesapan yang bisa ia rasakan dari lidah tersebut dengan baik dan benar.
markiel tersentak, pikirannya jelas makin pecah dan kian bercabang. ia dengan kurang ajarnya membayangkan jika miliknya di bawah sana yang dikeluar-masukkan seperti itu.
namun, apakah bisa? apakah mau? terpenting lagi, apakah muat?
lelaki itu meloloskan gumam kasar selagi lidahnya kembali melilit milik amel saat sedang berada di dalam. tidak tahan untuk tetap diam selagi amel malah asik-asiknya menghajar kewarasan dari atas sana. dan kini, perempuan itu reflek ganti mengerjap-ngerjap karena markiel lagi-lagi membalik keadaan.
tak membiarkan markiel memimpin cium terlalu lama, amel segera menarik tubuhnya mundur. “curang banget sih pak?” sengitnya kemudian.
markiel terkekeh. “maaf. saya gak tahan mel.” lanjutnya menggaruk tengkuk yang tidak gatal sama sekali.
amel tak menanggapi panjang lebar dan lekas mengangguk, kini ia membenarkan posisinya agar bisa terduduk di pangkuan paha markiel.
lagi.
tak pungkir kursi paling enak di muka bumi ini ternyata adalah paha markiel sendiri. bahkan kursi berjuta-juta rupiah yang nangkring di rumah tak ada bandingannya dengan yang tengah ia duduki saat ini.
ya, boleh kalian katakan bahwa amel sudah menggila sempurna sekarang.
tangan gadis itu dengan cepat merangkul leher markiel ketika ia merasa tangan markiel menariknya mendekat hingga tubuh keduanya menempel rapat. amel bahkan bisa merasakan bagian bawah markiel yang sudah tidak ada unsur tidur-tidurnya sama sekali. keras, dan begitu terasa mengganjal.
gadis itu lantas tak banyak bicara segera menciumi leher markiel dan menjilati area bawah telinganya dengan gerak candu. berusaha memuaskan lekakinya secara perlahan agar nikmatnya kian terasa. dan markiel jelas tak hanya diam, kepala lelaki itu sudah meneleng demi membuka celah lebar untuk amel mengeksplor lebih luas lagi.
“ahh mel.. kamu ada dendam apa sama saya?” geram berat markiel keluar ketika hisapan amel di lehernya benar-benar kuat. sepertinya tengah termotivasi untuk membuat leher markiel merah karena selama ini ia selalu gagal meski sudah sering mencoba. “sudah merah?” tanyanya kemudian.
“coba lagi..” amel tidak terlihat begitu senang dengan hasilnya sehingga ia menyusupkan kepalanya masuk lagi ke celah leher markiel dan mulai memberi sedotan kencang kembali.
dan kali ini sepertinya mulai berhasil karena amel mulai meninggalkan area leher untuk kemudian ganti geser ke jakun markiel. gadis itu mengulum area menonjol tersebut dengan mulut terbuka.
“mmh, jangan gila sayang.. saya bisa meledak kalau kamu beginikan saya.” markiel mendesah berat, miliknya di bawah sana yang masih terbalut celana kain bahkan makin sesak dan minta dikeluarkan.
setidaknya jika ia tidak bisa meniduri amelnya, ia bisa memainkannya sendiri dengan bantuan presensi amel nantinya.
amel benar kesetanan karena ia kembali meraup bibir markiel yang masih mendesah keenakan di bawah kendalinya itu sambil menyusupkan lidah ke dalam. keduanya kembali bergulat lidah dengan liar sampai desahannya keluar secara bergantian. markiel menelan bulat-bulat segala erangan amel yang keluar di dalam mulutnya.
“enak lho kiel. ciuman sama kamu tuh enak. serius. mau lagi.”
huh? markiel hampir tersedak saliva ketika mendengar ujaran amel barusan. dan belum sempat linglungnya tersadarkan, amel sudah kembali menangkup pipinya dan menghajar kembali bibirnya.
oh? lihat siapa yang tadi marah-marah karena bibirnya perih kebanyakan berciuman?
keduanya kehabisan napas ketika akhirnya amel menarik ciumannya mundur. kepalanya berkedut karena saling hisap beberapa saat lalu.
markiel menatap kondisi amel yang sudah awur-awuran di atasnya sembari mengelap bibir bawahnya sendiri yang basah oleh hasil tukar saliva barusan. ia terkekeh berat sebelum bertanya, “jadi sudah selesai main sama saya atau ganti saya lagi ini?”
amel menekuk alis. “belum selesai, aku masih mau main!” ujarnya lalu kembali mendekatkan tubuh dan menjilati daun telinga markiel di sisi lain yang belum ia jamah.
markiel spontan belingsatan dan mengerang berat. nafsunya terus naik dan naik tanpa bisa ia kendalikan lagi. bahkan ketika amel mulai menggigit dan menghisap daun telinganya, markiel hanya mampu meremasi pinggul amel saja tanpa bisa berbuat apapun.
setidaknya sampai amel selesai dengan keinginannya untuk main tadi.
“mel, udah mel.. saya gak kuat nahan terlalu lama kalau seperti ini.”
bagaimana tidak? tangan amel tau-tau saja sudah mengelus area dadanya. jemari lentiknya pun sudah mulai berani memberikan cubitan atau pelintiran kecil pada puting markiel.
“lucu ya punya cowok tuh..” amel bermonolog seraya memundurkan badannya sedikit ke belakang. dan belum sempat markiel membalas, amel sudah maju lagi dan menjilat memutar ujung milik markiel tersebut.
“sayang, kamu jangan begini...” markiel memejam mata dan menjenggut rambut amel pelan akibat keenakan. memang benar mulutnya melarang, tapi gerakan tangannya sama sekali tak menunjukkan adanya gerak-gerak perlawanan. malah kini lelaki itu sibuk menahan kepala amel di posisi tersebut karena gadis itu sudah mulai menyedot-nyedot dan menggigiti dengan lihai sampai ujung milik markiel makin mengeras dan tegang.
amel mendesah kecil di tengah kegiatannya, merasa geli sebab bagian bawah markiel makin terbangun dan memanggil ingin disentuh. kerasnya begitu menusuk permukaan walau masih tertutup oleh kain baju.
“kamu gak mau lepas celana aja kiel? ayo aku bantu tidurin itu.” amel menyentuh pelan sesuatu yang masih terlindungi celana tersebut dengan ragu. ia butuh bimbingan karena ini benar kali pertamanya untuk bermain.
tidak, jika kalian pikir otak amel itu suci, kalian salah besar. sebab memang otak amel tidak sepolos itu. ia tentu bukan gadis kuper yang tidak pernah menonton film-film dewasa. drama korea yang ia tonton pun sering kali juga banyak mempertontonkan adegan ranjang walau hanya sekilas-sekilas saja.
namun, untuk mengetahui caranya memegang dan bermain... amel akan bohong sekali jika ia bisa langsung ahli tanpa adanya arahan.
oleh karena itu ia jadi terkejut ketika merasakan milik markiel yang benar sekeras itu.
dan sekali sentuh tadi, markiel langsung menegang sampai matanya kembali memejam.
“kamu yakin suruh saya buka celana mel? gak akan bisa saya rem lho itu nafsu saya kalau sudah sekali keluar..”
“gak papa.” amel mengangguk, menelan ludah. dengan berani ia sentuh lagi dengan telunjuk pusaka markiel yang makin menantang di balik celana tersebut.
markiel sontak mengerang dan menatap mata amel lekat-lekat. “no regret on this, mel? wanna make sure kita berdua benar-benar mau malam ini terjadi.”
amel memajukan badan dan mencium bibir markiel sekilas. “gak bakal nyesel selama sama kamu.”
dan dengan begitu markiel memutar kembali posisinya hingga amel bisa telentang di kasur sementara ia meloloskan celana luarnya ke bawah. menyisakan bokser hitam yang masih belum mau ia turunkan.
“then you open this for me.” markiel berlutut di samping tubuh amel dan memberikan titah. sepertinya aura mendominasinya mulai keluar sedikit demi sedikit. toh ia juga ingin mengetes keseriusan amel dengan ucapannya tadi.
tak disangka-sangka, amel menurut. jemarinya mencekali karet bokser markiel dan menurunkannya perlahan-lahan. seakan malu, pun takut ingin melihat benda apa yang bersembunyi menantang di balik sana secara langsung.
markiel memejamkan mata, jemari amelnya begitu dingin ketika bersentuhan dengan kulit perut markiel. dan sedetik berikutnya dalaman markiel benar turun ke bawah, langsung menunjukkan pusakanya yang berdiri menegang tanpa tertutup kain apapun lagi.
amel melotot. jantungnya berpacu dengan cepat kala melihat milik markiel yang ujungnya telah basah akibat precum yang meleleh keluar.
markiel sampai memalingkan wajah panasnya ke arah lain karena ia telah terekspos sempurna sedangkan amel saja masih mengenakan celana dalam. tidak, tidak. gaun tidurnya saja belum lolos sempurna dari pinggul!
betapa curangnya..
“horor markiel......” komentar pertama itu keluar ketika amel memberanikan diri menyentuh ujung kepala milik markiel dengan jari telunjuknya.
“ahhhh..” markiel terkejut dan reflek saja mengerang berat. bagian sensitifnya kena sentuh jemari cantik, siapa yang tidak makin terangsang?
“ini serius aku boleh pegang? pake tangan?” amel menunjuk telapak tangannya sebelum mendekatkan ke arah junior markiel yang memanggil-manggil tanpa suara tersebut.
“sudah bisa atau mau saya bantu?” markiel menawarkan jasa.
amel reflek menggigit bibir bawahnya, “bantuin... hehehe”
gila... perasaan ini seperti markiel hendak memuaskan diri sendiri dengan bantuan tangan amelnya..
“look carefully at my expression, amelia... pelajari saya selagi tangan kamu mulai gerak.”
amel mengangguk, melihat markiel mulai menarik jemari amel perlahan dan mengarahkan ke pusakanya yang makin menegang merah.
“gerakin tanganmu naik turun, mel.. ujungnya bisa kamu usap pakai ibu ja... fuck, christa...” markiel mengerang berat ketika amel melakukan perintahnya. gadis itu bahkan setia memperhatikan ekspresi markiel sesuai arahan demi mempelajari gerak apa dan letak sensitif mana yang pria itu sukai.
“enak?” amel bertanya, terus menggerakkan jemari lentiknya naik turun seraya sesekali mengusap ujung kepalanya yang basah dengan ibu jari. jika ini ujian, markiel akan memberikan poin sempurna karena amel langsung cepat tanggap hanya dengan sekali arahan.
“press it harder and stroke it faster christa..” markiel memberi titah seraya menunduk ke bawah. kala kenikmatan melanda, otaknya makin terbakar nafsu karena bertatap mata dengan amel yang kini mendongak.
amel menurut, segera mengocok naik turun dengan kuat sesuai permintaan. gadis itu bisa melihat sendiri ujung markiel yang terus mengeluarkan cairan-cairan kental. ia mendongakkan wajah dan kembali menatapi raut markiel yang keenakan sambil menguar desah-desah nikmat.
“ahh, christa... stop dulu tangan kamu, jangan arahkan ke wajah. saya mau keluar.”
untuk hal ini amel tidak bodoh, ia tau jika gerakannya benar maka markiel akan mencapai ujungnya, dan dilihat dari tegangnya otot markiel, sekiranya memang lelaki itu akan memuntahkan cairannya dekat-dekat ini. dan dengan gerak nekat, perempuan itu mendekatkan kepala dan menjilat ujung milik markiel memutar.
“AH, CHRISTA! what are you doing down here?” markiel tersentak dan makin menggelinjang, ia tidak menyangka amel bisa sebegitunya. tangan dan lidahnya bergerak seirama disertai tekanan kuat yang makin cepat.
markiel segera menarik badannya mundur dan mengarahkan cairannya ke arah lain agar tak mengenai wajah cantik amelnya. geraman beratnya yang hampir lolos itu terbenam sempurna ketika amel ikut berlutut dan menciumi bibir markiel kembali. menelan semua erangan nikmatnya. tangan gadis itu bahkan masih memijat naik turun pelan untuk memperpanjang pelepasan markiel.
lelaki itu tak tinggal diam, mulai menghisapi bibir amel dan menautkan lidah untuk bermain kembali. ia mendorong amel agar rebah telentang lagi sementara ciumannya terus berlangsung.
“that was so incredible..” markiel menarik napas dengan jantung berdegup tak beraturan kala menindih amel dari atas.
“jadi, enak?” amel menangkup wajah markiel demi bertatap mata.
markiel tak menjawab, sebagai gantinya ia meneleng wajah dan menciumi telapak tangan amel yang mencekali pipinya hingga turun ke pergelangan tangannya.
“aku baru pertama kali cicipin itu, rasanya... apa ya ini?” amel mencecap mulutnya sendiri. “manis.. tapi, apa ya?”
markiel terkekeh, tak menanggapi ocehan amel yang membahas rasa cairan markiel dan mulai melancarkan aksinya untuk ganti memuaskan amelnya.
“saya sentuh ya..” markiel berujar. ucapannya barusan bukan permintaan ijin, tapi pemberitahuan mutlak. karena sesaat setelahnya amel bisa merasakan celana dalamnya digeser ke samping sementara lipatannya sudah disentuh dengan jari tengah markiel.
“mmmhhh....”
baru disentuh, gadisnya sudah responsif sekali. bagaimana jika nanti sudah dimainkan dengan benar? apa seisi rumah tidak akan mendengar?
“basah begini kamu, mel..” markiel mengajak bicara selagi jarinya terus mengusapi lembut naik dan turun di bawah sana. mempelajari amelnya dengan fokus karena kini matanya tak beralih kemana-mana selain menatap wajah amel yang mulai dilanda nikmat kembali.
jemarinya bergerak terus hingga akhirnya menemukan area sensitif, klit amel yang membengkak itu ia usap dengan telunjuk.
satu kali usap, dua kali usap, tiga kali usap.. amel terus merintih sambil memeluk leher markiel.
“geli...” amel sambat ketika matanya bertumbukan dengan markiel. “tapi enak.. ahh!” betapa terkejutnya ketika satu jemari markiel mulai menusuk masuk di lubangnya secara mendadak. gerakannya pelan, keluar masuk dengan ritme stabil.
“masih jari saya ini mel..” markiel terkekeh berat ketika amel menjenggut rambutnya keenakan. markiel lantas menarik sedikit tubuhnya demi mencari payudara amel yang menganggur.
“ahh satu-satu, kiel.. satu-satuuuuuu..” amel menggelinjang kala kehangatan kembali menyelimuti payudaranya secara bergantian. markiel menghisap, menjilat dan menggigiti putingnya dengan pelan sesuai ritme yang ia jalankan di bagian sensitif bawah sana.
“cantik kamu mel..” markiel menggumam, meloloskan jari tengahnya masuk sempurna dan mulai mengoyak dengan gerak memutar di dalam sana. jempolnya ia gunakan untuk mengusap klit selagi mulutnya kembali menghisap puting amel yang makin menjulang.
rintih kenikmatan itu terus menguar merdu di dalam kamar tanpa adanya usaha untuk menahan. tak peduli jika yang di luar sana mendengar karena kini otak amel hanya berisi markiel dan markiel seorang.
“ahh ahh.. gak bisa.. kiel! mau pipissss.” amel menggelinjang kala miliknya terus dimainkan semakin cepat oleh markiel. dan sebelum ia mengeluarkan cairannya, markiel mulai menarik diri.
tak membiarkan amel bertanya-tanya atau memprotes tindakannya barusan. markiel segera turun dari kasur dan menarik kaki amel perlahan agar menepi ke pinggirnya.
“lebarkan kaki kamu mel.” markiel memberi perintah seraya mengulum bibirnya yang mengering. dan ketika amel menurut, lelaki itu segera menjatuhkan jilat basahnya ke pangkal paha amel sebelum akhirnya terperangah melihat kecantikan bagian sensitif amel yang tadi ia puaskan.
merah, mulus dan... berkilauan. cairannya yang terkena lampu kamar benar-benar tampak menggoda dan memanggil-manggil. dan tanpa buang waktu lagi markiel segera menjilat cairan tersebut dari bawah ke atas.
“ahhh markiel!” amel menggelinjang, hendak kabur juga kalau tidak lupa bahwa pinggulnya dicekali markiel erat-erat. tangan gadis itu reflek mencekali kepala markiel dan mengusel-usel rambutnya.
lelaki itu tersenyum di tengah kegiatannya sebelum ia lanjut menjilati klit amel dengan penekanan ekstra, hingga membuat cairan amel makin semangat keluar seakan sudah siap untuk memasuki tahap selanjutnya.
lidah markiel masih memutar di situ sebelum akhirnya ia melebarkan sedikit lipatan amel dengan kedua jari dan mengunci klit amel dengan bibirnya, ia kulum sebentar sebelum kemudian ia hisap kencang.
tindakannya barusan membuat amel awut-awutan dan mengerang dahsyat. nama markiel sampai menggema di dalam kamar.
bunyi hisap-hisap cairan dan decakan basah yang dihasilkan markiel mendominasi suasana, hingga akhirnya markiel bisa merasakan otot-otot amel menegang setelah markiel memasuk keluarkan lidahnya di lubang milik amel dengan gerak cepat. amelnya akan meledak.
lelaki itu langsung mencekali pinggul amel kuat dan terus memperdalam gerak lidahnya. mencumbu bagian sensitif tersebut dengan liar sampai akhirnya amel benar mencapai ujungnya.
“ahh ahh ahhhh” desahannya keluar tak beraturan, makin gila lagi ketika ia bisa merasa markiel tak berpindah posisi dan rela membersihkan cairan amel dengan lidahnya.
tak sampai di situ, kewarasan amel masih diuji ketika markiel mengecupi permukaan bagian sensitifnya berulang kali sampai amel reflek menjepit kepala markiel yang masih berada di antara kakinya itu karena kegelian.
markiel merangkak naik dan menciumi bibir amel dengan lembut. “cintanya saya...” bisiknya kecil ketika bibirnya mencumbu lagi dan lagi.
deru napas keduanya beradu dalam jarak dekat ketika markiel memundurkan sedikit kepalanya untuk meniti ekspresi amel. “untuk saat ini, begini saja ya? saya mau kita saling memiliki secara leluasa nanti.. di korea.”
amel mengangguk. membiarkan markiel kembali menghunjam bibirnya dengan lumat basah dan remasan-remasan kecil di payudaranya. bahkan dengan nakal ia menggesek-gesek pusakanya pada lipatan sensitif amel di bawah sana.
namun hanya begitu.. sebab omongan markiel selalu bisa dipegang, dan jika ia bilang bahwa akan melakukannya secara totalitas di korea.. maka nantikanlah. karena ia yakin bahwa ia akan bermain secara dominan sampai menghasilkan markamel junior yang pertama.
chapter 3 end.
silakan dinantikan edisi made in koreanya buibu pakbapak 🫵🏻
tlong 1knya itu jangan medit2.. sumpah chapter 1 udah otw 9k yang baca ya kali likenya 800 doang?!
ANW, privilege untuk kalian yang baca duluan pas aku gembok akun. passwordnya bakal aku ganti lagi nanti pas akunku aku buka. trims.
see u later, makasi sudah menanti markamel dengan setia 😆🩷